Pagi ini, Lintang agaknya membawa sebuah kertas berwarna putih yang ukurannya tidak terlalu besar. Sambil membawa tas punggung dia tampak mengedarkan pandangannya pada sebuah tempat. Bahkan untuk sampai ke tempat ini pun dia harus beberapa kali berganti kendaraan, pertama dia naik bus sampai dia berada di salah satu terminal, lalu dia turun dan naik angkot sampai dia berada di sebuah pertigaan yang di sana ada sebuah pasar yang cukup ramai, setelah dia berada di sana, tidak ada kendaraan lagi katanya. Hanya ada beberapa mobil sayur yang berlalu lalang dan itu pun hanya ada di jam-jam tertentu. Biasanya ada beroperasi selama tiga kali. Yaitu pada saat subuh, siang hari dan menjelang senja.
Beberapa pengunjung tampak memilih mengenakan mobil pribadi mereka, itu pun dengan menggunakan mobil yang tahan di jalanan terjal. Tapi, Lintang tak mau untuk meminta tumpangan, biar bagaimanapun juga ini adalah perjuangan dia, dia tak butuh orang lain untuk membantu perjuangannya.