Awan gelap bergerak tiba-tiba ke arah kawanan Lebah Berbilah.
Terik dengan panas neraka, awan tersebut menelan segerombolan lebah seperti longsoran magma yang bergerak lambat.
Dengan sebuah suara kertakan yang tajam, akan sama halnya seperti suara ketika seseorang menurunkan tempura ke dalam wajan berisi minyak panas, bisa terdengar ketika lebah-lebah itu hangus jatuh seperti pangsit yang terlepas dari sisi panci ke tanah di bawahnya.
Duar!
Lebah yang jatuh hangus menjadi garing emas. Sayap mereka yang jelas layu seperti cacing, dan bulu putih halus di punggung mereka berantakan.
Mereka hangus hidup-hidup.
Bahkan dari jarak yang cukup jauh, Gao Peng samar-samar bisa mencium aroma sesuatu yang digoreng.
Gao Peng menatap pembantaian itu dengan sedikit penyesalan di matanya.
Sayang sekali.