Bab 163: Binar POV.

"Kamu mau bawa aku ke mana?" tanya anak yang tadi menabrakku dengan takut-takut, dia berusaha menyamakan langkah kakinya dengan langkah kakiku yang cepat. Berpasang-pasang mata tampak melihat ke arah kami, tapi tidak ada waktu bagiku untuk mencolok mata-mata itu dengan jariku.

"Diem aja lo" balasku sambil tetap menariknya. Ok, menarik sepertinya terdengar terlalu halus, aku malah lebih seperti menyeretnya daripada menariknya.

Bruk! Astaga, dia benar-benar sangat letoy, padahal aku tidak berusaha melemparnya, tapi tubuhnya malah terlempar ke deretan loker anak laki-laki hingga menimbulkan bunyi yang keras, pasti punggungnya sangat sakit. Kukirim pesan pada Aldi, dan setelah aku mendapat balasan dalam waktu kurang dari lima detik, aku segera membuka loker Aldi yang tidak pernah dikunci dan mengambil seragam miliknya.