Memilih teflon ternyata jauh lebih sulit dari yang kubayangkan, sebisa mungkin aku mencari teflon yang sama persis dengan milik Elang yang kurusak kemarin hanya dengan berbekal gagang teflon. Ada begitu banyak jenis teflon yang dijual, semuanya berbeda dari warna, bentuk, dan ukuran. Kepalaku terasa berdentang dari tadi hanya dengan melihatnya saja.
Tang! tang! tang!
Dentangannya terasa semakin keras, lalu kusadari, sejak tadi bukan kepalaku yang berdentang, melainkan itu suara Aldi dan Aldo yang sedang memulul-mukul wajan teflon dengan sendok sayur. Astaga, kedua anak ini membuat kepalaku pusing.
"Yang ini aja Bi, dari semuanya, yang suaranya paling bagus ini Bi!" seru Aldo dengan suara mengalahkan teflon yang dipukul. Aku menggeran kesal.
"Lo berdua bisa diem gak sih? Kaya gak pernah liat teflon aja" seruku dengan keras. Aldi dan Aldo saling bertatapan dengan wajah aneh lalu berseru.