Seketika itu matanya membulat sempurna ketika melihat orang yang memiliki suara itu.
"Tante Ana?" Ucap Zian keceplosan dengan tatapan yang rumit.
Mendengar namanyan di sebut. Ana pun langsung memperhatikan wajah Zian dengan seksama, seketika itu Ana kaget bukan main saat mengenali Zian.
Sedangkan Zian masih termenung memandang wajah perempuan yang selalu hadir di mimpinya itu, ia merindukannya tanpa ampun. Walu ia tidak mengerti dengan perasaan itu.
Zian menjadi gugup dan tidak tau harus berkata apa. Ia pun langsung menunduk. Tidak lama setelah itu, ia pun berniat untuk segera melarikan diri.
"Ahhh... Saya tidak apa - apa! Kalau begitu saya akan pergi dulu. Anda tidak perlu mengantar saya!" Ucap Zian sembari mebawa sepedanya untuk berdiri. Semua orang pun ikut bubar mendengar apa yang Zian katakan.