Selesai berbincang dengan ayah dan neneknya dan mendapatkan kesepakatan dimana bayu nanti tidak akan hadir di acara peresmian salah satu cabang usaha properti mereka di jakarta yang hanya akan dihadiri oleh ayahnya saja. Mr. Henry Ng Anggara.
Di Jakarta, Adam sedang sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya siang itu.
Di bantu oleh sekretarisnya klara untuk memisahkan dokumen-dokumen berdasarkan tingkat kesulitan menurut adam.
Dia punya cara sendiri untuk bisa dengan mudah menguasai semua tentang perusahaan yang di jalankan oleh ayahnya selama ini.
Dan yang sekarang ia kelola hanya salah satunya saja dari banyaknya cabang usaha yang dikelola ayahnya.
"Klara cepat selesaikan semua ini, saya sudah menulis semua yang harus kamu pisah-pisahkan dari semua berkas ini".
Kemudian adam bangun dari kursinya dan meraih ponsel dari kantong kemejanya dan berjalan menuju sudut ruangan dekat jendela.
Dari atas gedung lantai 19 adam melakukan panggilan telpon.
Saat itu pukul 1 siang dan dia belum sempat makan siang. Adam bermaksud mengajak kinan makan siang bersama keluarganya.
"hallo,,, kamu masih dimana??? jam berapa kira-kira kita bisa bertemu??".
Adam menelpon kinan untuk memastikan pukul berapa dia bisa bertemu dengan kinan dan keluarganya.
"Ah... yaa... Hallo.. aku masih di pantai, ibu sekarang sedang pesan makan siang jadi sepertinya habis makan siang kita baru akan pulang. Mungkin sampai rumah jam 4-5an sore kalo jalanan lancar".
Kinan dan keluarganya sedang menikmati pantai ancol dan sambil menunggu makan siang yang mereka sudah pesan.
"Owh begitu, tadinya aku pikir kita bisa makan siang bersama, tapi ancol terlalu jauh dari tempatku jadi sepertinya itu akan memakan waktu lama" .
Adam lemas mendengar kinan dan keluarga baru bisa pulang jam 5 sore. Dia sudah tidak betah berada di kantor dan ingin segera melihat wajah kinan.
"Kalau begitu kita makan malam saja, nanti malam kamu ke rumah dan kita makan bersama di sana. Ibu dan kak keysa pasti senang".
adam yang mendengar kinan berkata akan mengajaknya makan malam langsung tersenyum lebar dan membuat klara yang melihatnya terpesona oleh senyuman adam yang sama sekali bukan untuknya.
"Klara, ayo cepat kita bereskan semua ini, jangan sampai semua pekerjaan ini membuatku harus pulang terlambat".
Setelah menutup telponnya dengan kinan adam langsung kembali pada pekerjaannya dan meminta klara untuk lebih giat membantunya agar semua pekerjaan adam hari itu bisa selesai tepat waktu dan dia bisa pergi makan malam dengan kinan dan keluarganya.
Saat semua pekerjaan adam selesai tepat pukul 4 sore. dia mendapat pesan dari kinan bahwa kinan telah sampai di rumahnya dan sedang beristirahat karena lelah jalan-jalan seharian dengan keluarganya.
Adam senang karena semuanya berjalan begitu sesuai rencananya.
"Klara, apa kamu sudah bereskan tentang apartemen yang ayahku bilang kemarin? aku hanya ingin furniture berwarna hitam dan putih kecuali kamarku, kamu boleh membeli seprei-seprei berwarna cerah disana, nanti malam aku akan mulai menempatinya".
Adam membeli apartemenbyang disetujui oleh ayahnya sebagai tempat tinggalnya selama di jakarta. Dia tidak ingin menempati rumah milik ayahnya yang di jakarta.
Pak Gunawan adalah seorang Bos properti yang ternama di kalangannya dan dia memiliki rumah dan apartemen hampir di setiap kota di indonesia.
Namun adam ingin memiliki bangunan sendiri dengan atas namanya sendiri. Dia bilang akan membayarnya secara mencicil kepada ayahnya dengan memotong gajih yang ia dapatkan setiap bulannya nanti.
Saat dia bersiap untuk pergi menemui kinan karena pekerjaannya juga sudah selesai kemudian dia dihentikan oleh klara sekretarisnya.
"Maaf pak, tapi belum pukul 5 sore. Jam pulang kerjamu jam 5 setiap harinya. Itu paling cepat".
Klara kembali memberitahu adam soal peraturan-peraturan yang belum ia ketahui.
"Aku pikir aku bos di kantor ini, aku bisa pulang kapanpun aku mau ketika semua pekerjaanku hari ini selesai".
Adam dengan muka sinisnya berkata sambil mengenakan jaket yang dia ambil dari tas ransel yang dari kemarin dia bawa-bawa.
Saat adam membuka pintu ruangannya ternyata sudah ada pak gunawan di depan pintu sedang berdiri disana.
"Ayah..... Ada apa ayah datang kemari????".
Adam terkejut karena melihat ayahnya ada disana disaat dia akan segera pergi menemui kinan.
"Apa yang kamu coba katakan?".
Pak gunawan masuk ke dalam ruangan adam dan duduk dikursi utama ruangan itu sambil bertanya kembali pada adam tanpa menjawab pertanyaan anaknya.
"Malam ini kita ada acara makan malam dengan para petinggi, pastikan kamu berpakaian rapih dan tidak membuat masalah, ayah akan mengenalkanmu pada mereka sebelum pengangkatan resmi kamu yang akan dilaksanakan sebelum acara opening kantor ini minggu depan".
Pak gunawan langsung menjelaskan maksud kedatangan dia ke kantor saat itu.
Adam yang tidak terima dengan perintah ayahnya langsung berontak saat itu.
"Ayah aku sudah ada acara malam ini, kenapa kamu membuat perjanjian tanpa bertanya dulu padaku jika itu akan berhubungan denganku, aku tidak akan datang".
Segera adam meraih tas ranselnya dan disaat akan membuka pintu ayahnya berkata.
"Jika kamu tidak datang di acara ini, baik kamu ataupun perempuan itu, ayah tidak akan memaafkan kalian berdua. Dan kamu tahu apa artinya itu?????? kalau kamu ingin masa depan gadismu itu bahagia maka ikuti acara makan malam kali ini".
Pak Gunawan mengancam putranya itu dengan melibatkan kinan didalam ancamannya yang akhirnya membuat adam benar-benar marah.
"Lakukan apapun yang kamu mau, kali ini aku tidak akan mengikuti apapun yang menjadi kehendakmu ayah".
Adam berlalu dari ruangan itu dan pergi menggunakan mobilnya ke rumah kinan tanpa menengok kembali ke belakang.
Di ruangan adam pak gunawan sangat pusing melihat ulah anaknya itu. Tapi dia sudah terlalu lelah untuk mempermasalahkan tentang makan malam itu.
"Apa saya perlu mengejarnya pak?".
Sekretaris klara menunggu perintah dari pak Gunawan.
"Tidak perlu, biarkan saja kali ini. Dia betul-betul belum bisa bertanggung jawab".
Adam yang sudah diperjalanan menuju rumah kinan sempat kesal sendiri di dalam mobilnya, ayah yang sudah berjanji tidak akan mencampuri urusan pribadinya berani-beraninya mengancam hidup adam dengan mempertaruhkan kinan di dalamnya.
"Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi ayah jika sudah begini. Kenapa dia selalu membuatku menjadi anak yang tidak baik di hadapannya".
Setelah beberapa saat akhirnya adam tiba di depan rumah kinan. Dan sebelum masuk dia merapihkan penampilannya dulu dengan melihat kaca di mobilnya.
Terasa sudah rapih adam keluar dari mobil itu dan melihat gerbang rumah kinan terbuka.
"Apa ada seseorang yang baru datang? kenapa pintu gerbangnya terbuka??? atau kinan sedang menungguku di teras??".
Semua pertanyaan berkecamuk di dalam pikiran adam saat melihat gerbang rumah kinan terbuka.