Seorang petarung yang terlatih tidak lebih dari seorang veteran, dan butuh lebih dari sekadar latihan untuk menjadi seorang ksatria. Seorang ksatria harus memiliki pengalaman bertarung di medan perang, menyelesaikan latihan-latihan yang hampir mustahil dilakukan, dan menciptakan gaya perangnya sendiri. Setelah melakukan ketiga kegiatan yang menstimulasi potensinya, ia akan mendapatkan Life Energy Seed. Dengan bantuan seed itu, ia akan mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi dan berkontribusi dalam tugas-tugas penting, hingga akhirnya menjadi seorang ksatria.
Life Energy Seed adalah hal terpenting bagi seorang petarung. Tanpa bantuannya, seseorang tidak akan pernah menjadi legenda.
Ye Song mempelajari beberapa pengetahuan baru dengan bantuan memori Angele.
Life Energy Seed sebenarnya adalah Qi yang bisa dikembangkan di dalam tubuh seseorang dengan cara melatih tubuh dengan cara-cara yang sangat ekstrim. Cara kerjanya mirip dengan kemampuan di bumi yang membuat seseorang bisa terkena pukulan tanpa terluka. Baron Karl pernah menjelaskan kepada Angele proses untuk mendapatkan seed itu, sehingga Ye Song bisa membandingkannya secara detail dan menarik kesimpulan.
Tidak semua orang bisa mendapatkan seed itu, hanya yang berbakat yang memiliki potensi untuk mendapatkannya. Namun, di antara yang berbakat pun, tingkat kesuksesannya masih sangat rendah. Beberapa petarung kuat yang memiliki seed berusaha membantu lebih banyak orang mendapatkannya. Mereka menemukan sebuah cara khusus, yaitu dengan memasukkan Qi mereka kepada orang lain. Orang yang mendapatkan Qi itu akan bisa perlahan-lahan mendapat dan mengembangkan seed mereka sendiri.
Metode ini memperbesar kemungkinan suksesnya pengembangan seed dan juga banyak mengurangi resiko kematian karena latihan ekstrim. Metode ini membantu beberapa orang untuk mendapatkan seed mereka dari awal latihan.
Namun, metode ini tidak bisa membuat semua orang menjadi petarung hebat. Walaupun kemungkinan sukses pengembangan seed bertambah besar, hanya dua pertiga populasi dunia yang bisa menerima metode ini. Sementara itu, sisanya tidak bisa menerima Qi, jadi sebanyak apapun Qi yang dimasukkan ke dalam tubuh mereka, Qi itu akan bocor keluar.
Sayangnya, Angele termasuk dalam sepertiga orang yang tidak bisa menerima seed dengan metode spesial ini. Itulah alasan mengapa ia tidak memiliki minat berlatih dan hanya menjadi seorang playboy. Jika saja ia bisa menerima Qi, sang baron pasti sudah memasukkan Qi-nya ke dalam tubuh Angele dan membantunya menjadi seorang petarung yang kuat. Paling tidak, Angele akan punya kekuatan untuk melindungi dirinya sendiri.
Alad menatap Ye Song selama beberapa saat. Sepertinya, dia mulai ingat keadaan Angele. Dia tahu, Angele telah melupakan teknik-teknik dasar latihan karena dari dulu Angele sudah menyerah karena situasinya.
"Baiklah, mari kita mulai lagi latihan paginya. Tuan Muda Angele, mohon ikuti saya ke sini." Alad menepuk tangannya, dan Ye Song mengikuti Alad ke tepi ruangan.
Murid-murid lainnya kembali ke posisi mereka dan mulai latihan lagi. Para murid lelaki berlatih menyayat dengan pedang mereka, sementara murid perempuan berlatih dengan busur pendek mereka.
"Walaupun akan sulit bagi Anda untuk menjadi seorang petarung yang setara dengan ksatria, latihan rutin akan membantu memperkuat tubuh Anda. Berusahalah berlatih secara rutin." Kata Alad, sambil berjalan.
"Saya mengerti. Terima kasih, Alad." Ye Song mengangguk dan tersenyum. "Saya tahu, sudah menjadi rahasia umum bahwa anak kedua dari Baron Karl tidak memiliki bakat untuk menjadi seorang petarung handal."
"Mungkin." Alad berhenti berbicara.
"Apakah murid-murid yang sedang berlatih itu berbakat?" Tanya Ye Song.
"Tuan Muda, mereka mendapatkan seed langsung dari Baron Karl dan Ksatria Audis. Mereka berlatih menggunakan metode khusus yang diajarkan oleh mereka berdua." Alad menjawab.
Ye Song mengerti bahwa lebih baik jika anak-anak mendapatkan seed mereka saat usia muda, karena seed itu akan menjadi semakin kuat seiring perkembangan mereka. Semakin kuat seed mereka, semakin kuat pula tubuh mereka, dan saat mereka sudah dewasa, mereka akan memiliki tubuh yang sangat kuat.
Baron Karl dan Ksatria Audis juga mendapatkan seed mereka saat masih sangat muda. Ye Song mengerti mengapa mereka melakukan itu, tetapi tidak ada yang bisa Ye Song lakukan karena Angele tidak berbakat, sehingga ia tidak bisa mendapatkan seed dari sang baron.
Setidaknya, Ye Song masih memiliki chip biologis itu, jadi ia masih punya sedikit harapan.
Alad mengarahkan Ye Song ke tempat kosong di tepi lapangan. Di sana terdapat sebuah rak dengan banyak pedang kayu panjang. Kebanyakan pedang itu sudah diambil para murid laki-laki untuk berlatih.
Alad mengambil salah satu pedang kayu itu dan melemparkannya kepada Ye Song. Ye Song bisa menangkapnya, namun pedang itu terasa sangat berat baginya. Setiap pedang kayu beratnya kira-kira tiga kilogram, dan panjangnya sekitar satu meter. Pelindung tangannya berbentuk seperti salib yang terbuat dari mata pisau. Pedang kayu itu sangat mirip dengan model pedang crossguard biasa.
Ye Song mengayunkan pedangnya beberapa kali, menciptakan suara 'whut-whut'. Alad juga mengambil sebilah pedang dan mengayunkannya. Cahaya berwarna putih muncul di depannya.
"Dasar-dasarnya sangat mudah, tetapi tidak semua orang bisa menyelesaikannya." Alad berkata, sembari memegang pedangnya dengan kedua tangan dan mengayunkannya ke depan.
Hiat!
Wajah Ye Song tertiup angin, dan rambutnya sedikit terdorong ke belakang. Seketika itu, chip dalam otak Ye Song otomatis mulai menganalisa teknik itu dan dengan cepat menunjukkan data berwarna biru.
'Alad: Kekuatan lebih tinggi dari 1, Kecepatan lebih tinggi dari 2, Stamina lebih tinggi dari 2.' Lapor Zero.
"Teknik ini dinamakan 'sayatan ke depan'. Fokuskan kekuatanmu pada ujung bawah pedang, agar kau bisa melukai lawanmu lebih dalam dan menjaga agar pedangmu tidak mudah rusak." Alad berkata, dan mulai menunjukkan berbagai macam teknik.
Sayatan ke depan, sayatan ke atas, sayatan ke samping, serangan titik, dan sayatan ke bawah adalah lima cara dasar menggunakan pedang. Alad menunjukkan semua teknik itu satu per satu kepada Ye Song. Setiap kali Alad mengayunkan senjatanya, terasa angin bertiup di sekeliling mereka.
Sembari memperhatikan gerakan-gerakan Alad, chip di otak Ye Song merekam data dari performanya.
Chipnya menyelesaikan proses perekamannya tepat saat Alad selesai menunjukkan gerakannya.
"Bagaimana menurutmu? Teknik-teknik itu terlihat mudah, namun sulit untuk melakukannya dengan benar. Jika kau melakukan kesalahan, kemungkinan besar sendimu akan sakit. Berhati-hatilah dan lakukan dengan benar." Kata Alad dengan nada serius.
Ye Song mengangguk ringan.
'Perekaman selesai.' Zero berkata. 'Tolong beri nama untuk data ini.'
'Teknik berpedang dasar.' Ye Song menjawab.
'Data tersimpan dengan nama 'teknik berpedang dasar.' Suara Zero berhenti setelah mengkonfirmasi nama data itu.
Ye Song mencoba membuka data itu dengan pikirannya, dan data itu terlihat di dalam bayangannya. Demonstrasi Alad terekam dengan baik. Suara dan gambarnya bisa dilihat dan didengar dengan jelas.
"Aku pernah belajar teknik-teknik itu sebelumnya. Aku masih ingat." Kata Ye Song pada Alad setelah mengecek apakah datanya sudah tersimpan dengan baik.
Alad menjadi sedikit bingung. Ia menatap Ye Song dan berusaha menebak apakah Ye Song sedang bercanda atau tidak.
"Jika Anda masih ingat, berlatihlah lebih rutin. Ksatria Audis seharusnya mengajari Anda hari ini, namun ia ada tugas dan harus pergi. Cobalah melakukan teknik-teknik dasar itu hingga kamu terbiasa. Aku harus kembali ke lapangan berlatih. Beri tahu saya jika Anda membutuhkan bantuan." Kata Alad sebelum ia cepat-cepat pergi.
Setelah Alad pergi, Ye Song menyunggingkan senyuman dan sedikit menggerakkan pedang kayu itu. Chip-nya membantu menganalisa proses dan menyimpan data, namun ia masih harus berlatih sendiri. Chip itu hanya sebuah alat bantu.
Ye Song mulai berlatih mengikuti apa yang sudah diajarkan Alad.
'Pertama, sayatan ke depan.' Pikir Ye Song.
'Gerakan Anda berbeda 31% dari data yang tersimpan.' Ye Song mendengar Zero melapor saat ia mencoba teknik itu dengan memegang pedang menggunakan kedua tangannya.
Ye Song senang dengan fungsi bantuan yang dimiliki chipnya. Dengan chip itu, ia bisa membandingkan gerakannya dengan data yang tersimpan dan memastikan ia melakukan gerakannya dengan benar.
Ye Song mencoba mengubah posisinya.
'25% perbedaan terdeteksi.' Kata Zero.
Dengan bantuan data yang dimilikinya, Ye Song mengubah posisinya beberapa kali, hingga akhirnya ia bisa melakukannya semirip mungkin dengan data yang tersimpan. Ye Song mengubah posisinya sekali lagi, dan memegang pedangnya dengan mantap sebelum mencoba teknik itu sekali lagi. Akhirnya, perbedaannya kurang dari 5%. Ia merasa bahwa gerakan itu sangat lancar.
'Menurut kondisi tubuh anda, gerakan yang baru saja anda lakukan memperkuat kelompok otot nomor 5, nomor 3, dan nomor 11. Ulangi gerakan itu sebanyak 10526 kali untuk menambah satu poin kekuatan.' Kata chip itu.
'Bagus! Hanya sepuluh ribu kali lagi!' Pikir Ye Song.
Ye Song mulai berlatih intensif dengan bantuan chipnya untuk mengontrol kondisi tubuhnya. Dengan bantuan data dari chip itu, latihannya menjadi lebih mudah.
Hiat! Hiat! Hiat!
Ye Song mengulangi teknik dasar itu berkali-kali, dan akhirnya ia bisa melakukannya dengan cepat dan lancar. Ia mulai mendengar suara angin di sekitarnya, bukti bahwa ia mulai mendekati hasil yang diinginkannya.
Ye Song menyukai latihan itu, dan ia berusaha keras untuk mempelajari dasar-dasarnya,
Langkah ke depan, sayatan ke depan, sayatan ke bawah, dan sayatan ke samping. Ye Song berusaha mempraktekkan semua teknik itu ke arah yang berbeda.
Gerakannya menjadi lebih lancar, dan suara pedang terdengar lebih ringan setelah beberapa lama. Ye Song bisa merasakan dirinya semakin berkembang. Ia semakin terbiasa dengan gerakan dasar pedang, dan bahkan sekarang ia bisa melakukan gerakannya dengan tepat tanpa bantuan data yang dimilikinya.
Kemungkinan besar, Angele berlatih tanpa sepengetahuan orang lain.
Tang! Tang! Tang! Ye Song mendengar suara gong.
"Waktu istirahat! Dibubarkan!" suara Alad sangatlah nyaring, hingga Ye Song bisa langsung mendengarnya.
Ye Song berhenti berlatih dan melihat ke tengah lapangan. Di sana, Alad sedang memukul gong dengan tangannya, hingga menghasilkan suara yang nyaring dan tajam.
Murid-murid di lapangan berlatih menjadi ribut setelah mendengar suara gong itu. Mereka mencari teman-temannya dan pergi bersama ke daerah tempat tidur, sementara beberapa dari mereka pergi untuk mengambil makanan. Beberapa murid mendekati Alad, mereka terlihat ingin menanyakan sesuatu.
Ye Song bergeming. Wajahnya memerah, dahinya dan tubuhnya penuh keringat, hingga pakaiannya benar-benar basah.
'Tunjukkan keadaan tubuhku saat ini.' Kata Ye Song dalam pikirannya.
'Kondisi tubuh saat ini: Otot tangan kanan sedikit terluka, dan kaki Anda butuh istirahat. Butuh waktu 24 jam untuk memulihkan tubuh Anda.' Jawab chip itu.
Ye Song merasa cukup puas dengan hasilnya, lalu ia mengusap keringat di dahinya dengan tangannya. Saat ini, ia sedang mengenakan jubah hitam mirip pakaian berburu yang kemarin dikenakannya, bersama dengan sabuk berwarna merah di pinggangnya. Ye Song sebelumnya terlihat bersih dan tampan, namun pakaiannya menjadi basah setelah berlatih.
'Aku akan menjadi petarung yang kuat walau tanpa seed itu.' Pikir Ye Song dengan tenang.
Ye Song berdiri sendiri di ujung, dan tidak ada orang yang mencoba berbicara dengannya. Saat Ye Song melihat sekeliling lapangan berlatih, terlihat jelas bahwa semua murid-murid lain meremehkannya. Walaupun begitu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa kepada anak sang baron, jadi akhirnya mereka memutuskan untuk tidak menghiraukannya.
"Kakak." Ye Song mendengar suara manis dari belakangnya,
Ye Song berbalik.
Maggie ada di belakangnya, senyuman tersungging di pipinya. Gadis berumur empat belas tahun itu sedang mengenakan atasan putih dan rok pendek yang bahkan tidak menutupi pahanya, sehingga ia terlihat sangat seksi.
Ye Song menyadari bahwa pakaian Maggie terlihat mirip dengan pakaian seorang wanita pekerja kantor di bumi. Walaupun Maggie tidak diperbolehkan mengenakan pakaian berwarna-warni, ia masih berusaha terlihat cantik.