Mundur selangkah, dirinya hampir saja ambruk namun berusaha sekuat tenaga untuk tetap sadar dan menghela napas. "Ke–kenapa kau seperti ini, Xinyi? Semua orang di keluarga Xi punya hak untuk merendahkanku, tapi tidak untuk kau! Selama ini, untuk siapa kuperjuangkan semua itu? Kau malah berani menghardikku seperti itu?" Yue Lingsi menatap putrinya kecewa. Merasa sakit hati.
Akan tetapi Xi Xinyi tertawa mengejek. Sambil memegangi pipinya yang masih pedih itu, dia berkata, "Yah, itulah… aku hanya mengingatkan kebenarannya pada Ibu supaya lebih jelas. Tadi sudah memukulku, 'kan?"
"Kebenaran? Kebenaran apanya? Tak kusangka kau sekarang begini. Jadi kau memandang rendah aku sekarang, begitu hah? Haruskah aku dibandingkan dengan pelacur itu? Hei kurang ajar, kau itu lahir dari rahimku, bukan Shen Wenna!"
Yue Lingsi benar-benar telah di luar kendali. Dengan wajahnya yang berang, sorot matanya tak berpindah sederajatpun dari wajah Xi Xinyi.