Ibu Aira menyambut anak dan cucunya dengan penuh sukacita dan langsung memanggil pelayan untuk membantu membawa Zian ke kamarnya.
Ibu Aira menatap Alvin dengan senyum sambil berkata, "Sayang kamu.... ".
"Bu, aku langsung ke kamar". ucap Alvin memotong perkataan Ibunya sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya.
Setelah itu Alvin langsung menuju kamarnya, tepat saat dia membuka pintu kamar nya dia dikagetkan.
"Dorrr....rrr.. ". teriak seorang pemuda yang tiba-tiba muncul menepuk pundaknya.
Alvin menengok ke arah suara, dia menjepit kedua alisnya dengan ekspresi yang rumit namun tak mengatakan sepatah katapun, dia malah menjauhkan tangan lelaki itu dari pundaknya dan berjalan menuju kamar mandi.
"Heeeiii... begitu saja?". teriak pemuda itu lagi dengan ekspresi kesal.
Alvin membalikan badanya sambil mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apa?".
"Aku di sini ingin mengejutkanmu, tapi kamu malah acuh tak acuh, apa kamu tidak rindu sama adik sepupumu yang tampan ini?".
"Mmm Aku mengerti". jawab Alvin tanpa ekspresi.
Tanpa menghiraukan pemuda itu Alvin langsung masuk ke kamar mandi, melihat sikap Alvin, pemuda itu merasa kesal dia bergumam dalam hatinya.
"Astagaa..beruang kutub itu masih sama ternyata, tapi bagaimana dia bisa berhasil menjalankan perusahaan yang kacau hanya dalam waktu tiga tahun semuanya langsung kembali normal, malah semakin berjaya di tangannya, aku selalu berfikir bagaimana stresnya semua karyawannya menghadapi beruang kutub sepertinya, tapi kalau tidak begitu maka dia bukan kakak sepupuku".
Beberapa menit kemudian Alvin keluar dari kamar mandi dan menatap ke arah Eza yang masih sibuk dengan pikirannya.
"Kapan kamu datang?". tanya Alvin.
Eza membalik badannya dan menatap Alvin "Tadi siang, sepasang Teddy Bear itu mengijinkan aku tinggal disini dengan syarat aku harus membantumu di perusahaan".
"Oh". sahut Alvin sambil membuka lemari untuk menemukan pakaian nya.
Sedikit bicara banyak bertindak begitulah beruang kutub ini hidup.
"Kak, apa kamu sudah menemui Mbak Ana?". tanya Eza dengan penasaran.
Eza dan kakaknya David adalah kerabat sekaligus sahabat yang sangat dekat dengan Alvin, mereka tahu dengan sangat baik bagaimana kepribadian Alvin, dan cuman mereka yang bisa tahan menghadapi Alvin yang tidak suka banyak bicara.
Meski Eza sering di buat kesal dan di berikan tatapan mematikan tetapi dia tidak pernah merasa takut dan menjauhinya, dia masih ingat waktu Alvin meminta bantuanya untuk mencari kabar tentang Ana, Alvin memberitahu dia siapa Ana, dan tujuannya kembali ke Negaranya.
Sebenarnya dia sangat ingin tahu perempuan seperti Ana, yang mampu memblokir fikiran dan hati sepupunya, sehingga dia buta untuk melihat wanita lain, ketika banyak gadis patah hati sampai memberikan kakak sepupunya julukan serigala berdarah dingin malah dia mendapat seluruh hati dan jiwanya.
Alvin menarik nafas dan mengangkat bahunya "Belum".
"Apanya yang belum?". tanya Eza tidak mengerti.
"Pikirkan sendiri, sekarang kembali ke kamarmu aku ingin istirahat". ucap Alvin dengan acuh-tak acuh.
Meski merasa tidak puas dengan jawaban Alvin, Eza dengan berat hati meninggalkan kamar Alvin dia tidak mau membangunkan serigala alih-alih dia bisa dapat masalah dan dideportasi kembali ke Negara nya.
Malam selanjutnya Alvin keluar dari kamarnya untuk makan malam bersama, namun yang tidak dia tahu kalau di meja makan ada tamu, dia adalah Tuan Fatah komisaris dari salah satu perusahan terkenal di Indonesia, dia datang bersama istri dan anak perempuanya, di samping Ibu nya juga ada ayahnya yang ternyata sudah kembali dari luar Negeri.
"Alvin sini Nak, ada tamu special nih!". panggil Ny. Aira sambil menarik Alvin untuk duduk di samping Putri.
Alvin mengangguk patuh, dan duduk di samping putri, Eza memandang jahil ke arah Alvin di balik pintu kamarnya, tapi dia tidak ingin bergabung.
"Sepertinya ada bau yang tidak sedap dari kunjungan ini, dan aku pastikan kakak sepupu akan memainkan drama serigala berdarah dingin malam ini haa haa…". Batin Eza sembari terkekeh.
Tuan Fatah menatap Alvin dan putri dengan senyum yang merekah.
"Lihatlah Zapran kedua anak kita nampak serasi, rasanya tak sabar melihat mereka segera menikah".
"Iya, haha... ". sahut Tuan Zapran.
Mendengar percakapan tentang pernikahan Alvin menyipitkan kedua alisnya dan mulai tidak nyaman. Alvin menatap ayahnya bermaksud mengalihkan pembicaraan.
"Kapan ayah kembali?".
"Tadi malam, tapi pas ayah sampai rumah kamunya udah tidur". Jawab Tuan Zapran.
"Iya Vin, sengaja Ayahmu pulang hanya untuk menghadiri makan malam ini, agar kami bisa membicarakan kelanjutan hubunganmu dengan Putri". lanjut Tuan Fatah.
"Apakah ini perjodohan?". tanya Alvin heran ketika mendengar perkataan Tuan fatah.
"Haha... Zapran kenapa kamu tidak memberitahu Alvin kalau dia dan Putri sudah dijodohkan dari kecil?". tanya Tuan Fatah sambil terkekeh.
"Iya ya, maaf ini karena aku terlalu sibuk.. ". sahut Tuan Zapran.
"Alvin, kapan kamu kembali ke negara ini?". tanya Ny Fatah mengalihkan pembicaraan karena dia mulai khawatir ketika melihat ekspresi Alvin.
Alvin menoleh ke arah Ny Fatah. "Sudah satu bulan yang lalu".
"Oh ya, Putri tau?". tanya Ny Fatah sambil menatap ke arah anak gadis nya,
"Tahu kok bu, hanya saja kami belum sempat berbicara". jawab putri jujur.
Putri adalah anak pertama dari dua bersaudara dia adalah pewaris kerajaan bisnis ayahnya yaitu DM Grup yang bergerak di bidang Fashion , dia cantik dan pintar, dia juga sukses menjalankan perusahaan ayahnya.
Tuan Zapran ayah Alvin sangat bangga pada calon menantu nya itu.
"Benar itu Vin?". tanya Tuan Zapran.
"Mmm". jawab Alvin singkat tanpa ekspresi.
"Kalau begitu, kalian makanlah di luar mumpung masih tidak terlalu malam, biar bisa saling mengenal lebih dalam lagi". seru Tuan Fatah.
"Kami sudah saling kenal ayah, kami kan satu sekolah pas SMP dulu, dan dia itu legenda di sekolah, selain pintar dia juga tampan jadi gak ada yang gak kenal dia". jelas putri merasa bangga sambil melirik ke arah Alvin dengan malu-malu manja.