Rasanya baru saja Putri merasakan kebahagiaan yang sudah lama ia nantikan, tapi semua itu sudah berubah menjadi angan yang tidak pernah akan terjadi dalam kehidupannya.
Rangkulan Irfan sangat erat mendekap tubuh Putri, ia sendiri juga merasakan kesedihan yang besar. Tapi ia harus dan bisa menunjukkan ketegaran dan kekuatan besar dihadapan istrinya.
Tangisan demi tangisan keluar begitu saja, tanpa ada yang menghalangi. Tanpa ada batasan, siapapun akan terenyuh melihat pemandangan yang berada didalam kamar tersebut.
Air mata cinta, air mata kehilangan, air mata kemarahan. Semua bercampur menjadi satu, dan rasa tidak menerima menjadi yang paling menguasai pikiran Putri dan Irfan saat itu.
Putri tidak tahu sudah berapa lama ia menangis dalam dekapan suaminya, yang ia tahu rasa sesak didadanya semakin bertambahnya, karena mengetahui sebuah kenyataan bahwa ia harus merelakan kepergian dari bayi yang sedang dikandungnya.
jangan lupa dukung Author yaa.. dengan meberikan power stone dan ulasan.
terima kasih.. author janji akan update rajin untuk kalian semuanya..