Unduh Aplikasi
9.79% 100 HARI DAN CINTA / Chapter 29: Imajinasi liar kai

Bab 29: Imajinasi liar kai

Anneth dan kai dewasa tengah berjalan menyusuri jalan desa yang dulu pernah mereka tinggali dan menyimpan banyak kenangan.

Kai memegang tangan anneth yang sekarang telah menjadi pasangan. Kisah cinta mereka yang harus melalui ratusan hari akhirnya dipertemukan oleh tuhan dengan cara yang indah.

"Aku tiba-tiba teringat hari dimana bertemu denganmu dan terlintas dalam pikiranku bahwa kamu adalah anneth kecilku ketika aku mengantarmu kerumah malam itu! " ucap kai, "kamu ingat ketika kamu menulis sesuatu di sebuah kertas di balik jendela kamarmu? " (chapter 4 )

Anneth harus bekerja keras untuk memutar memorinya mengingat kembali kejadian yang ucapkan tadi.

"Dasar nenek-nenek! " kai mengacak rambut anneth, "pelupa, padahal kamu masih muda! "

Anneth tersenyum lebar, "aku itu pernah mengalami sedikit cedera yang membuatku susah berkonsentrasi, itu kenapa aku sulit untuk diajak berpikir kembali ke masa lalu! "

Kai mengernyit, "kamu pernah mengalami kecelakaan? "

Anneth nyengir, "kecelakaan dalam hidupku "

"Aku trauma mengingat masa lalu " ucap anneth, "ketika ibu sakit karena ayahku yang menikahi sahabat dekatnya,,, "

Anneth melayangkan pandangannya, "ketika ibu tidak bisa menahan lagi rasa sakitnya dan meninggalkanku sendirian,,, "

"Hidup bersama wanita yang telah membuat ibuku sakit " sambung anneth, "berseteru dengan saudara tiriku, dan ayahku sendiri! "

"Sampai orang yang aku percaya dan selalu menolongku pun akhirnya menikah dengan orang lain,,, " lalu tawa sedihnya muncul, menertawakan kisah hidupnya yang benar-benar jauh dari kata sempurna.

Dia lalu menoleh ke arah kai, "itu semua membuat cedera yang menetap dalam pikiranku, sehingga membuat aku tidak mau lagi memikirkan masa lalu "

"Padahal, masa kecilku begitu sempurna dan indah ketika kita masih bersama-sama " anneth memperlihatkan senyumannya, "kai kecilku, sahabat masa kecilku, cinta pertamaku,,, "

Kai tersenyum mengusap dengan lembut pipi anneth, "jangan merayuku seperti itu disini! "

"Aku selalu tidak bisa mengontrol diriku sendiri ketika melihatmu bicara menggemaskan seperti itu didepanku " sambungnya.

Dia kembali mengajak anneth berjalan menyusuri desa dan kembali kerumah anneth sewaktu kecil bersama ibu kandungnya yang telah kai beli beberapa tahun yang lalu.

"Kamu sama sekali tidak merubah isi dari rumah ini " anneth yang terduduk di sebuah kursi ruang keluarga memutarkan seluruh pandangannya.

Tempat ini adalah yang paling spesial untuknya, karena dia selalu menghabiskan waktunya disini bersama ibunya.

"Aku belum sempat " jawab kai duduk disamping anneth, "aku mau minta ijinmu terlebih dulu jika ingin merenovasinya "

Dia menyandarkan kepalanya di bahu anneth, "kamu tahu ini adalah harta yang paling ingin aku beli dari dulu "

"Cita-citaku ketika sudah bekerja dan memperoleh banyak uang adalah membelu rumah ini dan memberikannya kembali padamu! " dia kembali teringat ketika harus berjuang mencari pemilik rumah setelah orang tua anneth menjualnya, bagaimana dia membujuknya sehingga akhirnya dia mendapatkan rumah itu karena kegigihan perjuangannya.

"Hei, onneth! " dia lalu beranjak dan melihat ke arah anneth.

"Apa! " jawaban dengan nada tinggi muncul dari bibir anneth karena panggilan itu.

Kai tersenyum lebar, "kita belum lihat kamarmu sewaktu kecil "

"Siapa tahu barang-barang masih ada disana " sambung kai, "karena yang aku dengar pemilik rumah ini tidak pernah sekalipun datang dan tinggal disini! "

Kai beranjak dan meraih tangan anneth, "ayo ikut aku "

Anneth bangun karena kai memaksanya, diapun berjalan mengikuti langkah kai menuju ke kamar tidur sewaktu dia kecil.

"Ini kamarmu dulu! " kai membukakan pintu dan membawa anneth masuk ke dalamnya.

Masih sama seperti dulu dan bersih karena kai mempekerjakan seseorang untuk membersihkannya setiap hari.

"Ini boneka barbie yang tertinggal dulu! " anneth meraih boneka plastik berbentuk manusia yang cantik, berambut panjang dan pirang dengan pakaian gaun berwarna merah muda lengkap dengan mahkota di kepalanya.

"Dulu aku mau memberikannya pada rara sebelum pergi " anneth memandangi boneka itu, "tapi ayah mengajak kami dengan mendadak karena sakit ibu yang harus berobat di rumah sakit kota "

"Aku jadi merasa bersalah pada rara karena tidak menepati janjiku pada rara " sambungnya.

Kai tersenyum, memeluk anneth dari belakang dan mencium pipi anneth.

"Aku janji kamu akan bertemu dengan rara besok! "

Anneth tersenang, "dia masih tinggal disini? "

"Iya " jawab kai, "diakan pacar keduaku setelah kamu pergi ke kota! "

Dasar! anneth memberi sikutan kecil di perut kai yang memeluknya dari belakang dengan tawa muncul tetapi kedua matanya memelototi kai.

Tindakan seperti itu membuat kai gemas dan menertawakannya.

"Bercanda! " ucap kai menyimpan dagunya di bahu anneth, "dari dulu dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri,,, "

Anneth belum bisa mempercayai ucapan kai dengan cepat, sebelum dia menikah dengannya laki-laki yang merupakan cinta masa kecilnya itu sudah memiliki latar belakang buruk padanya. Selalu banyak wanita dan senang bermain-main dengan wanita milik orang lain!

"Anneth " suara kai yang halus memanggilnya kemudian.

"Ada apa? "

Anneth masih dalam pandangannya keluar jendela, langit malam yang gelap bertabur bintang-bintang kecil terlihat indah. Suara binatang jangkrik yang tidak pernah absen semenjak dia masih kecil sampai sekarang telah dewasa masih setia menghangatkan suasana malam.

"Ini kamar anak cantik di masa kecilku " ucap kai pelan, membuat raut wajah anneth memerah malu karena pujiannya.

Kai kecil tidak seperti itu, bicarapun dia selalu seperlunya. Tawa dan senyumannya pun seperti barang yang sangat langka dia lihat, tapi sekarang semua seperti menjadi sebuah kebalikan dari setiap perilakunya.

"Bagaimana,,, " kai mulai menyimpan tangannya di pinggang anneth dan menariknya mundur dari jendela.

Dia membisikkan sesuatu pada telinga anneth, "kita membuat anak cantik baru disini! " dia menciumi pipi anneth dan berpindah ke bagian lehernya.

"Anak cantik? " anneth berkata dengan nada tinggi.

Kai menghentikan ciumannya, "kalau kamu tidak setuju anak cantik, anak laki-laki keren sepertiku juga boleh! "

"Kai! " anneth berbalik menghadap ke arahnya, kedua tangannya bergerak menjauhkan sedikit tubuh kai darinya.

"Tidak disini! " dia membulatkan kedua matanya.

"Kenapa? " kai merengek, dia meraih kembali tubuh anneth dalam pelukannya. Imajinasi liarnya sudah mengisi pikirannya penuh, dia merasa tempat spesial seperti ini akan memberikan sensasi berbeda pada mereka yang merupakan pengantin baru. Kamar lamapun akan seperti hotel berbintang lima pada pasangan yang sedang memuncak rasa cintanya.

"Kenapa? " anneth semakin memperlihatkan wajah merahnya, "kalau bukan malu apalagi! "

Kai tertawa kecil, "kenapa masih malu, aku sudah tahu detail tubuh kamu walaupun masih berpakaian lengkap! "

"Kai! hentikan! " anneth menyuruhnya untuk tidak membicarakan hal seperti itu, karena membuatnya semakin malu.

"Aku matikan saja lampunya kalau kamu malu! " kai bergegas ke sudut ruangan, menutup pintu kamar dan mematikan lampu kamar.

Dia dapat melihat sosok anneth dari cahaya lampu diluar jendela, dengan cepat dia meraih tubuh anneth dan membawa dengan sedikit paksaan ke atas tempat tidur yang hanya cukup untuk satu orang saja.

"Kai, tempat tidurnya tidak akan cukup untuk kita berdua! " anneth sedikit berteriak diantara kegelapan.

"Tidak apa " kai tidak mempedulikannya, "aku kan berada di atasmu jadi pasti cukup! "

"Atau kamu mau berada di atasku? " dia menggoda anneth.

"Berhenti bicara hal vulgar seperti itu! " anneth memukul kecil tangan kai.

"Jangan lakukan hal aneh " sambung anneth, "lakukan saja supaya cepat selesai! "

"Sayang perkataanmu itu mengganggu konsentrasiku! " kai membuat anneth yang sedari mengoceh akhirnya terdiam, dia ingin membuat suasana kali ini menjadi romantis bukan beradu ucapan yang akan membuat mereka tidak dapat menikmati ungkapan cinta mereka.

Setelah ratusan hari yang dia lalui untuk berjuang melawan semua rasa sakit dan wanita sempurna lain, dia ingin benar-benar memiliki satu wanita seutuhnya saja kali ini. Yang akan menemani setiap hari yang dia lalu berbagi kesedihan dan kebahagiaan, menua bersama menyaksikan anak cucu mereka tumbuh dengan baik dan bahagia sama seperti mereka...


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C29
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk