Unduh Aplikasi
40.62% MENGEJAR BAHAGIA DENGAN ORANG YANG RUMIT / Chapter 13: Persiapan Dinner

Bab 13: Persiapan Dinner

"Kakak....kau baru pulang?"Denis menyerbu Alex dengan pertanyaan begitu dia sampai dirumah.

Alex melemparkan jasnya ke wajah Denis,siulan terdengar dari mulutnya.

"Wah sepertinya ada kabar bagus."Denis mengambil jas Alex yang menutupi wajahnya.

"Ayo ceritakan padaku."Denis penasaran.

"Jangan menggosip,itu pekerjaan perempuan.Apa kau mau menggunakan rok setelah ini?"Alex mengejek Denis.

"Wah....dasar tak tau diuntung,apa ini balasanmu padaku?"Denis mengutuk Alex.

"Baiklah-baiklah,malam ini kita dinner."Alex berkata sambil berjalan menuju kamarnya meninggalkan Denis dengan jas ditangannya.

"Apa katamu? kita? ,apa kau bermaksud menjadikanku kambing congek dengan melihat kalian berkencan?" Denis tidak setuju dengan rencana Alex.

"Hahahahaahahaaha.....turuti saja perintahku,kau tidak akan menyesal."Alex tidak menghiraukan omelan Denis.

"Seenaknya saja memerintah,pasti dia ingin aku jadi gurunya untuk berhadapan dengan Zahra nanti,"Denis menggerutu sendirian.

"Kacau semua rencanaku untuk malam ini!"Mulutnya masih mengomel saat Denis mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Sayang.....acara malam ini kita batalkan,aku ada urusan mendadak."Tanpa basa-basi Denis langsung mengatakan itu.

"Tapi aku sudah mempersiapkan semuanya sayang,kamu tidak bisa seenaknya seperti ini..."Suara dari seberang sana mencoba membujuk Denis.

"Jangan cerewet,apa kamu tidak mendengar apa yang kubicarakan?Denis ketus.

"Tapi..."Belum menyelesaikan perkataannya Denis sudah menutup teleponnya.

Denis melemparkan jas Alex ke sofa,dan ingin pergi dari ruangan itu tapi ponselnya berdering.

"Ada apa?"Denis mengangkat panggilan itu dan berkata dengan malas.Itu dari teman wanitanya yang lain,mmmm....bisa dibilang dari pacarnya yang lain.

"Sayang....kapan kita bisa ketemu,kamu sibuk terus."Suara manja dari seberang sedang mencoba meluluhkan hati Denis.

"Aku belum tau."Denis masih malas untuk menjawabnya.

"Ini sudah seminggu lebih dari kita kencan terakhir,kamu selingkuh dari ku ya?"Wanita itu mulai merajuk.

"Itu semua bukan urusanmu,aku tidak pernah berjanji akan setia padamu bukan?"Denis berkat dengan suara dingin.

"Kamu keterlaluan,setelah apa yang sudah kulakukan untukmu?"Terdengar suara tangisan dari seberang sana.

"He....bukannya itu sudah lunas dengan kamu meminta uangku?"Kemudian Denis menutup teleponnya.

"Bikin sakit telingaku saja."Denis bergumam setelah mematikan panggilan dalam ponselnya.

Ponselnya berdering lagi,kali ini panggilan dari teman wanitanya yang lain lagi,oh....bukan maksud saya adalah pacarnya yang lain lagi.Denis tidak mengangkat panggilan itu malah menolaknya.

"Lama-lama mereka merepotkanku,sebaiknya aku meninggalkan mereka dan mencari suasana baru,perempuan-perempuan manja itu tidak cocok dengan ku."Denis masih bergumam dengan dirinya sendiri.

"Kau akan bertekuk lutut dengan perempuan yang akan menolakmu sampai berkali-kali hingga kau menangis darah saat mengejar cintanya dan berusaha meluluhkan hatinya."Alex sudah duduk diatas sofa,entah sejak kapan dia berada disana yang pasti dia mendengarkan semua obrolan Denis di ponselnya dengan beberapa teman perempuannya itu,mmmm....sekali lagi maksud saya pacar-pacarnya itu."

"He....apa kau sedang mengutukku dengan sumpah serapahmu itu?"Denis melotot pada Alex.

"Kau begitu kejam dengan beberapa wanita,ingatlah kau juga lahir dari rahim seorang wanita."Alex menyilangkan kakinya,gayanya saat berbicara terdengar sangat santai.

"Kejam apanya,aku memanjakan mereka dengan uang ku,bukankah itu impas,dan mereka tidak keberatan saat memberikan milik mereka yang berharga padaku."Denis membela dirinya.

"Tapi pada akhirnya kau telah membuat mereka patah hati,apakah kau tidak takut suatu saat keadaan itu berbalik padamu."Alex masih santai dengan gayanya.

"Ah.....sudahlah hentikan pembicaraan ini kalau kau masih butuh bantuanku untuk malam ini."Denis terdengar mengancam.

"Apa kau sedang mengancamku? Baiklah kalau begitu mulai besok aku akan mengirimmu ke kota B untuk mengurus proyek baru disana."Alex diatas angin.

"Sekarang siapa yang sedang mengancam,kau selalu berhasil mengintimidasiku."Denis selalu kalah dalam perdebatan dengan Alex.

Alex tersenyum menang,Dia tidak mudah dikalahkan oleh Denis.Hubungan mereka memang selalu seperti ini,namun mereka saling menyayangi satu sama lain.Mereka telah dibesarkan bersama dan tubuh bersama.Pertengkaran-pertengkaran kecil selalu mewarnai hidup mereka,tapi itu tidak pernah jadi masalah dalam hubngan kakak beradik ini.Walaupun mereka berdua selalu seperti ini mereka tidak bisa terpisahkan,saat bekerja mereka selalu terlihat kompak,selalu memberikan ide dan gagasan untuk perkembangan bisnis Alex.Ya..tentu sja itu adalah bisnis Alex karena itu adalah warisan dari orang tua Alex.Sebenarnya orang tua Denis juga sangat kaya raya,dan juga sering memintanya untuk bergabung bersama mereka dalam menjalankan bisnisnya.Tapi Denis selalu menolak,dengan alasan tidak ahli dibidang itu,dan lebih senang menjadi asisten dan supir Alex.

Tentu saja Denis tidak sebodoh seperti penilaian kedua orang tuanya terhadapnya,hanya saja dia tidak pernah menemukan kenyamanan saat bersama kedua orang tuanya.Jarak mereka sudah terlihat ketika Denis masih kecil,Denis tumbuh bersama Alex dan omanya.Kedua orang tuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing sampai Denis tumbuh dewasa.Itu sebabnya Denis tidak mau jauh-jauh bahkan tidak ingin berpisah dari Alex dan omanya.Baginya Alex dan oma adalah orang yang sangat penting dalam hiduonya.Tentu saja orang tuanya juga,namun Denis sangat mengutamakan keersamaannya dengan Alex dan oma dari pada dengan orang tuanya.

"Duduk disini."Alex memerintah Denis seperti anak kecil.Dan Denis menurutinya.Kalau saja kalian bisa membayangkan betapa imutnya Denis saat Alex menyuruhnya duduk disebelahnya.Wajahnya terlihat sangat kecal dengan bibir yang membentuk seperti kerucut.Alex tersenyum puas melihat Denis seperti itu.Tanganny mengacak-acak kepala Denis,sehingga rambutnya berantakan.

"Hentikan itu."Denis melotot

"Baiklah-baiklah,"Alex menghentikan gerakan tangannya dari kepala Denis dan menarik tangannya untuk kembali.

"Tolong atur tempat untuk dinner malam ini."Alex tersenyum dan memaikan kedua alisnya.

"Lagi-lagi kau menyuruhku melakukan pekerjaan sepeleh untukmu,apa kau sudah kehabisan orang untuk melakukan itu?"Denis merasa Alex tidak berhenti mengerjainya.

"Hey....kau lebih berpengalamn dariku."Alex membujuk Denis.

"Baiklah....awas kalau nanti kau masih seperti orang idiot di depan Zahra,aku tidak akan membantumu lagi."Denis mengancam Alex.

"Aku tidak akan seperti itu,percayalah padaku."Alex mengacak-Acak kepala Denis lagi.

"Hey.....apakah kau seorang anak kecil yang tidak mengerti perkataanku tadi.Hentikan tanganmu itu."Denis sangat menggemaskan jika sedang kesal.Itu sebabnya Alex selalu menggodanya.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C13
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk