Unduh Aplikasi
18.94% Mantan suami atau mantan pacar / Chapter 92: Kejutan

Bab 92: Kejutan

Dengan membuat Melina bekerja bersama Ivanka, Mr Song berharap Melina bisa menggantikan posisi Ivanka.

Mr Song berpikir bos besar tentu tidak akan menaruh perhatian. Melina mempunyai wajah yang mirip Ivanka.

Saat Melina sudah bisa menguasai pekerjaan yang biasa dilakukan Ivanka, Mr Song hanya perlu mencari alasan yang tepat untuk menurunkan posisi Ivanka tapi tetap di departemant pimpinan nya. Dia tidak ingin kelak Ivanka di departemant lain dan berbalik jadi pesaing nya.

Ivanka mengajari banyak hal kepada Melina. Dia berharap Melina cepat mengusai.

Ivanka melihat kalau Melina pandai dan dia juga bisa berbahasa mandarin hanya saja dia mudah gugup. Dan saat dia gugup akan membuatnya bicara dengan gagap. Tapi Ivanka tidak melihat kekurangan Melina. Bahkan selalu memberi dorongan untuk Melina agar tidak rendah diri.

Ini membuat Melina merasa nyaman berada disamping Ivanka, jadi saat dia bersama Ivanka dia bisa berbicara lebih lancar.

Beberapa hari ini Ivanka merasa tidak enak badan. Dia merasa cepat lelah dan sering mual. Ivanka merasa dirinya saat ini masuk angin karena pergi kerja pagi hari dan pulang kerja sampai malam hari.

Hari ini dia memaksakan diri pulang lebih awal. Ivanka merasa sangat tidak nyaman. Pusing, mual dan lemas dirasa sangat mengganggu nya.

Setiba di mess, Ryan melihat Ivanka datang tapi dengan wajah yang terlihat pucat dan bermandikan keringat.

Segera Ryan memapahnya ke kamar.

Ryan lalu menyiapkan baju ganti untuk Ivanka.

"Yank, apa yang kamu rasakan ?"

"Beberapa hari ini aku merasa cepat lelah, pusing dan juga mual. Aku seperti nya masuk angin."

"Kamu kecapean, besok tidak perlu pergi kerja. Istirahat lah untuk dua sampai tiga hari di mess. Aku akan memasak nasi dulu lalu membuat bubur untuk mu. Kamu istirahat lah."

Ivanka patuh dan tertidur dengan pulas.

"Yank... bangun makan lah dulu bubur nya lalu bisa kembali istirahat."

Ivanka bangun dan mencoba makan tapi baru beberapa suap dia menjadi mual kembali. Dan dia langsung bangun menuju toilet.

Makanan yang baru di makan pun kembali keluar. Ryan langsung mendekati Ivanka dan membantu nya kembali ke tempat tidur.

Ryan lalu mengambil telepon nya.

"Mah... Ivanka merasa tidak enak badan. Dia mual juga pusing. Baik nya minum obat apa ?"

"Mual, pusing dan muntah-muntah ?

Jangan-jangan lagi hamil. Sudah ke dokter belum?"

"Belum mah, ini tiba-tiba pulang sudah gitu Keadaan nya."

"Kapan Ivanka terakhir haid?

Apa bulan ini sudah dapat haid lagi ?"

Ivanka yang mendengar mulai mengingat.

"Bulan ini Belum dapat haid. Terlambat satu minggu. Tapi kata dokter, aku mungkin akan agak susah buat aku punya anak cepat."

"Coba beli test kehamilan dulu. Jangan minum obat sembarangan dulu."

"Baik mah, nanti kita telepon lagi kalau sekiranya ada masalah."

"Ia, kabarin kalau perlu apapun".

Setelah menutup telepon nya Ryan kembali fokus ke Ivanka.

" Yank, aku akan ke apotik terdekat dulu beli test kehamilan. Apa kamu ingin makan sesuatu ?."

"Tidak, aku mau kembali tidur lagi."

Sekitar satu jam Ryan sudah kembali dengan membawa test kehamilan dan buah mangga.

Mendengar Ryan datang, Ivanka langsung terjaga. Dia menjadi penasaran juga, apa ia dirinya bisa hamil secepat ini.

Melihat Ryan membawa mangga Ivanka langsung ingin sekali makan. Ryan membantu Ivanka mengupas mangga itu.

Ivanka makan dengan lahap tanpa rasa mual.

Setelah menghabiskan lima buah mangga, Ivanka lalu ke toilet.

Dia membaca petunjuk lalu mengikuti arahan nya.

Menunggu hasil nya membuat Ivanka berdebar-debar.

Tak lama hasil nya muncul.

Dua garis... artinya dia hamil...


Bab 93: Mujizat yang nyata

Antara percaya dan tidak Ivanka keluar dari kamar mandi.

Ryan menanti nya dengan tidak sabar. Dia berdiri pas di muka pintu kamar mandi.

"Bagaimana Yank...?"

Ivanka tidak langsung memberikan hasil test kehamilan nya itu.

Melihat Ivanka keluar dengan wajah bingung membuat Ryan penasaran sampai mau mati rasanya.

Kalau memang Ivanka hamil, ini adalah keajaiban dan ini akan menjadi buah hati pertama mereka.

"Bagaimana Yank...?"

Ryan bertanya lagi.

"Aku tidak hamil tentu mengecewakan mu?"

Ucap Ivanka dengan nada bertanya.

Ryan berpikir ternyata Ivanka masuk angin biasa.

"Tidak masalah, kita masih muda dan kita juga baru menikah. Kita masih punya banyak kesempatan untuk mencoba dan berusaha."

"Lalu bagaimana kalau aku tidak kunjung hamil juga?"

Ryan tidak ingin membuat Ivanka bersedih dia lalu memeluk Ivanka dan berkata "Maka aku akan lebih berusaha lagi tiap malam nya dan siap menambah satu ronde lagi di pagi hari". Ucap nya dengan tawa yang menggoda Ivanka.

"Kamu tidak akan meninggalkan ku dan mencari wanita lain untuk memberi mu anak?"

Ryan melepaskan pelukan nya dan menepuk dahi Ivanka dengan lembut.

"Bodoh...apa yang kamu katakan ?

Dengan mempunyai anak darah daging sendiri mungkin lebih baik tapi jika memang Yang Di Atas belum memberikan berarti kita masih di nilai belum mampu."

"Jadi kamu akan meninggalkan ku atau tidak?"

"Tidak! Tentu saja tidak!

Tujuan kita menikah bukan cuma karena ingin mempunyai anak, jika kita di beri hadiah anak kita akan bersyukur tapi jika tidak, maka kita akan tetap bahagia dengan hal lain."

Ivanka menatap mata Ryan seakan ingin mencari ketulusan dalam kata-kata Ryan.

Melihat Ivanka menatap nya begitu dalam, Ryan tidak bisa lagi menahan. Mata Ivanka yang sipit dengan mencoba menatap tajam pada dirinya. Ivanka terlihat sedang menggoda dirinya.

Ryan lalu mulai menyerang Ivanka dengan gemas. Ciuman demi ciuman menghujani Ivanka.

"Yank... tunggu dulu, saat ini kita di depan kamar mandi".

" Lalu kenapa? Ini kan kamar mandi kita dan tidak ada orang lain. Mau ke dalam kamar mandi atau ke atas tempat tidur?".

Pertanyaan Ryan membuat wajah Ivanka merona.

"Mari kita coba sesuatu yang lain, kita akan melakukan nya di kamar mandi. Ijinkan aku memandikan mu..."

Ucap Ryan dengan mendorong Ivanka dengan lembut kembali masuk ke dalam kamar mandi mereka.

Ryan memanjakan Ivanka. Dia menggosok punggung Ivanka dengan lembut. Seperti memandikan sesuatu yang berharga.

Tapi saat mereka berdua berhadapan, Ryan sudah tidak mampu menahan nya lagi. Dia berubah menjadi liar dan semakin liar.

Ivanka pun menikmati setiap serangan dan sentuhan dari Ryan.

Lalu dia teringat sesuatu.

"Yank... ini..." ucap nya dengan mengulurkan tangan nya.

Ryan menerima nya dan melihat, dalam sekejap mata wajah nya berubah.

"Kamu... hamil...?".

" hmm..."

Ryan langsung memeluk Ivanka dengan erat. Dia sangat bahagia. Ternyata istrinya hamil. Sungguh mujizat yang luar biasa.

"Aku akan lebih lembut..."

Ucap Ryan dan melanjutkan yang tertunda.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C92
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank 200+ Peringkat Power
    Stone 0 Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk

    tip Komentar Paragraf

    Fitur komentar paragraf sekarang ada di Web! Arahkan kursor ke atas paragraf apa pun dan klik ikon untuk menambahkan komentar Anda.

    Selain itu, Anda selalu dapat menonaktifkannya atau mengaktifkannya di Pengaturan.

    MENGERTI