Mendengar apa yang dikatakan Faeza, Anggle berhenti dan mencoba berfikir dengan jernih rentetan kejadian yang dia alami dari sejak masuk Apartemen hingga di lantai yang dia tuju. Tidak lama setelah itu ia sadar akan ancaman nya yang tidak lebih dari tong kosong.
'Siapa lelaki ini? Dia sangat menyebalkan dan pandai bicara. Aku sampai kehilangan kata-kata untuk melawan nya. Ahhh ... Siapa. Tempramen ku memang sangat buruk. Apa aku perlu bertemu psikiater!' Batin Anggle dengan ekspresi yang buruk. Faeza tersenyum ketika mengetahui Anggle terdiam mematung setelah mendengar apa yang dia katakan.
"Maaf saya harus pergi, permisi!" Setelah mengatakan itu, Faeza pun pergi meninggalkan Anggle yang masih terdiam dengan ekspresi buruk.