Semua mata tertuju pada pengantin yang akan memasuki ruangan. Layar besar yang live menyorot kedua pengantin. Pengantin pria memiliki wajah oriental nampak dingin namun terlihat gagah dengan jas merah maroonnya.
Pengantin wanita juga nampak anggun dan cantik memakai gaun berwarna serupa dengan pengantin pria. Kecantikan pengantin wanita begitu alami.
Nampak pengantin wanita adalah seolah blasteran china - rusia. Wajahnya menunjukan dia berwajah oriental. Namun matanya berwarna biru. Ji Eun dan Jimmy berada di posisi yang jauh dari pintu utama.
Mereka sedang bermesraan satu sama lain ketika pengantin masuk. Pandangan Ji Eun sedikit buyar begitu mengetahui siapa pengantin prianya.
Reflek Jimmy memeluk Ji Eun erut agar tidak jatuh. Apalagi saat ini Ji Eun menggunakan sepatuk high heels 15 cm. Itu sangat bahaya. Jimmy langsung memahami apa yang di rasakan oleh Ji Eun.
"Are you oke, honey? tanya Jimmy kawatir
"I'm okey. Sepertinya aku hanya pusing sesaat" Jawab Ji Eun lemah.
Wajah Ji Eun sudah telihat pucat. Pengantin prianya adalah Hauw Hauw. Bukan hanya Ji Eun yang tertegun. Jimmy juga tertegun siapa presiden Yu sebenarnya. Dia tak menyangka itu adalah bajingan sial itu.
Ingin rasanya Jimmy menghampiri dan memukul pria bajingan itu di depan semua orang.
Seperti tidak cukup membuat trauma istrinya, dia membuat ulah kembali. Dia membuat skandal dan menikah namun masih menggangu kehidupan istrinya.
Jimmy segera menggendong Ji Eun melewati jalur belakang. Beberapa orang langsung terkejut dengan hal itu Termasuk juga Yu Feng Feng.
"Hey bro! What happen?" tanya Yu Fen kawatir sambil menyamakan langkah mereka
"No problem. Istriku hanya lelah. Aku harus segera membawanya beristirahat."
"Owh okey. di lantai 17 adalah kamar khusus para tamu. Minta saja kunci pada resepsionis dan istirahatlah."
"Thanks" kata Jimmy sambil mempercepat jalannya.
Wajah Ji Eun sudah sangat pucat dan bergetar hebat. Air mata sudah mulai keluar setetes demi setetes.
Jimmy langsung menuju lantai 17 begitu mengurungkan niatnya untuk pulang. Ji Eun tak akan sanggup menahan lebih lama.
Tangis histeris pecah begitu mereka memasuki ruangan.
"Ada apa, honey? Ceritalah .. Supaya beban di hatimu berkurang .. Aku akan ada untukmu apapun yang terjadi .. Tenanglah ... " Ucap Jimmy sambil memeluk Ji Eun erat sambil menepuk pundaknya.
"Hikssss hikssss ... Aku tak pantas untukmu hiksssss .. hiksssss ... aku terlalu egois ... hikssss hikssss ... aku kotorrr ..." sambil menggosok keras tubuhnya yang di peluk Jimmy.
"Hikssss kamu pantas hikkksss hiksss dapat hiksss yang terbaik ... hiksss hiksss ...." ucap Ji Eun di selingi tangisannya yang pecah
Jimmy hanya diam mendengar semua yang di katakan Ji Eun. Malam itu menjadi malam yang panjang. Ji Eun mengakui kejadian hari itu pada Jimmy. Tidak ada raut kekecewaan dan tak ada kemarahan dalam diri Jimmy.
Jimmy hanya diam seribu bahasa sambil memeluk dan menepuk pundak istrinya. Tiga jam yang di isi tangisan Ji eun berakhir.
Ji Eun tertidur dalam pelukan Jimmy. Matanya Ji Eun terlihat sudah bengkak. Jimmy perlahan menidurkan Ji Eun kekasur. Membelai rambutnya dengan perlahan. Kemudian mencium keningnya.
Jimmy keluar dari kamar hotel tersebut begitu menyelimuti tubuh istrinya