Yuan Zhenyi, pria berjanggut itu, ternyata tidak berbohong. Wine yang ia bawa sangatlah enak; rasanya yang lembut terus-menerus terasa di lidah. Yang lebih menakjubkan lagi, wine itu menimbulkan perasaan sedikit memabukkan yang samar-samar, dan rasa itu akan beredar ke seluruh tubuh. Bahkan Mo Wuji bisa merasakan wine itu menstimulasi meridiannya yang terbuka.
"Ini benar-benar wine yang enak! Dengan satu tegukan saja, aku bisa merasakan seluruh tubuhku menjadi segar kembali," Puji Mo Wuji. Ia bisa menebak bahwa ada beberapa bahan spiritual di dalam wine itu. Kalau tidak, ia tak akan bisa merasa nyaman sekali saat meminumnya.
Mendengar pujian itu, Yuan Zhenyi berkata dengan bangga, "Saudara Mo benar-benar paham dengan wine. Aku berasal dari Negara Bagian Chang Yan. Suatu ketika, aku pernah tak sengaja tersesat di Hutan Thunder Fog. Aku tak menyangka itu akan menjadi berkah yang tersembunyi. Di sana, aku menemukan buah spiritual. Aku menggunakan buah itu untuk membuat sepuluh toples wine. Ini toples terakhirku. Tapi ini toples yang besar. Ha ha ha..."
Mo Wuji tahu bahwa Yuan Zhenyi adalah orang yang sangat murah hati dan periang. Segelas wine yang dibuat dari buah spiritual ini pasti memiliki nilai yang luar biasa. Bahkan mungkin tidak banyak orang yang bisa membelinya. Tapi Yuan Zhenyi mau membaginya secara cuma-cuma hanya karena ia menyukai kata-kata Mo Wuji.
"Betapa malunya aku. Kita baru sekali bertemu secara kebetulan, tapi aku sudah minum wine milik Saudara Yuan yang sangat enak ini." Saat itu juga Mo Wuji teringat bahwa Negara Cheng Yu dan Negara Chang Yan sedang berperang. Tapi itu tidak masalah bagi Mo Wuji. Lagi pula, Mo Wuji sudah tidak peduli dengan Negara Cheng Yu.
Yuan Zhenyi tertawa, "Saudara Mo, kau menganggapku seperti orang asing saja! Saat aku mendengar kata-katamu, 'Hanya ada sedikit cara pemahaman yang sama, di antara orang-orang dengan prinsip berbeda'. Saat itu juga tiba-tiba aku merasa kita seperti kawan lama. Aku mau saja menawarkanmu sesuatu yang lebih baik, tidak hanya wine ini."
"Tak peduli hal baik apa yang akan kau tawarkan, tetap tidak sebaik bertemu kawan lama! Saudara Yuan, Bibi Eleven, Ding Bu'Er, ayo minum lagi!" Hati Mo Wuji terbuka. Ini pertama kalinya ia merasa sangat ceria dan bahagia sejak ia dibunuh oleh kekasihnya sendiri.
Keempat orang itu mengangkat gelas mereka masing-masing, dan meminum isinya dalam sekali teguk.
Saat Mo Wuji berhasil membuka meridian pertamanya, yang ia rasakan adalah semangat yang bergejolak. Tapi rasa itu berbeda dengan rasa kebahagiaan yang lepas ini. Saat ini, ia benar-benar merasa bebas dan rileks.
Setelah minum, Mo Wuji spontan bernyanyi:
"Ada beberapa teman di hidup kita
Hanya berapa pertemanan yang bertahan?
Hari ini, jangan lepaskan genggaman kita
Pertemanan selalu ada di hati kita
Namun kita tetap harus mengucapkan selamat tinggal
Ia akan meminta untuk bertemu
Tapi kita mungkin tak sempat bertemu
Ada seorang teman
Yang ribuan mil jauhnya
Terpisah dan terpencil
Kita tidak perlu bertemu
Karena kita tahu, bahwa di hati kita
Pertemanan takkan berganti"
…
Awalnya, hanya Mo Wuji saja yang bernyanyi. Setelah itu, Yuan Zhenyi dan yang lainnya menghafal semua lirik lagu itu, dan mereka pun bernyanyi bersama.
…
Wen Manzhu sedang berdiri di luar tenda Mo Wuji, wajahnya cemberut. Melihat Mo Wuij bergaul dengan orang-orang seperti Yuan Zhenyi membuatnya tak senang.
Bagaimanapun juga, dahulu Mo Wuji adalah seorang pangeran prefektur. Meskipun ia kehilangan statusnya, ia tak seharusnya terjatuh lebih dalam. Jika ia terus terjatuh, ia takkan bisa memanjat naik dan keluar dari lubang itu. Jika bukan karena rasa bersalah di hatinya yang membuatnya ingin membantu Mo Wuji, pasti dia sudah berbalik dan pergi. Mungkin Wen Manzhu tidak menyadarinya, tapi gadis itu punya alasan tersendiri untuk datang ke tenda Mo Wuji, yaitu membantu Situ Po mendapatkan informasi tentang asal-usul 'Lelaki Sejati yang Licik' itu."
Namun saat Wen Manzhu mendengar Mo Wuji bernyanyi "Cahaya Pertemanan", dia tertegun. Dahulu, bisa dikatakan bahwa dia menghabiskan sebagian besar hidupnya bersama Mo Wuji. Dia tahu segala hal tentang Mo Wuji sampai ke tulang-tulangnya. Tapi dia tidak tahu Mo Wuji ternyata berbakat dalam hal musik. Dan lagu itu terdengar sangat manis, sekaligus mengandung ketulusan.
"Saudara Mo, lagu itu sangat bagus, aku suka! Kita bisa saja terpisahkan ribuan gunung, atau jutaan lautan, tapi pertemanan kita takkan berganti!" Bibi Eleven terus minum hingga seluruh wajahnya merah. Tiba-tiba sikapnya menjadi mirip dengan laki-laki, dia berjalan terhuyung-huyung ke sisi Mo Wuji, meraih lengannya, dan menatapnya dengan sepasang mata orang mabuk.
Yuan Zhenyi juga berdiri dan mengangkat gelasnya, "Itu memang lagu yang bagus. Aku juga suka! Satu-satunya yang disayangkan adalah, tidak ada kata 'wine' dalam lagu itu. Jika ada, maka itu akan sempurna! Ayo, mari minum satu gelas lagi!"
Mo Wuji yang mabuk mencoba berdiri, ia menghabiskan gelasnya dan berkata dengan keras, "Jika itu masalahnya, bagaimana kalau aku menyanyikan lagu lain,
Kemarin telah berlalu
Kebahagian adalah yang terpenting
Air tak dapat dikembalikan lagi
Jika bunga persik layu, masih ada bunga mawar
Hidup akan selalu memiliki topan dan badai
Rintik hujan takkan menghentikan kita untuk minum
Apakah kita menyesal atau tidak, kita dapat perlahan memutuskan
Saat ini, kawan, segelas wine adalah yang paling berharga
Nikmati segelas wine dan nyanyikan keras-keras
Teman baik, teman ramah, kita akan bersenang-senang malam ini
Dan beri tahu aku cara menghargai seorang teman
Matahari akan selalu bersinar setelah badai besar
Marilah kita mengangkat kepala dan belajar untuk menjadi kuat
Seperti seorang teman, segelas wine ini menghangatkan hatiku
Aku tidak khawatir akan yang lain
Hari ini kita datang untuk saling bertemu
Perasaan sayang mengisi gelas ini
Tahun-tahun mengalir deras bagaikan air
Tak ada yang peduli siapa dia kemarin
…"
Suara serak Mo Wuji membuat Wen Manzhu benar-benar tertegun. Gadis itu lebih menyukai lagu ini daripada lagu yang sebelumnya. Tiap kata dalam lagu itu seakan-akan sedang memetik dawai-dawai yang ada di hatinya, dan membuat darahnya terasa mendidih. Semua itu memaksanya untuk masuk ke tenda itu dan ikut minum bersama mereka.
Apakah ini yang dinamakan pertemanan? Padahal dia juga punya teman-teman sendiri. Pangeran Ke-9 Negara Cheng Yu, Situ Po. Anak laki-laki Jenderal Zhao Feihu, Zhao Pu. Anak laki-laki Menteri Yao Kang, Yao Bingzhen. Ada juga si munafik Zhao Xu
Lalu mengapa dirinya tidak bisa merasakan seolah-olah darahnya mendidih saat sedang bersama mereka? Jika Situ Po tidak tertarik dengan cerita dari Mo Wuji tentang Sunflower Law, apakah pangeran itu akan tetap meminta dirinya untuk terus berbicara dengan Mo Wuji?
"Bagus… Bagus… Saudara Mo, aku suka lagu ini… Nikmati segelas wine dan nyanyikan keras-keras! Teman baik, teman ramah, kita akan bersenang-senang malam ini…" Yuan Zhenyi ikut bernyanyi dengan suara lantang bersama Mo Wuji.
Ding Bu'Er dan Bibi Eleven juga ikut bernyanyi dengan mereka.
Wen Manzhu berdiri di depan tenda Mo Wuji sangat lama. Akhirnya dia membuang jauh keinginannya untuk masuk ke tenda itu. Jika bukan karena apa yang terjadi hari ini, mungkin dia tidak akan pernah tahu betapa berbakatnya Mo Wuji. Dengan hanya menyanyikan dua lagu itu, Mo Wuji mampu membuat darah Wen Manzhu seolah mendidih, dan memaksa gadis itu untuk ikut bernyanyi.
Wen Manzhu berjalan pergi, menuju suatu tempat di mana dia tidak bisa lagi mendengar suara nyanyian itu. Perlahan-lahan dia menundukkan kepalanya. Dia tahu, tak peduli betapa bagusnya Mo Wuji bernyanyi, tapi dirinya dan Mo Wuji adalah dua orang yang berbeda dari dua dunia yang berbeda.
Jika saja Mo Wuji punya akar spiritual, Wen Manzhu akan berpikir bagaimana caranya untuk membantunya. Sayangnya, Mo Wuji hanya berakar mortal. Setelah Wen Manzhu masuk ke dalam sebuah sekte dan mulai berkultivasi, jarak di antara mereka hanya akan makin menjauh.