Unduh Aplikasi
100% Over and Over Again / Chapter 2: Bab 2

Bab 2: Bab 2

Sunkyo menghentikan langkahnya, memfokuskan penuh atensinya pada sebuah rumah minimalis bergaya Eropa yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Nayoung yang sudah mendahuluinya beberapa langkah juga ikut menghentikan langkahnya. Gadis itu kemudian mengikuti arah pandang Sunkyo. Keningnya berkerut saat ia tahu bahwa rumah Saehyun lah yang menjadi pusat perhatiannya saat ini.

"Ada apa, Sun?"

"Entah kenapa perasaanku tidak enak." Netra Sunkyo membulat sempurna, "Nay, coba kau lihat. Bukankah itu mobil milik Jungkook?" Sunkyo mengarahkan jari telunjuknya pada sebuah mobil sedan berwarna hitam yang terparkir manis di pekarangan rumah Saehyun.

"Memangnya kenapa?"

"Astaga Lee Nayoung! Kau ini benar-benar! Itu artinya Jungkook sudah pulang lebih awal! Dan yang menjadi pertanyaannya adalah," Sunkyo menatap lamat pada Nayoung yang hanya memasang wajah tak mengertinya, "---apakah Saehyun sudah pulang lebih dulu dari Jungkook atau malah sebaliknya?"

🍁

Jungkook bangkit dari duduknya. Lantas melangkahkan kedua tumitnya mendekat pada Saehyun yang sudah bergetar hebat, ketakutan. Wajah gadis itu memucat. Keringat dingin meluncur mulus dari keningnya kemudian turun ke leher.

"Aku tanya sekali lagi,"

Jungkook semakin mendekat.

Pria itu berhenti tepat di depan Saehyun. Mata elangnya menatap nyalang pada gadis itu. Jungkook meremas kedua bahu Saehyun, membuat sang empunya meringis kesakitan.

"DARI MANA SAJA KAU?!"

Jungkook berteriak tepat di wajah Saehyun.

Saehyun terkejut bukan main, saat Jungkook mendorong tubuh kurusnya ke belakang dalam sekali hentakan.

DUAKK

Saehyun hilang keseimbangan dan berakhir dengan punggungnya yang membentur anak tangga. Gadis itu meringis merasakan punggungnya yang belum sepenuhnya pulih kembali menghantam kerasnya anak tangga.

Saehyun menggigit bibir bawahnya demi menahan pekikannya karena kesakitan. Jika tidak, maka Jungkook akan lebih menyiksanya lagi. Bisa jadi pria itu akan kembali menginjak perutnya seperti yang ia lakukan beberapa hari yang lalu.

Jungkook berjongkok demi melihat wajah menyedihkan Saehyun dari dekat. Jujur saja, Jungkook sangat menyukai wajah kesakitan gadis yang notabennya adalah istrinya sendiri. Bagi Jungkook itu merupakan sebuah pemandangan yang sangat indah.

"Kenapa? Sakit?" ucapnya dengan nada yang begitu dingin.

Jemarinya mulai mengerayangi wajah Saehyun. Menyentuhnya dengan lembut. Dimulai dari kening, lalu turun ke pipi tirus gadis itu, dan kemudian berakhir pada ceruk leher Saehyun.

Awalnya memang lembut, namun kemudian Jungkook malah mencekik Saehyun.

"AKKK-"

Nafas Saehyun tercekat seketika. Matanya melebar. Kedua tangannya masih berusaha untuk melepaskan tangan Jungkook dari lehernya. Namun kekuatannya tak sebanding dengan pria itu. Jungkook tersenyum puas. Menikmati setiap reaksi yang diberikan Saehyun saat ia mencekik gadis itu.

Merasa masih belum menemukan kepuasan yang sesungguhnya, lantas pria itu mencekik Saehyun dengan kedua tangannya. Jungkook kemudian menyeret gadis itu untuk ikut berdiri dengan posisi tangannya yang masih mencekik leher Saehyun.

"Bukankah sudah kubilang,"ia menjeda, "JANGAN PERNAH KELUAR TANPA SEPENGETAHUANKU?!" cekikan Jungkook semakin mengencang seiring dengan nada bicaranya yang semakin meninggi.

Saehyun mulai kehabisan nafas. Badannya melemas. Mungkin jika Jungkook melepaskan cekikannya maka saat itu pula tubuhnya akan tumbang. Matanya kemudian menutup saat dirasa sudah tak sanggup lagi untuk bertahan.

Tubuhnya jatuh menghantam lantai yang dingin saat Jungkook dengan sengaja melepas cekikannya. Tubuh gadis itu melemas. Namun ada yang aneh. Kening Jungkook mengkerut saat mata elangnya melihat sesuatu yang tak lazim.

Pergerakan nafas Saehyun aneh. Seperti ada sesuatu yang menghalangi organ pernafasannya. Masih dengan mata yang tertutup, gadis itu memukuli dadanya yang sejak tadi naik turun namun dalam ritme yang tak wajar.

Jungkook mulai panik. Pria Jeon itu lalu berlari mengambil kotak p3k yang terletak di dapur. Jungkook mempercepat kerja tungkainya, menghampiri Saehyun yang masih dalam posisi terakhirnya.

Dengan tergesa-gesa, Jungkook membuka kotak tersebut dan mengambil beberapa alat suntik berjenis tuberculin. Tangannya kemudian beralih untuk melepas kancing kemeja yang dikenakan Saehyun setelah sebelumnya menyingkirkan tangan Saehyun yang sejak tadi memukuli dadanya.

Jungkook menyibakkan kemeja Saehyun. Kemudian jemarinya mulai mencari letak saluran pernafasan Saehyun yang mengarah pada paru-parunya.

Setelah di dapat, pria itu kemudian mengambil suntikan tadi, membukanya lantas menusukkan jarum suntik tersebut pada daerah yang sudah ditandainya tadi.

Jungkook menarik pelan stik pada tabung suntikan. Matanya memicing melihat cairan seperti air lengkap dengan bercak darah dari dalam tubuh Saehyun.

Sudah dapat dipastikan bahwa ini akibat perbuatannya kemarin saat dengan sengaja menenggelamkan sebagian tubuh Saehyun ke dalam bathtub. Air bathtub tersebut rupanya masih bersarang dalam saluran paru-paru gadis itu.

Jungkook melakukan hal yang sama sebanyak tiga kali. Pria itu mulai bisa bernafas lega saat melihat ritme pernafasan Saehyun yang mulai berangsur normal.

Tubuhnya melemas, dan jatuh terduduk tepat di samping Saehyun. Nafasnya masih memburu. Kalau saja ia tidak cepat bertindak, mungkin gadis itu sudah harus berakhir di rumah sakit saat ini. Belum lagi orang tua Jungkook---terutama ibunya pasti akan membombandir dirinya dengan beribu-ribu pertanyaan mengenai Saehyun. Oh tidak! Sungguh, Jungkook tak mau itu sampai terjadi.

Jungkook kemudian mengangkat tubuh lemas Saehyun, membawanya ke dalam kamar dan membaringkannya. Tak lupa pria bermarga Jeon itu menyelimuti Saehyun hingga sebatas dadanya. Sungguh, Jungkook tak mau gadis ini mati lebih awal.

Ia harus melancarkan aksi balas dendamnya pada gadis ini, dengan menyiksanya secara fisik.

Namun ada sesuatu yang janggal tentang gadis ini.

Entah kenapa, Saehyun tak pernah melawannya. Setiap kali Jungkook menyiksanya, gadis ini hanya merapalkan kata maaf berulang-ulang. Berbeda sekali dengannya yang dulu.

Seingatnya dulu Saehyun bukanlah gadis lemah yang mau menerima segala perlakuan kasarnya.

Kemana perginya sikap egois Saehyun yang dulu menyiksanya secara batin?

Kemana gadis yang sudah dengan lancangnya menyakiti hati Jungkook secara bertubi-tubi seperti beberapa tahun lalu?

Selama ini itulah yang menjadi pertanyaan besar Jungkook mengenai Saehyun.

Entahlah, Jungkook tak peduli. Yang penting ia harus terus membalas perlakuan Saehyun yang pernah menyakitinya dulu.

Jungkook tak peduli, meski Saehyun tak pernah membahas kenangan pahit tentang hubungannya dan Jungkook dulu.

Jungkook menurunkan wajahnya. Mendekat pada wajah pucat Saehyun yang tengah terlelap. Mengikis jarak antara ia dan Saehyun, hingga hidung mereka bersentuhan.

Jungkook merasakan sesuatu yang aneh saat melakukan ini pada Saehyun. Entah mengapa, desiran itu muncul tiba-tiba. Sebisa mungkin Jungkook selalu menepis perasaannya pada Saehyun, apalagi setiap kali mereka bercinta.

Mata teduhnya turun menatap bibir Saehyun yang pucat dan mengering. Lantas pria Jeon itu mencium bibir kering Saehyun.

Awalnya memang hanya kecupan biasa, namun lama kelamaan berubah menjadi ciuman intens. Sesekali Jungkook menjilat bibir Saehyun yang kering, membasahinya dengan salivanya. Satu tangannya sudah berpindah memegangi tengkuk Saehyun.

Tubuhnya mulai menekan tubuh bagian atas Saehyun yang tengah berbaring. Jungkook semakin menekan ciumannya, sampai tak menyadari kening Saehyun yang berkerut.

Nafas gadis itu mulai tercekat kembali. Tak sadar bahwa kedua tangannya kini malah memukuli dada bidang Jungkook dengan cukup keras.

Kedua mata mereka terbuka saat Jungkook melepaskan pagutannya. Nafas keduanya sama-sama terengah.

Masih dalam jarak yang begitu dekat, membuat Saehyun bisa merasakan deru nafas Jungkook yang menerpa wajahnya.

Jungkook menyeringai. Menatap tajam pada Saehyun yang tengah ketakuta---menyadari tindakannya yang memukuli dada Jungkook tadi.

"Kau mulai berani memukulku rupanya." Ucap Jungkook dengan seringaian yang tak pernah luntur.

"Ma-maafkan aku, Jung. Aku tidak tahu ka-kalau itu kau."

Suara Saehyun terdengar bergetar, ketakutan.

"Kau tahu, aku sangat tidak suka jika tangan kotormu itu menyentuhku!"

Jungkook memang tidak berteriak kali ini, namun suaranya terdengar menakutkan di telinga Saehyun.

Segera gadis itu menjauhkan kedua tangannya dari tubuh Jungkook.

Namun entah kenapa satu tangan Jungkook yang bebas malah menahan salah satu tangan Saehyun.

Jungkook menggenggamnya lembut, namun lama kelamaan pria itu malah meremas jemari Saehyun begitu kuat.

Gadis itu meringis merasakan jemarinya yang dicengkeram Jungkook. Ia merasa Jungkook akan mematahkan jemarinya saat ini juga.

"Kenapa? Sakit?" pertanyaan itu lagi.

Saehyun tak menjawab. Hanya ringisan perih yang keluar dari bibirnya.

"Kau tahu, aku selalu merasakan sesuatu yang salah saat menatapmu. Entah kenapa kau seperti orang baru bagiku."

Jungkook mulai membuka obrolan, wajahnya terlihat serius.

"A-apa maksudmu?"

Tanpa berniat menjawab pertanyaan Saehyun, Jungkook malah menenggelamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu.

Matanya terpejam, menikmati setiap aroma mint yang menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya. Menghirup dalam-dalam feromon milik Saehyun.

Jungkook lama terdiam dalam posisi tersebut. Hingga sebuah dengkuran kecil menyapa rungu Saehyun. Jungkook tertidur memeluk istrinya.

Saehyun tersenyum miris. Baru kali ini Jungkook bersikap manis padanya. Tangannya terangkat menyentuh punggung Jungkook, dan membelainya. Tak lama Saehyun ikut terpejam bersama Jungkook dalam dekapannya.[]


Load failed, please RETRY

Bab baru akan segera rilis Tulis ulasan

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C2
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk