(Chapter ini magandung konten dewasa dan kekerasan. Dimohon kebijakan pembaca dalam menyikapi)
Melisa tidak tahu berapa lama ia sudah memejamkan matanya, karena ia merasakan kesemutan pada pegelangan tangan dan kakinya. Melisa juga merasakan pipinya yang terlalu kaku, karena terlalu lama bersentuhan dengan lantai yang dingin.
Kelopak matanya berkedut perlahan, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk membuka matanya. Pandangannya masih belum jelas, karena rasa pusing dikepalanya masih terus berputar-putar.
"Ah... Dimana aku?" Batin Melisa karena mulutnya masih tersumpal dengan lakban hitam. Dia juga menyadari kaki dan tangannya masih dalam keadaan terikat. Tiga pria yang sudah menculiknya, membiarkan Melisa tidur diatas lantai yang lembab dan dingin.
Tempat ia berada saat ini, tampak seperti sebuah gudang yang sudah lama tidak ditempati, ditambah lagi bau amis yang sangat menyengat dan membuatnya menjadi mual.