Unduh Aplikasi
91.42% Catatan Cinta / Chapter 32: Siapa yang datang

Bab 32: Siapa yang datang

*Everytime I see you..*

Handphone Liu Yu bergetar menandakan ada pesan masuk. Daijun meminta Liu Yu segera menjawab telfon itu karena di layar handphone tertulis 'ibu'.

"Halo, ya bu?" Liu Yu menerima telfon dari ibunya. Tangannya mencatat pekerjaan yang akan dia bawa pulang.

"Liu Yu, maaf ya, ibu lama belum bisa pulang karena bibimu belum membaik," ucap ibunya menyesal.

"Tak apa bu, aku bisa jaga diri, ibu sehat-sehat ya di sana," Liu Yu berusaha menenangkan ibunya.

"Baiklah, kau jangan terlambat makan dan jaga kesehatan ya. Jangan menangis juga, hahaha," ucapan ibunya selalu membuat Liu Yu gemas dan sebal.

"Ah, ibu, selalu saja menggodaku. Aku tidak akan terlambat makan," Liu Yu menutup telfonnya dan menatap Daijun.

"Ada apa?" tanya Daijun menatap Liu Yu balik.

"Tak apa, ibu masih belum bisa pulang," ucap Liu Yu.

"Bisakah kau mengantarku membeli takoyaki? Aku ingin makan lagi," ucapan Liu Yu membuat Daijun menatap arloji di tangan kirinya.

"Hei, sekretaris Yu, kau baru saja makan roti banyak pula. Sekarang kau sudah lapar lagi?" Daijun mencubit pipi Liu Yu.

"Pantas saja, pipimu semakin bengkak," lanjut Daijun.

"Ayolahhhh," Liu Yu merayu Daijun seperti anak kecil yang menginginkan permen.

"Baiklah, baiklah, tapi lepaskan tanganmu dari dasiku, kau bisa mencekikku jika tadi aku menolak," Liu Yu mengendorkan tangannya yang mencengkeram dasi biru tua Daijun.

"Bereskan mejamu, sekarang sudah jam 5. Para pegawai sudah pulang dari tadi mestinya," Daijun meminta Liu Yu berberes dan ia sendiri membereskan mejanya.

Liu Yu berjalan senang sambil sesekali menatap Daijun dengan menoleh ke belakang, berkali-kali ia lakukan membuat Daijun gemas ingin mencubitnya lagi.

"Sekali lagi menoleh aku akan mengejar dan mencubit pipimu," ancam Daijun pada Liu Yu.

"Wekkk," Liu Yu menoleh dan menggoda Daijun yang geram dengan menjulurkan lidahnya. Dia berlari secepat kilat keluar dari ruangan Daijun dan membereskan mejanya segera.

"Dasar, perempuan itu," gumam Daijun yang melihatnya sedari tadi hingga gadis itu meninggalkan ruangannya.

---

"Aku ingin beli takoyaki, belanja, memasak, tapi ibu tidak ada di rumah," gumam Liu Yu sambil mebereskan meja kerjanya.

"Ah, tak apa, aku bisa sendiri di rumah," lanjutnya. Liu Yu berhenti bergumam saat sepasang tangan meraih kedua bahunya dan membuatnya kaget.

"Haih, Daijun, kebiasaan sekali sih," Liu Yu langsung membalikkan badan dan dengan sebal menatap lelaki yang ada di depannya.

"Hahaha, ayo, katanya mau makan," Daijun terkekeh dengan tingkah Liu Yu.

Liu Yu mengangguk dan Daijun meraih tangan mungilnya menuju mobil di parkiran.

Mereka melaju di jalanan menuju kedai takoyaki dekat supermarket yang ada di dekat apartemen Daijun.

"Yuk turun," Daijun mengajak Liu Yu turun, tapi yang dilihatnya Liu Yu sudah berada diantrean pembeli di kedai takoyaki itu.

"Ya, kapan dia keluar, kenapa sudah ada di sana?" Daijun memegang pangkal hidungnya dengan tatapan bingung. Ia melangkah keluar mobil menuju ke arah Liu Yu.

"Kau mau juga?" tanya Liu Yu yang melihat Daijun.

"Ha, ya ya pesankan saja, tidak pedas," Daijun sebal dengan Liu Yu.

Liu Yu hanya terkekeh melihat Daijun yang cemberut. Setelah memesan 2 porsi dan memakannya di salah satu meja yang kosong, Daijun melemparkan sebuah pertanyaan.

"Kau akan pulang ke rumah?" tanya Daijun sambil makan.

"Entahlah, mungkin ya aku pulang," Liu Yu memutar bola matanya, ia ragu di rumah sendiri. Apalagi ibunya masih belum pulang.

"Jika kau takut, kau bisa menginap di apartemenku," Daijun menawarkan pada Liu Yu.

"Tidak, nanti akan merepotkanmu," Liu Yu menjawab ragu-ragu.

"Tidak apa-apa, biar nanti aku antar kau pulang dulu untuk ambil baju, karena besok akhir pekan, kau bilang ingin mengunjungi tempat pemakaman ayahmu untuk mengenalkanku kan?" tanyanya.

"Hehehe, baiklah. Tapi bisa kita belanja dulu habis ini? Aku ingin membalas kebaikanmu dengan membuatkan makanan," Liu Yu tersenyum dan membuat Daijun mengangguk.

Setelah mereka selesai makan, mereka ke supermarket membeli beberapa bahan makanan. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Liu Yu untuk mengambil baju.

Daijun duduk di restoran di lantai 1, dan Liu Yu naik ke kamarnya. Sebentar ia sudah turun dan membawa beberapa baju.

"Sudah?" tanya Daijun menatap Liu Yu.

"Iya, sudah," Liu Yu tersenyum dan mendekat ke arah Daijun.

Mereka masuk mobil dan menuju ke apartemen Daijun. Setibanya di apartemen Liu Yu meminta izin ke kamar dulu untuk mandi. Daijun mengangguk dan masuk ke kamarnya sendiri.

*tiriring tiriring*

"Siapa yang telfon sih?" Daijun meraih handphonenya, tertulis nomor tidak dikenal. Bimbang mau mengangkatnya atau tidak, Daijun mencoba mengangkatnya.

"Halo," ucapnya.

"Kakak, bukakan pintu apartemen, aku ada di luar sama kak Yoongi," terdengar suara anak perempuan.

"Apa?" Daijun tergesa-gesa menuju ke pintu apartemen dan melihat dari layar interaktif. Ia melihat kedua adiknya ada di luar menunggunya membukakan pintu.

"Ada apa?" tanya Liu Yu yang selesai mandi.

Daijun menutup handphonenya dengan tangan kanannya.

"Ada Chaerin dan Yoongi," bisiknya pelan.

"Buka saja, tak apa, lagian kita tidak sedang ngapa-ngapain. Aku ke dapur dulu ya buat masak" ucap Liu Yu.

Daijun perlahan membuka pintu, untung saja Liu Yu tidak memakai pakaian yang aneh-aneh pikirnya.

"Kakak, lama sekali. Ada yang sedang kakak sembunyikan pasti," Chaerin mulai curiga pada kakaknya.

"Diamlah anak kecil, kakak tidak menyembunyikan siapa-siapa," ucap Daijun.

Chaerin dan Yoongi masuk ke dalam tanpa perasaan curiga lagi.

"Kalian sudah makan?" tanya Daijun pada kedua adiknya.

"Belum, kak," Yoongi menjawab dengan yakin sedangkan Chaerin hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata.

"Tunggu disini," Daijun meminta mereka tetap duduk di ruang tamu. Ia menghampiri Liu Yu yang sudah selesai memasak ternyata.

"Sudah selesai?" tanya Daijun.

"Ah, sudah kok, mereka belum makan?" Liu Yu bertanya balik.

"Iya, belum, apa aku ajak mereka makan kesini?" Daijun pura-pura cemas.

"Iya, tak apa-apa, aku masak banyak," Liu Yu tersenyum, Daijun mencium pipinya sekilas sebelum memanggil Chaerin dan Yoongi.

"Wah, siapa yang masak kak? Ini kan makanan kesukaan kakak, sup kimchi," Yoongi terbelalak melihat seorang perempuan yang menyiapkan piring-piring untuk makan.

"Uwohh, kak Liu Yu," ucap Chaerin dan Yoongi serentak, membuat Daijun gemas sekali dengan mereka berdua. Sedangkan Liu Yu hanya tersenyum menyambut mereka.

"Duduklah, mari kita makan," ajak Liu Yu pada mereka semua.

Mereka mengambil porsi masing-masing, dan mulai makan.

"Kenapa kalian kesini? Biasanya hanya salah satu dari kalian akan main kesini jika tidak sedang bertengkar," Daijun memberondong mereka dengan pertanyaan.

"Ah, besok aku ada pemotretan iklan pariwisata di Namsan Tower," jawab Chaerin. Liu Yu baru tahu kalau Chaerin ternyata seorang model perempuan remaja, setelah Daijun baru saja memberitahunya.

"Lalu kau, Yoongi?" tanya Liu Yu.

"Awalnya aku hanya mengantar Chaerin, tapi kami mau menginap sekalian, karena tempatnya dekat dengan apartemen kakak. Dan juga aku besok mau ke toko buku dekat sini," jawabnya.

"Baiklah, nanti kalian tidur di ruang tamu saja ya," goda Daijun pada adik-adiknya.

"Wah, kakak, kau jahat sekali, mentang-mentang ada kak Liu Yu disini," jawab mereka berdua kompak.

"Hehehe, tidak, tidak, Chaerin bisa tidur denganku. Dan Yoongi tidurlah dengan Daijun," ucap Liu Yu. Mereka berdua mengangguk dan melanjutkan makan.

"Lalu kenapa kak Liu Yu bisa ada di sini?" tanya Chaerin.

"Hmm, aku menginap disini atas tawaran Daijun. Dan juga aku takut sendirian di rumah karena ibuku sedang di rumah bibiku yang sakit," jawaban Liu Yu membuat mereka mengerti dan menyelesaikan makan.

"Kalian istirahatlah dulu, masih ada yang ingin aku bicarakan dengan Liu Yu," ucap Daijun, adik-adiknya mengerti dan langsung ke kamar masing-masing.

"Mari kita ngobrol sambil nonton film," ucap Daijun. Liu Yu mengikuti di belakangnya dan duduk di ruang film yang terlihat seperti bioskop mini. Daijun menutup pintu dan menyalakan film.

"Padahal, aku ingin berdua denganmu saja," ucap Daijun murung.

"Tak apa-apa, jangan sedih," Liu Yu menatap Daijun dalam. Ciuman Daijun mendarat di bibir Liu Yu, mereka menikmati film dengan romantis.

"Aku tak akan melepaskanmu," ucap Daijun lirih di telinga Liu Yu. Membuat Liu Yu tersenyum manis.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Pryzca Pryzca

Slow update karena tugas kuliah menumpuk. Terima kasih.

Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C32
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk