Satu bulan telah berlalu, seiring berjalan nya waktu, kabar tentang kegagalan pernikahan nya pun sudah meredup, dan untuk beberapa saat Ana berhasil menghindari pertemuan dengan Alvin.
Keesokan harinya Ana berangkat ke kampus seperti biasa dan parkir di parkiran depan kampus khusus dosen. Tepat saat dia hendak masuk, mobil ferrari warna hitam berhenti di depannya. Ana mengenal baik mobil itu, dia melihat dua orang keluar dari dalam mobil dengan romantis, yang perempuan mencium punggung tangan yang lelaki seolah berpamitan dengan suaminya.
Itu Violin dan Aldi, sekarang mereka sudah menunjukkan kasih sayangnya di depan umum secara terang-terangan dan itu berhasil menyita perhatian banyak orang, ada yang menghujat dan ada yang merasa kasihan dengan Ana sedang Violin merasa bangga bisa menggandeng Aldi.
Violin melihat Ana yang hendak ingin masuk, tiba-tiba dia mengeraskan suara nya.
"Ah sayang, ternyata ada janda muda di sini?". goda Violin dengan tatapan mengejek.
Aldi hanya tersenyum pahit kepada Ana, sedang Ana tetap tenang melihat dua orang menjijikkan di depannya.
"Sayang, kamu masuk saja ke kampus sudah telat, aku akan kembali ke kantor!". kata Aldi sambil masuk ke mobilnya tanpa melihat ke arah Ana.
"Ok". balas Violin dengan senyum manja.
Tanpa berpikir panjang Ana langsung pergi meninggalkan pasangan itu tanpa berkata sepatah kata pun.
Tepat saat Ana memasuki ruang dosen, semua orang menatap ke arahnya dengan aneh, tentu saja Ana merasa heran.
"Ms. Ana, ada berita menghebohkan di situs kampus, ini kabar buruk untukmu!". kata Naya yang langsung menghampiri Ana ke meja nya.
"Kabar buruk apa?". tanya Ana dengan heran sembari merapikan buku-buku nya.
"Ms. Bisa lihat di situs kampus agar jelas!". seru Naya.
Mendengar perkataan Naya, Ana langsung membuka ponsel nya dan masuk ke situs kampus. Ana terkejut ketika membaca kalimat ini."Dosen Cantik Ana permatasari ternyata seorang Janda gatel yang murahan".
Tatapan Ana berubah gelap, jantung nya berdebar dan dengan ragu dia menelusuri komentar.
"Astaga ... Aku gak menyangka, Ms. Ana yang terlihat lembut dan soleha ternyata seorang janda yang gatel pantas saja calon suaminya meninggalkannya".
"Aku juga tidak percaya, bukankah dia salah satu dosen hebat di kampus ini, selain itu dia solehah".
"Meskipun benar dia janda, tapi saya kenal Ms. Ana jadi dia tidak mungkin seperti yang dituduhkan".
Begitu banyak komentar yang menghujat dan juga mempercayainya, melihat semua komentar ini, kepala Ana menjadi sakit, ekspresinya menjadi rumit, meskipun dia sudah terbiasa dituduh seperti itu tapi kali ini dia hilang ketenangan karena kenangan terburuk nya terungkap lagi.
Ana masih teringat waktu dia menempuh pendidikan S2 nya di Universitas bergengsi yang tidak lain adalah tempat nya mengajar sekarang. Waktu itu dia selalu di bully hanya karena kecerdasan otaknya dan banyak yang tidak suka padanya, dia dibilang sok alim bahkan dia pernah dituduh menjual diri agar bisa masuk Universitas paling bergengsi itu, karena itu dia tidak mau ambil pusing pada gosip yang sedang menyebar di situs, selagi itu tidak benar dia tetap merasa aman dan tenang. Tapi soal tuduhan janda cukup mengguncang jiwa nya.
Setelah memeriksa situs itu, Ana berusaha bersikap tenang dan kembali ke tugas nya. Tepat saat dia akan masuk ke kelas. Ana tercengang karena ruangan itu sepi, dia pun menarik nafas dan mencoba mengerti situasi ini.
Karena dia bekerja di salah satu Universitas paling terkenal yang hanya diisi oleh orang-orang kaya saja di Jakarta, Jadi, dia tidak heran melihat tingkah laku para siswanya. Setelah itu Ana pun berbalik hendak meninggalkan kelas, tiba-tiba seorang mahasiswi dengan pakaian yang lumayan sexi mendekat ke arah Ana.
"Ms. cari siapa?, kelas Ms. kosong ya?, aduhh maaf karena aku meminta mereka untuk tidak mengikuti mata kuliahmu, takut mereka kena percikan dosamu". ucap Cantika dengan senyum mengejek.
Cantika adalah pewaris dari DM Grup, salah satu perusahaan besar di Indonesia, pengaruhnya cukup kuat apalagi di belakangnya ada MH Grup, jadi tidak ada satu orang pun yang berani menyinggungnya, karena yang menyinggungnya pasti akan kena masalah besar.
Dia sungguh-sungguh ketika dia bilang tidak menyukai Ana, karena Ana sering menyinggung cara berpakaiannya, dan berani mengkritiknya, itu membuatnya mendidih makanya dia merasa diuntungkan dengan gosip baru tentang Ana.
Ana menarik nafas dan berkata ,"Saya dosenmu, apakah orang tuamu tau sikap tidak sopan mu ini?".
"Hahaa.. tidak sopan?". Cantika menatap jijik ke arah Ana. "Bagaimana saya tidak sopan,? menghadapi orang memalukan seperti anda memang harus begitu". lanjut Cantika.
Ana menatap tajam kearah Cantika, sambil tersenyum pahit Ana berkata, "He he ... Perbaiki cara berpakaianmu dulu, jangan jual murah kulit halus mu, setelah itu baru kamu pantas berbicara dengan saya".
Wajah Cantika berubah gelap. "Kamu dosen menjijikan, berani kamu bilang aku perempuan murahan?". Cantika berteriak di depan Ana sembari mengepalkan tinjunya.
Semua orang berkumpul dan berbisik saat mendengar teriakan Cantika. Mereka pun mulai merasa khawatir dengan nasib Ana, tapi Ana hanya tersenyum dan segera melangkah pergi.
"Heh ... Ms. Ana, kamu sudah mencari masalah denganku, tunggu saja hal buruk akan terjadi padamu ...!". ancam Cantika menghentikan langkah Ana.
Mendengar teriakan dan ancaman Cantika, Ana berbalik dan berkata, "Saya tidak takut, karena saya hanya takut sama Allah, jadi saya tunggu, kamu tahu kan dimana harus mencari saya?". Setelah itu Ana langsung pergi meninggalkan kerumunan dan kemarahan Cantika.