Beberapa saat sebelumnya, sebelum kejadian Irfan dan Steve berseturu.
Rita sudah berada diruang rawat Ratih, ia duduk pada sebuah kursi kecil dengan kedua kakinya yang menyilang. Sedangkan Ratih menatap bingung pada wanita, yang baru pertama kali ia lihat sebelumnya.
"Siapa anda?" Tanya Ratih, akhirnya ia membuka pembicaraan diantara keduanya.
"Maafkan saya... saya Rita Wijaya. Saya kakak dari Irfan Wijaya." Jawab Rita dengan ramah, tapi senyum kecilnya membauat perasaan Ratih justru menjadi gelisah.
"Ada apa anda kesini, dan dimana Irfan Wijaya?" Tanya Ratih heran, karena seharian ini ia tidak melihat sosok Irfan yang menjenguknya.
Rita beranjak dari duduknya, sudah tidak ada senyum tipis yang ia berikan untuk Ratih. Wajahnya terlalu datar dan sulit untuk ditebak, apakah wanita itu sedang marah atau sedang senang. Sungguh Ratih tidak mengetahuinya.
Jangan lupa untuk dukung Author ya...
Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia membaca hingga bab ini
Jangan lupa dukung dengan...
1. Power Stone
2. Rate bab ini
3. Berikan Review, review bisa berulang-ulang lohh
4. Comment bab ini
Dan Share novel ini pada teman dan keluarga yaa.. hehe
terimakasih