"Ini karena kita jalan bertiga. Kan gue udah bilang soal pamali?"
"Rav." Yuga menyugar rambutnya dengan frustasi. "Lo nggak membantu." Ia lalu mengalihkan pandang ke arah lelaki yang tengah mengganti ban mobil mereka. Deni yang berjongkok di sebelah lelaki itu terlihat merana.
Hari sudah malam, jam 8 malam. Ban mobil mereka bocor di tengah jalan. Berkat bantuan medsos, Yuga menemukan tukang tambal ban, yang untungnya bisa membantu mengganti ban mereka menggunakan ban cadangan dengan cepat. Yuga sudah melewati batas uring-uringan, lalu frustasi, dan kini hanya bisa pasrah, tak yakin bisa pulang ke Mangata malam itu juga.
"Kita bisa nyetir doang, ganti ban nggak bisa." Ravi mendesah. "Gue merasa tak berguna jadi cowok."
"Sekali lagi, Rav..." Yuga menyuruhnya diam, tapi Ravi tak memperhatikan sama sekali, sibuk mendongak menatap bintang-bintang yang sama sekali tak tampak, tertutup awan tebal.