Unduh Aplikasi
7.69% The Alchemists: Cinta Abadi / Chapter 87: Merindukan Jean

Bab 87: Merindukan Jean

"Bocah ini gampang sekali tidur..." komentar Lauriel tiba-tiba. Ia menaruh telunjuknya di bibir dan memberi tanda agar Finland tidak bersuara. Aleksis telah tidur dengan pulas dalam pangkuan Lauriel dan dengan hati-hati pria itu lalu mengangkatnya ke dalam rumah. Finland membereskan perlengkapan piknik mereka lalu mengikutinya.

Hingga ia dibaringkan di tempat tidurnya, Aleksis tidak terbangun sama sekali. Lauriel memberi tanda kepada Finland agar mengikutinya keluar kamar. Mereka lalu berjalan ke istal dan Finland segera berdecak kagum melihat kuda-kuda gagah yang ada di dalamnya.

"Mau menjelajah tempat ini dengan berkuda?" tanya Lauriel.

"Uhm... aku tidak bisa naik kuda..." kata Finland. Ia seketika menjadi murung. Kuda-kuda Lauriel sangat tampan dan ia membayangkan menjelajahi daerah pertanian cantik itu dengan kuda pasti akan sangat luar biasa.

"Nanti kalau kalian sudah sering datang kemari, aku akan mengajari kalian berdua naik kuda. Sekarang kau bisa berkuda bersamaku."

Ia memberi tanda kepada petugas istal yang segera mengangguk dan memasangkan pelana ke seekor kuda tegap berwarna putih yang tampan sekali. Setelah kuda itu siap, Lauriel membantu Finland naik ke atasnya.

"Wahhh... rasanya mendebarkan sekali berada di kuda setinggi ini..." kata Finland dengan nada kagum. Lauriel tersenyum simpul mendengarnya. Ia lalu naik dan duduk di belakang Finland.

"Dulu sebelum ada mobil, semua orang naik kuda atau kereta kalau mau kemana-mana." Lauriel menarik kekang dan mengendalikan kuda dari belakang Finland. Kuda itu mulai mencongklang dengan santai dan membawa mereka keluar. "Aku sudah merasakan berbagai alat transportasi sejak manusia masih berkuda di darat, hingga kini terbang dengan pesawat. Tidak ada yang mengalahkan nikmatnya menjelajah dunia dengan kuda..."

Finland diam saja mendengar perkataan Lauriel. Tubuh keduanya berjarak dekat sekali dengan duduk di atas kuda yang sama dan untuk pertama kalinya ia memperhatikan aroma tubuh Lauriel yang khas seperti citrus.

Selama setahun kenal dengan Lauriel dan 'berbagi' hak asuh atas Aleksis, pria itu tak pernah sekalipun bersikap aneh atau membuatnya tidak nyaman. Ia memiliki aura memerintah yang membuat Finland tak bisa menolak perkataannya, namun pada saat yang sama ia tidak terkesan memaksakan kehendak. Seperti saat ia membawa Finland dan Aleksis pulang ke Hotel Hilton dari rumah sakit karena apartemen Finland yang berdebu, lalu kemudian membuat Finland menitipkan Aleksis kepadanya saat gadis itu berangkat bekerja, dan akhirnya melibatkan Lauriel dalam seluruh kehidupan Aleksis.

Sama seperti hari ini. Ia memerintahkan Finland untuk berkuda bersamanya, namun tindakannya terasa sangat wajar dan nyaman, membuat gadis itu tak dapat menolak.

Finland ingat percakapan mereka di tepi danau tadi, bahwa Lauriel ingin mengangkat Aleksis menjadi anaknya, dan bahwa ia juga menginginkan Finland serta bersedia menunggu hingga kapan pun. Mengingat itu, Finland jadi menelan ludah. Tahu-tahu sekarang mereka sudah berkuda bersama dan ia tak bisa menolak.

"Kenapa diam? Kau tidak suka naik kuda?" tanya Lauriel, menyadari sikap diam Finland. "Atau apakah aku membuatmu tidak nyaman?"

"Uhm... bukan begitu." Finland bingung bagaimana menyampaikan perasaannya. "Kau tadi bilang bahwa kau menginginkanku, dan aku sudah menegaskan bahwa aku belum siap membuka hati untuk siapa pun... Tapi kau dengan cueknya membawaku berkuda seperti ini tanpa aku dapat menolak. Aku tak mengerti bagaimana kau bisa melakukannya."

Lauriel hanya tersenyum mendengarnya.

"Hmm..."

"Kau harus mengajariku bagaimana kau bisa membuat orang melakukan keinginanmu tanpa terkesan memaksa seperti ini, kau jago sekali..." komentar Finland.

"Hmm..." Lauriel mendeham kecil, "Rahasianya adalah memiliki rasa percaya diri yang besar dan mengetahui bahwa kau benar. Itu saja."

Rasa percaya diri yang besar bukanlah keahlian Finland, sehingga ia sadar ia takkan dapat meniru Lauriel. Dulu Jean pernah mengajaknya terjun ke dunia modeling karena ia cantik, untuk mendapatkan uang, tetapi kepercayaan diri Finland sangat rendah sehingga betapa pun ia sangat menyukai uang, ia tak dapat bekerja sebagai model.

"Kalau begitu aku takkan bisa belajar untuk melakukannya," kata Finland, "Aku bukan orang yang percaya diri sepertimu."

"Kenapa?" tanya Lauriel. "Kau sangat pintar dan cantik. Kenapa mesti tidak percaya diri?"

"Aku tumbuh dalam kemiskinan dan selama bertahun-tahun dibully oleh gadis-gadis jahat di sekolah. Di dunia nyata, hanya cantik dan pintar saja tidak cukup. Kau harus kaya supaya tidak ditindas."

"Hmm... tidak harus kaya," kata Lauriel. "Kalau kau kuat, kau juga tidak akan ditindas, dan kekayaan juga akan mengikutimu. Aku mengenal seorang perempuan cantik yang tumbuh dalam kemiskinan. Ia bahkan terpaksa harus menjadi pelacur di kapal. Tetapi ia berhasil menaikkan derajatnya ketika ia menikah dengan seorang bajak laut. Setelah suaminya mati, ia mengambil alih kelompok bajak lautnya dan membangun gerombolan bajak laut terbesar dalam sejarah umat manusia, hingga 80.000 anak buah pada puncak kejayaannya. Ia menguasai lautan China dan meminta upeti perlindungan dari kapal-kapal yang melintasi wilayahnya. Namanya adalah Ching Sih."

Setelah Lauriel membuka rahasianya sebagai seorang alchemist, akhirnya Finland bisa mengenal pria itu dengan lebih baik. Ia tidak sungkan lagi menceritakan tentang dirinya. Ia berhasil membuat Finland menahan napas ketika ia bercerita tentang petualangannya di China pada abad ke-19. Kapal yang ditumpanginya dirampas dan ia ditangkap gerombolan bajak laut yang dipimpin oleh seorang mantan pelacur bernama Ching Sih. Sebagai mantan bajak laut Black Bart, Lauriel sangat mengerti kehidupan yang dijalani Ching Sih dan gerombolannya dan ia berhasil membuat ratu bajak laut itu terkesan hingga membebaskannya dan mereka kemudian menjadi sahabat.

Lauriel tinggal bersama Ching Sih dan Cheng Po Tsai, anak angkat yang kemudian menjadi kekasih Ching Sih, selama beberapa tahun dan membantu mereka mengatur manajemen kelompok bajak laut terbesar dalam sejarah manusia. Kelompok Ching Sih pada puncaknya memiliki 80.000 anak buah. Kelompok itu kemudian bubar ketika Ching Sih dan Cheng Po Tsai mendapatkan pengampunan dari raja dan menjadi pejabat pemerintah.

"Kau sepertinya selalu hidup bersinggungan dengan bahaya. Apa kau tidak takut mati? Aku tahu kalian bisa hidup abadi, tapi bukan berarti kalian tidak bisa mati, kan?" tanya Finland.

"Hmm... mengapa aku harus takut mati?" Lauriel mengangkat bahu. "Aku sangat ahli berkelahi, bermain pedang dan menggunakan senapan. Aku belum pernah terkalahkan."

Finland percaya perkataan Lauriel. Sikapnya yang sangat percaya diri itu tentu didukung kemampuan yang besar, sehingga ia dapat bercerita dengan sangat kasual tentang berbagai petualangannya yang membuat jantung Finland sering kali berdetak kencang ketakutan. Bukan hanya hidup dengan bajak laut, Lauriel pernah membebaskan para budak dari Afrika dari tangan pedagang budak. Finland tahu para pedagang budak adalah salah satu jenis manusia paling kejam dalam sejarah.

Finland sangat menikmati berkuda bersama Lauriel dan ia senang karena pemuda itu sudah berjanji akan mengajarinya menunggang kuda saat mereka kembali ke pertanian itu untuk berlibur berikutnya, agar Finland dapat berkuda sendiri.

Setelah berlibur 3 hari di pertanian Lauriel, akhirnya Finland merasa sedikit lebih baik. Pria itu membuatnya sangat sibuk dengan berbagai kegiatan di pertanian hingga ia tak memiliki waktu untuk bersedih, mulai dari memanen sayuran dan memasak di dapur, hingga bersampan di danau dan menjelajahi lembah untuk mencari jamur dan berbagai tanaman obat.

Lauriel memiliki sangat banyak pengetahuan tentang berbagai tanaman dan ia seperti ahli botani menjelaskan manfaat berbagai perdu dan pohon yang mereka lewati, mana yang bisa dimakan, dan mana yang memiliki racun. Ia juga menceritakan berbagai petualangannya saat menjelajahi dunia dan semua ceritanya sangat mendebarkan dan membuat kagum.

Mereka pulang ke San Francisco dengan perasaan yang lebih baik. Ketika ia kembali masuk kantor, Finland sudah berhasil mengendalikan perasaannya dan bekerja kembali. Ia lalu mengubur dirinya dalam pekerjaan untuk melupakan kesedihannya akibat penolakan Caspar. Selama beberapa bulan berikutnya Finland menjadi seperti robot yang bangun tidur hanya untuk bekerja dan mengurus Aleksis, lalu tidur dan bangun lagi untuk bekerja.

Setiap bulan Lauriel membawanya dan Aleksis ke pertanian selama beberapa hari dan hanya di situlah Finland merasa hatinya tidak terlalu sedih. Tetapi saat mereka kembali ke San Francisco, rutinitasnya seperti robot yang menenggelamkan diri dalam pekerjaan selalu menguasai hidupnya.

Finland sudah sangat jarang tersenyum.

***

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Anne tiba-tiba saat mereka sedang makan siang bersama.

"Uhm... apa?" Finland tidak memperhatikan perkataan Anne karena sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Tuh, kan... Kau tidak konsentrasi," kata Anne sambil geleng-geleng. "Pasti kau ada masalah..."

"Uhm..."

"Mau ikut aku dan Lucia untuk girls night malam ini, nggak? Biar kita bersenang-senang."

"Kalian bisa bersenang-senang karena kalian tidak punya anak," kata Finland. "Aku harus mengurus Aleksis."

"Kau kan bisa menggaji baby sitter. Selama ini kalau kau bekerja, siapa yang mengurus Aleksis? Minta saja pengasuhnya lembur sehari ini saja. Lagipula kan umur Aleksis sudah hampir dua tahun, sudah bisa ditinggal lebih lama." Anne mendesak Finland. "Ayolah... kalau kau bahagia, tentu Aleksis juga akan bahagia. Ayo, kapan terakhir kali kau nonton film ke bioskop?"

Finland hampir tidak menonton film di bioskop kecuali bersama Jean, dan yang terakhir kali adalah ketika Jean berkunjung ke Singapura hampir tiga tahun yang lalu. Tiba-tiba ia merasa sangat rindu kepada Jean. Ia masih mengikuti perkembangan karier Jean dan kini sahabatnya itu sudah mulai masuk ke industri film di Amerika. Ia sudah mulai membagi hidupnya antara Los Angeles dan Paris.

Saat memikirkan Jean, Finland tiba-tiba ingat bahwa film terbaru Jean baru saja tayang di bioskop, dan rasa rindunya menjadi semakin besar. Ia ingin menonton film Jean dan memuaskan rindunya karena selama dua tahun ini tak dapat menjangkau Jean.

"Hmm... baiklah, ayo kita nonton bioskop. Kalian sudah nonton 'The Thief' belum?" tanya Finland kemudian. Jean bermain sebagai sahabat tokoh utama di film itu.

"Belum, tapi ceritanya sangat menarik, kita bisa menonton itu kalau kau mau," jawab Anne.

"Baiklah, kalau begitu aku ikut. Aku akan memberi tahu Rory bahwa aku akan pulang terlambat."

"Siapa Rory?" tanya Lucia penasaran.

"Temanku yang mengasuh Aleksis..."

"Oh, oke. Semoga dia tidak keberatan mengasuh Aleksis sampai malam ya..."

Finland yakin Lauriel tidak keberatan mengasuh Aleksis sampai malam, ia malah beberapa kali sudah meminta agar Aleksis menginap di rumahnya, tetapi Finland selalu menolak. Ia bahkan sudah menyiapkan sebuah kamar yang indah untuk Aleksis di rumahnya.

[Aku diajak nonton ke bioskop oleh teman-teman kantorku,. Bolehkah aku memintamu mengurusi Aleksis hingga pukul 10 malam?]

[Boleh. Have fun!]

Lauriel membuat hidup Finland menjadi dapat tertahankan. Ia dapat fokus bekerja, merawat Aleksis, dan sekarang bahkan keluar dengan teman-teman perempuannya karena ada Lauriel. Bila tak ada Lauriel, Finland akan sangat kesulitan bekerja. Ia harus tinggal di rumah mengurusi Aleksis dan membiayai hidup mereka dengan uang pemberian Caspar dulu.

Pukul 19.30 Finland, Anne, dan Lucia sudah masuk di bioskop. Mereka sempat makan malam kilat sebelum menonton dan kini sudah menikmati popcorn sambil minum soda menonton film.

"Pemeran sahabat tokoh utama tampan sekali..." komentar Anne dengan suara berbisik. "Dia mencuri perhatian dari bintang utama film ini."

"Dia aktor pendatang baru dari Prancis, kan? Kalau tidak salah dia dilirik untuk terlibat dalam franchise James Bond mendatang," balas Lucia. "Namanya... Jean kalau tidak salah. Aku lupa nama lengkapnya."

"James Bond? Tapi James Bond kan harus orang Inggris, Jean jelas-jelas berdarah separuh Asia..." tanya Anne.

"Bukan untuk menjadi James Bond-nya, tapi jadi salah seorang tokoh penjahat yang menjadi musuh James Bond. Kayak evil mastermind dari Asia begitu..."

"Ohh..." Anne mengamati Jean yang sedang tampak di layar bioskop sedang bermain musik di pernikahan tokoh utama, "Wajah seperti malaikat begitu bermain menjadi tokoh evil mastermind di film James Bond, pasti menarik sekali...."

"Sutradaranya yang khusus meminta dia, kabarnya Jonah Smith sangat menyukai penampilannya di film indie kemarin." Lucia dan Anne terus saja mengobrolkan Jean setiap kali pemuda itu tampil di layar. Mereka melakukannya dengan berbisik-bisik sehingga tidak mengganggu penonton lain.

Finland tidak memperhatikan keduanya, fokusnya hanya terpaku pada Jean yang menghiasi pemandangan di layar bioskop. Jean kini sedang menjalani mimpinya menjadi aktor, dan ia sudah mulai dikenal banyak orang.

Finland rindu sekali kepadanya.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Missrealitybites Missrealitybites

Terima kasih sudah sabar menunggu yaa.. Tadinya mau update bab ini tadi malam, tapi sesudah 80% ditulis, kok susah banget menutup bab ini dengan enak. Daripada dibacanya kurang puas, saya tinggal tidur dulu dan dilanjutkan tadi pagi.

Saya sangat suka menulis novel ini. Semoga nanti sore bisa update satu bab lagi ya.. Tapi klo ga bisa, saya nggak kan memaksakan diri nulis asal2an, daripada kalian membaca bab yang setengah matang, yekan?? =)

-Vina

Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C87
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk