"Apakah kamu merindukanku?"
"Mmm."
….
Apa … apa yang baru saja disaksikannya?
Langit runtuh dan bumi bergoncang, lautan kering dan batu menjadi lunak saat suara halilintar mengguncangkan langit … adegan ini jauh lebih mengagetkan dari saat dia pertama kali melihat Lu Tingxiao dengan kelinci kecil.
Mo Lingtian diam tertegun.
Langit malam meredup, saat horizon diwarnai oleh cahaya kuning dari matahari terbenam.
Ketika pemuda itu menatap Lu Tingxiao, aura lancang dan nekat darinya berubah menjadi penuh cinta dan tidak terpisahkan. Kedua matanya yang memesona langsung menjadi sangat indah, hingga bisa menggetarkan hati dan jiwa seseorang ….
Saat Lu Tingxiao menurunkan tatapan matanya untuk menatap pemuda itu, es di dalam matanya perlahan meleleh menjadi mata air. Matanya melembut dan penuh penghargaan, seakan-akan dia sedang melihat seluruh dunia miliknya.