Keesokkan harinya, hari pertunangan Kinan dan bayu akan dilangsungkan hari itu, semua orang telah bersiap dan kinan telah berada di ruang rias bersama dengan ibu dan kakaknya Keysa.
"Kamu benar-benar cantik dengan dress ini, kakak tidak bisa membayangkan nanti kamu mengenakan gaun pengantin, aku benar-benar tidak sabar bu" keysa mengungkapkan rasa bahagianya dan juga takjub dengan kecantikan kinan.
"Kita berdoa saja semoga semuanya berjalan lancar, apa kamu tidak membutuhkan sesuatu yang lain? biar ibu ambilkan sebelum kita masuk ke dalam gedung". Ibu mengantisipasi mungkin ada hal yang kinan butuhkan.
"Berikan saja dia tisu bu, dia pasti membutuhkan itu nanti, aku bahkan menangis saat Tio melamarku, kamu pasti tidak lupa bukan saat hari pernikahanku dulu, aku seperti orang habis di pukuli, aku menangis di depan semua tamu undangan, kamu juga akan mengalami itu tidak lama lagi, lihat saja, rasa haru akan berkumpul menjadi satu dengan rasa syukur dalam hati kamu, dan itu akan membuat air mata jatuh tak terkendali". Keysa menggoda kinan dengan fakta yang telah ia alami dulu.
"Aku tidak membutuhkan apa-apa bu, aku akan berusaha tetap tersenyum di acara pertunanganku ini". Kinan dengan percaya diri mengatakan keyakinannya di hadapan ibu dan kakaknya.
Tiba saatnya Ny. Anggara meminta calon menantunya untuk segera masuk ke dalam ruangan yang sudah di padati tamu undangan.
Bayu sudah menanti kinan di depan pintu masuk, saat kinan akhirnya keluar dari kamar rias, bayu betul-betul di buat terpana melihat kecantikan Kinan mengenakan Gaun yang bayu pilih sendiri agar di kenakan calon istrinya hari itu.
Bayu menyukai warna putih dan rambut kinan yang terurai, hari itu Kinan tampil sesuai dengan impian bayu selama ini.
Dan kinan yang juga tak berhenti berkata dalam hatinya tentang bagaimana bayu saat ini akan menjadi tunangannya dan segera menjadi suaminya.
"Pria itu,,,,,,, pria culun dan norak yang selama ini menjadi bagian dari hidupku sebagai seorang sahabat, kini telah menjadi seseorang yang begitu berarti untuk hidupku, lebih dari seorang calon suami, dia kini adalah alasan aku untuk tetap bernafas dan tersenyum, Lalu bagaimana bisa dia begitu terlihat tampan hari ini??? apa aku benar-benar sudah mencintainya begitu dalam? kenapa semakin hari aku melihatnya semakin dia terlihat menarik di mataku, aaah apa yang aku pikirkan ini???" kinan sambil berjalan menghampiri bayu yang tengah menunggunya di bibir pintu ruang pesta, memukul kepalanya dengan cukup keras karena merasa malu sendiri dengan yang dia pikirkan saat itu tentang bayu.
Tangan bayu menjemput kinan dengan menggenggam erat jari jemari kinan, "Kamu sudah siap????? Kita akan sama-sama memulai malam ini dengan cinta" Bayu dan Kinan bergandengan masuk ke dalam ruangan yang kemudian menarik perhatian banyak mata disana, yang sudah dari tadi menunggu kedatangan tuan rumah di pesta itu.
Tepuk tangan bergemuruh menyambut masuknya bayu dan kinan ke ruangan pesta, semua orang berdecak kagum dengan kecantikan dan ketampanan kedua pasangan yang akan segera bertunangan itu.
Mr Henry langsung menyambut bayu dan kinan di atas mimbar yang telah di persiapkan. Terlihat kebahagiaan di mata Mr Henry dan Ny Anggara saat akhirnya mereka memberikan cincin pertunangan kepada kedua pasangan itu dan mempersilahkan mereka saling memakaikan cincin di jari manis satu sama lain.
Tepuk tangan terus riuh di pesta malam itu, memberikan semarak kebahagiaan semua orang yang datang disana.
"Terimakasih kepada semua tamu undangan yang bersedia datang dan menyempatkan waktunya, karena saya percaya semua orang yang ada disini adalah orang yang memiliki kesibukan yang luar biasa, saya dan keluarga sedang dalam keadaan yang sangat berbahagia malam ini, dan kami ingin membagikan kebahagiaan ini dengan kalian semua yang datang, maka selamat menikmati pesta pertunangan putra saya malam ini, dan nikmati semua jamuan yang telah kami siapkan" Mr Henry memberikan sambutan dan ucapan terimakasih secara singkat di hadapan tamu undangan, dia yang berbagai kebahagiaan kepada semua tamunya berbicara dengan penuh semangat.
Ditengah tamu undangan ada orang-orang yang dari awal langsung menarik perhatian Ibu Ranti, Genta dan Keysa, namun Kinan belum menyadari itu.
Pak Prabu alias Pak Setya yang banyak orang kenal saat ini ada di antara ratusan tamu undangan lain disana.
"Kenapa dia harus hadir di acara pertunangan Kinan??? bahkan berlagak sebagai orang lain??? Lihat Istrinya terus menempel padanya, aku benar-benar jijik melihat semua itu, dia telah menghancurkan kebahagiaanku malam ini, dia merusak Moodku saja, akan lebih baik dia diam saja di rumahnya dengan wanita manja itu" Keysa di buat kesal karena melihat ayahnya ada di antara para tamu undangan malam itu, Tio suaminya hanya mendengarkannya dan berusaha meredamkan emosi istrinya agar tidak terjadi keributan disana.
"Sudah tahan saja emosimu, jika kamu emosi sedikit saja dan terlihat orang lain maka kamu sama saja merusak acara bahagia Kinan malam ini, kamu harus membuat acara ini selesai tanpa keributan sedikitpun". Kemudian Keysa menganggukkan kepala dan membuang muka saat ayahnya melihat ke arahnya.
Kemudian sama panasnya situasi di kursi yang berbeda tempat Genta dan Ibu duduk.
"Ibu, ayah ada disini??? apa yang akan kita lakukan??? apa kita tetap diam saja seperti ini??? setidaknya biarkan aku membawanya keluar dari ruangan ini dan memberikan pelajaran padanya bu, aku mohon izinkan aku melakukan itu!!!" Genta yang juga sedang menahan emosi karena melihat ayahnya bersama wanita yang dulu telah merusak kebahagiaan keluarganya meminta izin kepada sang ibu untuk memberikan pelajaran kepada ayahnya itu.
"Sayang, kamu adalah wali Kinan malam ini, kamu adalah kakak lelaki tertuanya, kamu harus menjaga nama baik kinan dan keluarga kita, jangan biarkan emosimu menguasaimu, biarkan ayahmu menikmati acara ini sebagai orang lain, dia tidak akan kita berikan kesempatan untuk merasakan kebahagiaan kinan sebagai bagian dari keluarga kita, ibu yakin dia sangat ingin mendekat pada Kinan kita dan memeluknya sekarang, melihat bagaimana kedudukan yang di miliki oleh ayah mertua kinan, kamu tahu kan ayahmu gila harta dan kekuasaan, ibu yakin dia menyesal karena tidak mengakui kinan sebelumnya". Pikiran licik bu ranti sedikit menyentil malam itu, dia merasakan kepuasan yang tinggi karena berhasil memperlihatkan kepada mantan suaminya bahwa ia mampu memberikan kehidupan yang baik untuk putra putrinya meskipun tanpa suami sepertinya.