"Aileen?" Eunwoo mendekat.
"Pergilah!"
"Lihatlah? Semua baik-baik saja." Eunwoo meraih lengan Aileen dan menggenggamnya.
Aileen mencoba mengatur napasnya. Perlahan menurunkan tangannya dari menutup hidungnya dengan waspada. Eunwoo kemudian memeluk Aileen hingga tangan terlukanya terlalu dekat dengan penciuman Aileen.
"Maafkan aku," tiba-tiba Aileen menarik tangan Eunwoo yang terluka dan menghisap darahnya dengan cepat. Eunwoo yang masih dalam pelukan Aileen seketika berubah pucat hingga tak sadarkan diri.
"Aileen? Hentikan. Kau bisa membunuhnya." Resen berjalan mendekat.
Aileen seketika tersadar dan menahan tubuh Eunwoo yang hampir terjatuh. "Apa yang telah kulakukan? Tidak, Eunwoo? Sadarlah. Kumohon!"
"(Syukurlah aku tepat waktu menghentikannya. Semua berjalan sesuai rencanaku. Aileen hanya akan menyesali perbuatannya.)" gumam Resen dalam hati.
Sementara Avan menatap jalanan khawatir, "Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Kenapa dia belum sampai juga. Apa dia benar-benar membolos?" Kemudian Avan berdecak, "Yang benar saja. Dia memanfaatkan kebaikanku untuk membolos. Lihat saja jika ketemu, aku akan langsung menendangnya ke sekolah."
Aileen mengeratkan pelukannya pada tubuh Eunwoo. "Maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku. Kumohon!" Aileen terisak tangis menyesali perbuatannya. "Kumohon. Sadarlah, Eunwoo."
"Apa yang terjadi?" gumam Avan dari dalam mobilnya menatap 3 orang di tengah jalan. Avan segera mendekat dan menghentikan mobilnya. Lalu keluar dari mobilnya dan menghampiri.
"Apa yang terjadi di sini?"
Aileen menoleh bersama Resen.
"Aileen?" tanya Avan memastikan.
"Avan, kumohon. Bantu aku."
Avan kemudian mendekat dan melihat seseorang dalam pelukan Aileen. "Eunwoo?" Avan terkejut bukan main.
"Apa yang terjadi padanya?" Avan meraih tubuh Eunwoo yang tak sadarkan diri. "Dingin sekali."
"Aku tidak sengaja menghisap darahnya. Kumohon, selamatkan dia." kata Aileen lirih.
"Kumohon, selamatkan dia. Dia hampir kehabisan darah. Aku menghisap darahnya di bagian tangannya yang terluka, kuharap dia tidak terinfeksi olehku. Aku tidak mengeluarkan taringku saat menghisapnya."
"Baiklah. Cepat bantu aku membawanya ke dalam mobil."
Aileen mengangguk cepat dan membantu Avan merangkul Eunwoo memasuki mobil.
Aileen menggenggam tangan Eunwoo sebelum menutup pintu mobil. "Maafkan aku." Aileen meneteskan air mata.
"Masuklah. Kau harus ikut." Avan membukakan pintu mobil depan untuk Aileen.
"Tidak, aku tidak bisa." kata Aileen lirih.
"Kau tidak sengaja melakukannya, Aileen."
Aileen menggelang dan melangkah mundur, "Tidak, tidak. Aku tidak bisa berada di dekatnya lagi."
"Aileen?"
"Pergilah!" Aileen berlari menjauh.
"Aileen?! Berhenti!" Avan ingin mengejar namun ragu melihat keadaan Eunwoo. "Si*l!" Avan berlari masuk ke dalam mobil dan melaju bersama mobilnya.
Aileen berlari sekuat tenaga bersama air mata yang mengalir membasahi pipinya dan napasnya yang tersengal. Sementara Resen berlari mengejar Aileen dan berhasil menyusulnya.
"Aileen? Berhenti!" Aileen tak mendengarkan Resen dan terus berlari. "Aish!" Resen mempercepat larinya hingga berhasil menghentikan Aileen.
"Aileen. Sadarkan dirimu. Dia akan baik-baik saja." Resen menatap Aileen yang menundukkan pandangan bersama tangisnya yang tersedu-sedu.
"Aku hampir membunuhnya, Resen. Aku hampir membunuhnya." kata Aileen lirih. "Jika saja kau tidak menghentikanku, aku sudah menjadi seorang pembu-"
"Hentikan, Aileen." Resen meraih tubuh Aileen dalam pelukannya. "Semua adalah ketidak sengajaan. Semua akan baik-baik saja." Resen mengelus kepala Aileen, "Kau hanya perlu menjauh darinya, dengan begitu dia akan aman. Karena manusia dan vampir tidak kan pernah bisa hidup berdampingan. Mengerti?"
Aileen dengan berat hati menganggukkan kepalanya, menyetujui ucapan Resen demi keselamatan seseorang yang sangat berarti baginya.
*ManWithoutLight*
Avan turun dari mobil dengan tergesa-gesa dan merangkul tubuh Eunwoo.
"Dokter?! Suster?!"
Kemudian perawat rumah sakit berdatangan dan membantu Avan menidurkan Eunwoo di ranjang transfer pasien.
"Tubuhnya sangat dingin." kata salah satu suster.
"Dia kehilangan banyak darah. Cepat selamatkan dia!" kata Avan dengan khawatirnya.
"Tapi semua bersih, bagaimana mungkin dia kehilangan banyak darah?" kata suster lainnya.
"Apa kau akan terus bertanya hingga dia mati? Cepat selamatkan dia!"
"Apa yang kalian lakukan? Cepat bawa dia!" kata dokter wanita yang baru saja tiba.
"Baik, dokter." jawab perawat bersamaan.
Avan dengan wajah khawatir ikut mendorong ranjang transfer Eunwoo. Saat tiba di ruangan ia di hentikan agar tidak masuk. Avan dengan perasaan risau jalan mondar-mandir di depan pintu. Hingga hampir 1 jam, dokter keluar dan mendatangi Avan.
"Kita kekurangan darah."
"Aku bergolongan darah A, apa aku bisa?"
Dokter menggeleng, "Tidak. Pasien bergolong darah O."
"Lalu bagaimana? Apa rumah sakit ini tidak memiliki stok darah lagi?"
"Sayang sekali, tidak."
"(Aileen akan menyalahkan dirinya jika sampai terjadi sesuatu padanya.)" Avan memegang bahu dokter wanita itu, "Tolong selamatkan dia. Aku akan membayar semahal apapun, tolong temukan darah untuknya."
"Tidak ada waktu untuk menanyakan pada seluruh orang di rumah sakit ini."
"Lalu bagaimana? Lakukan apapun, kumohon. Selamatkan dia."
Dokter itu merasa bersalah, ia benar-benar tidak memilki stok darah O lagi. Terlebih Eunwoo benar-benar kehilangan banyak darah.
Update dengan eps pendek. Maaf sekali, saya seharian ini mencoba belajar menuliskan dialog dengan menonton film.
— Bab baru akan segera rilis — Tulis ulasan