Sekretaris itu memperhatikan punggung Lu Bancheng sebentar sebelum menghampirinya. "Tuan Lu?" Hanyut dalam dunianya sendiri, Lu Bancheng tidak menanggapi.
"Tuan Lu, kopimu sudah dingin. Aku bisa membuatkan yang baru untukmu." Sekretaris itu terus berdiri di sampingnya. Akhirnya, ia menyentuh cangkir kopi itu, bermaksud untuk mengambilnya dari tangan Lu Bancheng, menyebabkan pria itu tersentak ketika jari-jari sekretaris nyaris menyentuhnya. Lu Bancheng cepat-cepat mundur dua langkah, menyebabkan kopinya terciprat ke pergelangan tangan dan kemeja putihnya, dan meninggalkan noda.
"Astaga!" sekretaris itu berseru dengan suara lirih. Ia berjalan ke meja kopi setelah mengamati sekeliling ruangan dan melihat serbet di atasnya. Dengan cepat ia berjalan kembali pada Lu Bancheng dengan membawa serbet dan menyeka kopi dari bajunya. "Tuan Lu, aku hanya akan melapnya sekarang. Kau bisa melepasnya nanti, dan aku akan mencucinya untukmu …"