Li Sicheng mendengar suara desau angin dan gemericik air. Dia bertanya, "Su Qianci?" Tak ada jawaban. Dia memeriksa ponselnya dan itu adalah nomor yang benar. Namun, mengapa istrinya tidak berbicara? "Kamu di mana?" Li Sicheng bertanya, tetapi masih tidak ada yang menjawab. Panggilan telepon itu terputus. Dalam keresahan, pria itu mulai menelepon kembali, tetapi kemudian dirinya mendapat sebuah pesan. Pesan itu berupa sebuah foto yang diambil di sisi Sungai Kotaraja. Ketika proses mengunduh selesai, Li Sicheng melihat foto seorang wanita yang sedang berbaring di jembatan. Menilai dari apa yang dikenakannya, itu tidak lain adalah Su Qianci sendiri.
Pupil mata Li Sicheng mengecil, sementara Ou Ming menarik napas dalam-dalam. Sebelum Li Sicheng mengatakan apa-apa, ponselnya berdering lagi. Itu berasal dari nomor yang sama dengan nomor pengirim pesan teks itu, sebuah nomor lokal. Dia mengangkatnya dan mendengar sebuah suara histeris, "Li Sicheng!" Suara wanita itu terdengar gila. Suara nyaring yang akrab di telinga itu terdengar mengerikan seperti biasanya.
"Itu kau!"
Nyonya Tang tertawa. "Apakah kau terkejut melihat aku memiliki istrimu?"
Rahang Li Sicheng mengencang. Raut wajahnya terlihat semakin dingin. "Apa yang kau inginkan?" Li Sicheng terdengar tenang, tapi nada suaranya masih sedikit naik turun.
Menyadari hal itu, Nyonya Tang bahkan tertawa dengan semakin puas. "Kau tahu betul apa yang aku inginkan. Aku sudah lama meminta putriku. Aku sudah memberimu waktu. Kau tidak mengembalikan putriku padaku. Aku harus mengundang istrimu untuk mendidiknya."
Li Sicheng menggertakkan gigi dan memberi isyarat pada Ou Ming. Persahabatan mereka selama bertahun-tahun membuat Ou Ming dengan segera mengerti untuk mengatur orang guna melakukan sebuah pencarian di sepanjang Sungai Kotaraja.
"Aku sudah mengirim putrimu ke rumah sakit, Rumah Sakit Pusat Kotaraja. Di mana kau? Aku akan mengirim seseorang untuk membawamu ke sana menemui putrimu."
"Ha! Kau pikir aku akan memercayaimu? Kau b*jingan licik! Aku tidak akan jatuh ke dalam perangkapmu lagi. Kau tahu, kau lumayan juga ya. Bahkan Tang Zhenghao terjebak oleh tipu dayamu. Kau pasti sedang menyeringai, kan? Bagaimana kalau sekarang? Kemari dan bawa pulang istrimu. Datanglah sendiri, dan aku akan memberimu sebuah hadiah yang sangat besar. "
Ou Ming membelalakkan matanya lebar-lebar dan menggelengkan kepalanya pada Li Sicheng: jangan pergi! Seolah-olah tidak melihat apa-apa, Li Sicheng berkata, "Oke, di mana kau?"
Nyonya Tang dengan cepat memberi tahu dia sebuah alamat dan berkata, "Datanglah sendirian. Jangan menghubungi polisi. Aku punya banyak anak buah di sini. Jika kau menelepon polisi, aku tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi pada istrimu."
"Oke. Beri aku dua puluh menit."
Tempat itu adalah sebuah daerah terpencil, dan akan memakan waktu setidaknya tiga puluh menit untuk sampai ke sana.
"Ha ha, maumu. Lima belas menit. Jika kau lebih lambat, aku akan meminta orang-orangku untuk memuaskan istrimu dengan baik."
Menjijikkan!
Amarah Li Sicheng meledak seperti sebuah gunung berapi. Akan tetapi, dia harus mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Oke, aku akan ke sana."
"Jangan kemari. Mereka punya senjata!" Pekik suara seorang wanita. Itu adalah suara Su Qianci. "Ah!"
Jantung Li Sicheng hampir lepas. Wajahnya yang tenang tiba-tiba berubah saat mendengar teriakan istrinya. "Jangan menyentuhnya!" Dia kehilangan kendali dan meraung, mengejutkan Ou Ming.