Setidaknya hari itu Putri merasa ada diri Irfan yang dulu ia kenal, pria itu sudah mulai peduli dengannya. Bahkan Irfan terus saja menggenggam tangan Putri, disaat mereka sedang berjalan pada jalan setapak, yang dipenuhi dengan berbagai macam barang dagangan.
"Irfan?" Panggil Putri pelan.
"Apa? Ada yang mau kamu beli.
"Bisa tidak kamu melepaskan tanganku, sebentar saja..." Putri memohon, tapi Irfan justru mengerutkan keningnya merasa ada yang aneh.
"loh memangnya kenapa? Kamu malu jika aku bersipak seperti ini?" Tanya Irfan, dan mengalihkan pandangannya dari sebuah gantungan kunci dengan bentuk pohon kelapa.
"Irfan... lihatlah kedua tangan kita ini! Merentang lurus, bahkan menghalangi jalan orang. Jarak kita setidaknya satu meter, aku ingin melihat toko yang ada di ujung jalan sana." Protes Putri, seraya ia menggelengkan kepalanya pada sikap Irfan yang seperti anak-anak.