Unduh Aplikasi
9.41% IHeart You / Chapter 35: Sebuah Kenangan

Bab 35: Sebuah Kenangan

Bambang dengan senang mengundang Rita untuk makan malam bersama dengan keluarganya, tentunya ajakan paksa itu dia terima dengan senang hati. Para anggota keluarga yang berkumpul, mulai bercengkerama dengan Rita yang memang sangat supel dan ramah.

"Rasanya, aku hampir lupa. Kapan terakhir kali aku makan bersama-sama seperti ini." Ucap Rita menatap para anggota keluarga dengan sangat senang. "Surya, Roy kalian tumbuh dengan cepat. Aku Bahkan terkejut kalian berdua sudah menikah. Aku masih berpikir kalau kalian masih anak-anak." Rita tertawa kecil.

"Tante yang sudah jarang berkunjung." Ucap Roy yang sibuk dengan makanan yang ada di piringnya. "Tante Rita, akan tinggal lama di Indonesia?" Tanya Surya. Rita menatap Surya dengan curiga.

"Kenapa Surya, apa kamu mau bilang kalau kamu kangen sama aku ya, Apa kamu lupa dulu kamu bilang kalau kamu cinta sama tante." Ledek Rita, Surya langsung tersedak dan langsung mengambil air yang berada didekatnya meminumnya dengan satu kali teguk. Sedangkan Leyna menatapnya dengan curiga.

"Haha.. Tenang Leyna. Itu cuman tingkah laku anak kecil saja. Waktu itu aku usia 15 tahun dan Surya masih enam tahun. " Ucap Rita masih menahan tawanya. "Just kidding... Tolong Jangan diambil hati ya." Rita masih menatap Surya dan Leyna.

"Aku sungguh senang Rita kamu kembali ke Indonesia." Ucapan Bambang langsung membuat suasana menjadi hening seketika, karena semua anak-anaknya mulai memperhatikan ayah mereka.

"Yahh... Memang... Seharusnya sudah lama aku kembali ke Indonesia. Cuman Harry terlalu sibuk, dan aku harus terus mendampinginya." Rita menjelaskan dengan datar. "Kau dan Ana, sama persis. Selalu tidak mau berdiam diri." Ucap Bambang.

"Yah, begitulah kami." Rita tersenyum lebar. "Hanya saja bedanya, Ka Ana dikelilingi oleh putra dan putrinya." Rita menatap anak-anak Soedarmo. "Aku bahkan kaget, ka Ana mau memiliki anak hingga tujuh." Rita memperlihatkan wajah takjubnya.

"Tante sendiri sudah ada anak berapa?" Tanya Raja penasaran, Rita pun terkejut dengan pertanyaan Raja, dan sedikit tersedak. "Tante? Tante blum punya anak." Ucap Rita memaksakan senyumannya. Raja yang mendengar jawabannya menjadi canggung.

"Tidak apa-apa, jangan merasa tidak enak seperti itu." Ucap Rita dengan tenang. "Kalian tahu kan... Kalau kalian menikah sama orang luar, mereka punya pemikiran sendiri soal memiliki anak. Mmm.. Kalau tante boleh kasi saran... sama lokal aaja." Ucap Rita terkekeh. Menjelaskan tanpa ada rasa beban, walaupun para anggota keluarga lainnya merasa... Rita hanya berusaha untuk menutupi kesedihannya.

Wira, Rian, Renata, dan si kembar yang baru mengenal Rita, hanya bisa memberikan senyuman mereka. "Tante umur berapa sekarang?" Tanya Putri, mencoba mengalihkan pembicaraan. "Coba tebak?" Rita berbalik bertanya.

"Yang jelas sih tante awet muda sepertinya." Ucap Putri memberikan jawaban terbaiknya. Rita kembali tersenyum mendengar jawaban Putri. "Tante 37 tahun." Ucap Rita, "Wouww, Tante masih terlihat cantik ya." Renata memuji. Dan Rita tersenyum tersipu.

"Tapi bagaimana pun, yang terpenting kita harus punya jiwa yang muda." Ucap Rita. "Banyak sekali yang ingin tante ceritakan ke kalian semua, Kalian tau gak dulu ka Ana itu benci sekali sama Ka Bam." Rita kembali bercerita, Bambang yang kali ini tersedak dan anak-anaknya mulai menunjukkan ketertarikan dengan arah pembicaraan Rita.

"Bahkan, Ka Ana sempat bilang ingin mencekik ayah kalian. Saking keselnya." Rita kembali tertawa melihat ekspresi Bambang yang mulai malu. "Sepenglihatan aku, Ka Ana pernah tampar ayah kalian satu kali, dan menonjok di bagian perut ayah kalian." Rita kembali melihat ekspresi Bambang yang tersedak.

"Tante serius, Mama pernah seperti itu." Rian yang bertanya penasaran, bahkan berhenti dari makannya. "Iya benar, ayah kalian itu orangnya kaku, sok kuat." Rita memandang Bambang yang sudah mulai menatapnya dengan amat tajam berharap Rita menghentikan cerita soal dirinya.

"Terlalu perfectionis, dan dingin sama perempuan." Rita tidak mempedulikan Bambang yang menatapnya. "Dulu ayah kalian itu musuh di anak-anak panti." Rita semakin banyak bercerita, bahkan anak-anak Soedarmo memperhatikannya dengan seru.

"Ahh, itu cerita masa lalu yang panjang, ayah kalian juga berniat ingin membeli Panti kami. Dan akhirnya malah Ka Ana sendiri yang jatuh cinta dengan Kak Bam." Rita kini menatap wajah anak-anak Soedarmo yang memperhatikannya bicara tanpa berkedip.

"Ohh, jangan bilang ayah dan ibu kalian tidak pernah bercerita masa lalu mereka?" Tanya Rika, Dan anak-anak Soedarmo menggelengkan kepala mereka secara bersamaan. Rita semakin memperlihatkan deretan giginya yang rapi dengan senyumannya yang lebar.

Makan malam itu terasa sangat berbeda, banyak kisah masalalu yang diceritakan oleh Rita kepada anak-anak Soedarmo. Bagaimana ia menceritakan kisah percintaan Mariana dan Bambang yang penuh perjuangan. Dia juga menceritakan, bagaimana hubungannya dengan Mariana sempat renggang karena kesalahpahaman.

Usai makan malam Rita ijin pamit untuk pulang, dia menyatakan kesenangannya sudah bisa bertemu dengan mereka semua. Bahkan melalui asistennya Rita memberikan banyak hadiah dan buah tangan untuk keluarga Soedarmo.

Semua anggota mengantarnya hingga pintu luar, terlihat mobil dengan supir pribadi sudah berada di halaman rumah. Seorang perempuan dengan pakaian formal juga telah menunggu dan berdiri di samping mobil Rita.

"Sekali lagi terimakasih ya, buat semuanya. Tante benar-benar sangat senang bisa berbincang-bincang dengan kalian semua." Rita menatap para anggota keluarga seakan tidak mau beranjak dari kediaman Bambang.

"Tante, sering-sering berkunjung ya." Ucap Putri dengan sungguh-sungguh. "Ya Pasti Putri. Ka Bam juga jaga kesehatan ya, dan pertimbangkan mengenai tawaran ku." Ucap Rita memeluk Bambang yang duduk di kursi rodanya.

Surya pun memeluk Rita, begitu juga dengan Roy. Para lelaki Soedarmo mengucapkan salam perpisahan dengan tantenya . Putri, Leyna dan Renata memeluk dan mencium pipi Rita dengan rasa sayang.

Rita pun berlalu, masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan kediaman Soedarmo. Rita masih terus berpikir, dan masih mengingat hari yang ia lewati dengan keluarga Soedarmo.

"Anda terlihat senang sekali Bu Rita?" Ucap assistennya yang duduk bersebelahan dengan supir, dan melihat Rita tersenyum dari kaca spion depan. "Oh ya?" Tanya Rita kembali tersenyum. "Rasanya sudah lama aku tidak pernah berkumpul seperti itu." Ucap Rita menatap ke arah luar jendela, dan melihat beberapa lampu jalan.

"Bu, tadi ibu anda menelpon. Dan bertanya kapan anda akan pulang ke rumah." Ucap assitennya dengan ragu. "huhh, akhirnya aku harus bertemu dengan mereka ya. Apa jadwalku ku besok kosong?" Tanya Rita terlihat tidak senang.

"Besok sore, Mr. Harry akan tiba di Indonesia." Ucap Desi cepat. "Baiklah, malam ini kita kembali ke rumah. Besok kalian libur saja dulu dan istirahat, biar aku yang jemput suami ku sendiri." Ucap Rita menatap Desi yang duduk di depan. "Mmm...Seperti apa rupa adikku saat ini." Ucap Rita pelan kepada dirinya sendiri, dan pandangannya menatap pada sisi jendela mobil.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Sita_eh Sita_eh

Terimakasih untuk yang sudah membaca sampai bab ini.

Jangan lupa untuk dukung saya. caranya.

1. Vote dengan Power Stone.

2. Berikan Review anda.

3. Beritkan Rate bintang lima untuk bab yang sudah dibaca

4. Share Cerita ini pada teman dan keluarga ya.

Terimakasih :)

Find me on IG Sita_eh

Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C35
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk