Ketika mendengar nada sibuk di ponselnya, Fang Tongtong tiba-tiba merasa seolah-olah semua energinya telah terkuras habis dari tubuhnya.
Cengkeramannya mengendur, dan ponselnya terlepas dari jari-jarinya.
Lantai yang sedang dipijaknya berupa lantai beton yang keras, jadi ponsel itu mendarat dengan suara yang nyaring. Jelas terdengar dari hanya bunyinya saja kalau ponsel tersebut berakhir dalam keadaan yang mengerikan.
Fang Tongtong memandangi lantai itu sebelum membungkuk untuk mengambil ponselnya. Dia mengerjapkan matanya dengan keras. Matanya, yang sudah nyaris meneteskan air mata, langsung digenangi oleh air mata. Matanya memerah. Dia perlahan-lahan menundukkan kepalanya dan berjalan masuk kembali ke dalam rumah.