Aku tidak menyangka kalau kak Rian kek gini. Padahal yang aku tahu, kak Rian adalah kakak yang baik juga perhatian. Tapi apa yang aku lihat sekarang? Dia malah berbohong kepada Martin, kalau dia memang tidak mau mengizinkan aku pergi kan bisa bicara baik-baik sama aku. Hanya gara-gara gak suka sama Martin, bukan Martin tidak bisa berubah. Ini tidak dibiarkan, "Kakak kok gitu sih sama Martin, kalo kakak gak izinin aku pergi, jangan kek gini caranya, Lela gak suka kak Rian jadi begini."
Terserah dia mau respon apa, aku tidak akan peduli. Mau sakit hati, silahkan, mau marah juga silahkan. "Aku sudah izin sama ibu, jadi aku pergi dulu kakak, bye!" Ku bukakan pintu, dia sama sekali tidak mengatakan satu kata pun kepadaku, mampus.
"Martin, tunggu!" panggilku saat mobil Martin sudah berbalik ingin pergi dari rumahku. Untuk saja dia berhenti, ku berlari mendekat dan masuk ke dalam mobilnya. "Martin, maafin kakakku ya, aku-"