Malam telah tiba setelah melaksanakan sholat Isha Syabilla melipat mukena putih miliknya, Ronna masih tidur terlelap di atas kasurnya sementara Adam pergi ke moshola untuk sholat isha. Syabila menghampiri ranjang Rona mengulurkan tangannya untuk merapikan selimut gadis itu.
Pintu kamar rumah sakit itu dibuka dan yang datang adalah Adam, dia masih memakai baju yang tadi siang hanya saja dia telah melonggarkan kancing dan menggulung lengan bajunya itu.
"apa kamu lapar?" tanya Adam, Syabilla diam saja tidak menanggapi, akhirnya Adam bertanya lagi sambil menyentuh kening perempuan itu karena dari tadi dia melamun sambil memandangi Ronna.
"Syabilla....apa kamu lapar" Merasa namanya di panggil gadis itu tergagap dia mengalihkan pandangannya pada Adam, tangan lelaki itu bahkan belum turun di atas kepalanya.
"eh..pak Adam.." jawab Saybilla gugup, Adam memindahkan tangannya ke pipi istrinya itu.
"kamu agak kurusan" terlihat helaan nafasnya.
Syabila memundurkan kepalanya mencari jarak aman dari sentuhan Adam, jujur dia merasa tidak biasa dengan segala sentuhan lelaki itu, Terlihat Adam mengerutkan keningnya, itu menjadi kebiasaan ketika dia bingung, apa yang salah dengan sentuhannya mengapa Syabila malah mundur.
"kamu mau makan?" tanya Adam lagi.
"pak Adam bawa apa?"
"aku itu tanya kamu mau makan, kamu malah tanya aku bawa apa"
"cepat kesini kita makan dulu!" Adam perlahan berjalan menuju shofa tunggu yang ada dalam ruangan itu, Syabilla mengikutinya, Adam meletakkan kantong kresek yang dia bawa di atas meja bersamaan dia mendudukkan dirinya di shofa. Syabilla mendekat dan duduk bersila di lantai kemudian tangannya terulur untuk membuka kresek yang di bawa Adam tadi, lelaki itu sibuk dengan handphonnya tanpa menoleh sedikit pun kepada istrinya itu.
Setelah Syabila membuka kresek itu matanya berbinar dari kemaren dia ingin sekali nasi goreng sosis tapi tak ada waktu untuk menunaikan hajatnya untuk membeli.
"Silla kemana?" tanya Adam kemudian sambil mengalihkan pandangannya pada istrinya itu, mendengar pertanyaan dari Adam, Syabilla membatalkan untuk menyendok nasi goreng itu.
"dia pulang dulu, nanti besok pagi dia ke sini lagi"
"kamu ngak mau pulang" tanya Adam sambil mengambil sendok yang ada di tangan istrinya itu lalu memasukkan nasi goreng itu kedalam mulutnya tanpa memperdulikan wajah bingung Syabilla.
Spontan Syabilla menggeleng untuk menjawab pertanyaan Adam.
"kenapa?" tanya Adam lagi
"kasian Ronna kalau di tinggal" Jawab Syabilla polosnya, padahal tanpa ada Syabilla pun Adam mampu mengurus keponakannya itu, dulu juga begitu katika Ronna sakit dia yang mengurus keponakannya tanpa meminta bantuan siapapun.
"yasudah.. habiskan nasi gorengnya!" lelaki itu kembali fokus pada layah pipih persegi empat miliknya.
Syabilla memakan nasi goreng itu dengan penuh suka cita. Melihat Adam tak ikut makan akhirnya perempuan itu memberanikan dirinya untuk bertanya.
"pak Adam ngak makan?"
"ngak"
"pak Adam mau " Syabilla menyodorkan nasi goreng yang tinggal setengah karena sudah dia makan setengahnya, tapi bodohnya dia Adam tidak akan mau makan bekas orang lain. Adam mengalihkan pandangannya pada perempuan itu, entah keinginan dari mana dia mengulurkan tangannya buka untuk mengambil piring yang berisi nasi goreng itu tapi dia malah meletakkan tangannya di atas kepala istrinya sambil memandang wajah perempuan itu, Syabilla bingung dengan sikap Adam yang berubah-ubah seperti ini, hari ini Adam terlalu sering menyentuhnya. Cukup lama mereka saling berpandangan kerkunci dalam ikatan yang tak terlihat, Entah apa yang membuat mereka berdua seolah tersihir dengan pandangan masing-masing, Adam mulai mendekatkan wajahnya hingga hembusan nafas itu terasa hangat di wajah Syabilla. Sebelum sesuatu terjadi panggilan Ronna mengacaukan semuanya.
"Om...Ronna haus" Panggil gadis kecil itu sambil mengarahkan padangannya pada Adam dan Syabilla.
Sejenak Syabilla mengedipkan mata beberapa kali untuk mengembalikan logikanya, dengan cepat Adam memundurkan kepalanya, menjauhkan tangannya dari kepala istrinya itu. Sementara Syabilla berdiri dengan cepat untuk mengambilkan air minum untuk Ronna.
"tante... temani Ronna ya!" pinta gadis kecil itu setelah selesai minum, Syabilla tersenyum lembut mengiyakan permintaan Ronna.
"sekarang tidur dulu ya" Ronna mengangguk dan dia mulai memejamkan matanya lagi, Syabilla merapikan selimut Ronna sampai kebatas dada. Dia duduk dekat gadis itu sambil membacakan shalawat nabi sebagai pengantar tidur.
Ronna sudah tertidur dan Syabilla tertidur sambil melipat tangannya sebagai bantal, Adam tidak tega melihat istrinya tidur sambil duduk begitu akhirnya dia memindahkan istrinya itu ke shofa agar bisa istirahat leluasa.
Adam kebingungan karena tidak ada bantal itu menopang kepala istrinya hingga tak ada pilihan lain selain meletakkan kepala Syabilla di pangkuannya. Perempuan itu tidur dengan damai seolah tanpa ada beban menggelayut di wajahnya.
***
"asslamualaikum" Silla masuk ruangan sekitar jam 5 pagi dan Azan subuh belum berkomandang, tapi pemandangan yang dia lihat diluar perkiraan, Syabilla tidur dengan nyenyak dengan kepala di pangkuan Adam dan lelaki itu tidur dengan keadaan duduk sambil menggenggam erat tangan istrinya tanpa terusik sama sekali, melihat keadaan langka seperti itu Silla mengabadikan momen itu dengan memfoto menggunakan handphon miliknya. Sambil senyum-senyum sendiri dia melihat hasil jepretannya. hal itu membuat Adam membuka matanya.
"kamu sudah datang" Adam berusaha menetralkan jiwanya yang baru saja kembali dari alam mimpi.
"iya.. baru saja" Senyum itu tak lepas di wajah Saudara tirinya itu.
"kenapa kamu?" tanya Adam
"ngak, ngak apa-apa"
Setelah kesadaranya mulai terkumpul Adam memindahkan kepala Syabilla ke atas jaket yang dia tumpuk-tumpuk, tapi pergerakan itu membuat mata indah itu terbuka. Syabilla kaget karena wajah Adam terlalu dekat hingga dia reflek untuk bangkit alhasil dua kepala itu bertubrukan membentur,mengadu kekuatan.
"aww.." Syabilla meringis karena sakit akibat benturan itu.
"kamu... kamu liat -liat kalau mau bangkit" Adam emosi sambil mengelus kepalanya karena benturan itu cukup sakit karena dengan kekuatan ekstra.
"maaf... maaf pak Adam, Sakit ya" Syabila ingin menyentuh kening pak Adam tapi lelaki itu mencegahnya.
"sudah subuh... ayo sholat" Lelaki itu pergi begitu saja keluar dari ruangan. Sementara Silla mengulum senyum yang membuat Syabilla bingung, sementara Ronna sudah membuka matanya akibat keributan tadi.
"tante ngak apa-apa?" Tanya Ronna
"ngak... tante ngak apa-apa, kamu kapan datang Silla.?".
"sekitar 20 menit yang lalu, sudah sana ambil wudhu lalu shokat. Aku ngak sholat hari ini"
Syabilla bangkit dari duduknya dia menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
***