Télécharger l’application
63.15% UNWANTED MARRIAGE / Chapter 24: 23. Viral.

Chapitre 24: 23. Viral.

Kantor Poker Indo, seluruh pekerja dihebohkan sebuah link video dikirim oleh seseorang, tanpa sadar mereka pun membuka video tersebut. Apa yang mereka lihat itu adalah video hubungan sedang bercumbu.

Bukan itu saja, video itu tanpa sensor apa pun yang mereka lihat Disamping itu mereka sempat mendownload dan menjadikan bahan promosi iklan website mereka.

Beda lagi di kantor lainnya yang satu gedung dengan Poker Indo, mereka malah mengosip tidak jelas tentang video mereka tonton. Bahkan gosip itu sebagai bahan sindiran mengatai adegan mesum di sana.

"Gila! Kalau gue jadi itu cewek! Mending mati saja!" ucap cewek berambut sebahu.

"Bukan mati, Fia! Tapi malu-maluin orang tua! Hanya karena pengin rasain intim saja segitunya, bodoh memang itu cewek!" balas satunya lagi.

"Ini nih! Yang sering buat para wanita rugi karena ini?! Sebenarnya cowok juga sama! Kegatalan?!" sambung satunya lagi sembari buang permen karet ke tong sampah.

"Eh, begini-begini cewek bisa rasain ena-ena, kan? Bilang saja elo pengin!" balas salah satu cowok ada di sebelah para cewek-cewek tadi.

"Apaan, sih! Jangan harap deh!"

Kericuhan antara rambut berponi begok dengan cowok tengil tindik hidung pun berseteru. Hingga keributan di kantor mereka tak dapat dihindarkan. Beda dengan cowok yang fokus sama kerjaan sembari mengirim sesuatu di ponsel miliknya.

Tidak lama kemudian ponsel miliknya bergetar, lalu segera dia baca.

Helena

[ Ada apa, Ian?]

Rian

[ Elo sudah lihat video gue kirim? ]

Helen

[ Memang kenapa? ]

Rian

[ Elo kenal cewek itu, kan? ]

Helen

[ Ngak! Memang kenapa? ]

Rian langsung beranjak darin duduknya kemudian meminta salah satu temannya untuk lihat komputernya. Lalu dia keluar dari kantor, segera menelepon Helen.

"Elo yakin, gak kenal cewek tadi?"

[ "Memang ada apa sih, elo bahas cewek di video itu? Gue benar-benar gak kenal," ]

"Gue cuma pastiin aja! Masa elo gak kenal sama sekali? Bukannya elo satu kampung sama dia?"

[ "Ya ampun, Ian! Memang kalau gue satu kampung sama dia, gue harus kenal dia gitu?! Bukan gue aja satu kampung sama itu cewek! Tempat elo juga ada kan satu kampung sama dia?! Kenapa gak elo tanya aja langsung, kenapa mesti tanya ke gue! Heran deh gue sama elo?!" ]

"Ya, bukan itu ... gue cuma tanya, ya, gak usah ngambek gitu napa, sih!"

[ "Ya, elo sih! Gue lagi sibuk, langsung tanya hal gak nyambung! Apa gak kesal gue dibuat elo?!" ]

"Iya, iya, sori kalau gitu. Ya sudah balik sana kesibukan elo!"

Setelah selesai teleponan, Rian membuang rokok itu ke lantai. Lalu dia pun kembali masuk ke kantor. Namun dia masih penasaran sama cewek ada di video itu. Rian bukan kembali ke tempat duduknya. Melainkan ke tempat duduk lain.

"Am! Gue mau tanya sesuatu sama elo?! Sibuk gak?" tanya Rian kepada temannya, yaitu Aming.

"Tanya apa?" jawabnya tanpa menoleh.

"Soal cewek ini," Rian tunjukkan Screenshot sebuah wajah yang pasrah akan permainan dua cowok itu.

Aming pun langsung merebut, dan melirik tajam pada Rian.

"Elo dapat dari mana?" tanya Aming,

Rian menarik kembali ponselnya, kemudian menarik kursi salah satu dari temannya. Setelah itu dia mulai merapatkan badannya di dinding, agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Gue dapat dari seseorang, tidak tahu juga siapa orangnya. Memang elo gak dapat link itu?" ucapnya sambil melihat ponselnya naik turun.

"Dapat, gue langsung hapus. Gue takut itu mirror web coba meng-hack data gue," jawab Aming santai kembali melanjutkan pekerjaan di layar komputer.

"Begitu, tapi elo kenal cewek ini, kan?" Rian kembali bertanya lagi.

"Memang kenapa? Suka sama dia?" Aming langsung jawab cepat, tidak biasa saja Rian kepo menanyakan teman satu kampungnya itu. Apalagi Aming memang kenal banget sama cewek itu.

Bukan kenal saja, tapi dekat banget sama abangnya. Meskipun begitu cewek ada di video itu juga bukan sembarang dekat, kadang Aming diam-diam datang ke rumah hanya sekadar main-main dan iseng cari abangnya buat ngobrol-ngobrol, pada kenyataan untuk mendekati adiknya itu.

Tetapi itu tidak mudah, adiknya tergolong sangat cuek, dan judes banget di rumah. Siapa saja juga disapa tanpa baik. Bagus menurut Aming, akan tetapi hanya sebuah video beredar itu, semua ingin tahu siapa dia termasuk Rian juga. Setahu Aming, Rian paling malas tanya soal beginian, apalagi isu hoax yang super edit wajah orang jadikan video tidak-tidak.

"Bukan, gue tanya juga," katanya menyudahi ponsel dia lihat-lihat itu, kemudian dia bangun dari duduk sembari menghela napas yang panjang. Sudah pukul 6 Sore, sudah waktunya cari makan.

"Uuuhh ... elo mau makan apa? Gue mau turun ke bawah sambil cari makanan buat makan malam," ujarnya kemudian.

"Apa sajalah, yang pasti gak batu," jawab Aming kemudian.

"Ya udah, gue keluar dulu, tolong awasi anak-anak,ya?" pintanya kemudian berlalu keluar dari kantor itu.

*****

Di kantin bawah gedung kantor perjudian, Rian turun sembari bersiul dan goyang-goyang kepalanya seakan hari ini adalah kebahagiaan dia keluar secara bebas. Ketika masuk kantin itu untuk pesan makanan sekaligus punya Aming. Tanpa sengaja dia mendengar seseorang membahas soal video yang tersebar sangat luas banget. Bukan Rian yang super ingin tahu urusan orang lain, secara tidak langsung dia sudah bertanya ke Helen dan juga Aming. Sampai sekarang dia benar-benar penasaran sama video cewek yang disiksa jadi bahan hubungan seksual.

Haiiss ... mulai sejak kapan gue peduli urusan kayak begituan sih? - batin Rian sembari menggerutu.

[ "Sudah lihat video yang beredar di mana-mana itu?" ] tanya cewek ikal tidak jauh di mana Rian berdiri sambil menunggu pesanan yang antri itu.

[ "Tau! Terus?" ] jawab temannya yang lagi makan roti sembari membalas chat temannya

[ "Gila saja, sih? Bisa ya, rekam adegan terang-terangan? Apa gak malu itu sama orang tuanya kalau sampai tersebar seluruh dunia? Apalagi ranting video itu langsung naik...." ] katanya sambil menggeleng-geleng.

Tak lama kemudian temannya yang lagi makan roti terjatuh, membuat cewek rambut ikal itu mundur satu jarak. [ "Makan itu yang benar kenapa sih? Jorok tau!" ] tegurnya.

[ "Ini!" ] temannya menunjukkan sesuatu kepada cewek ikal itu.

Cewek ikal itu pun mendengkus kesal, [ "Apa sih?" ]

[ "Lihat ini deh?! Ini bukannya cewek ada di video viral itu?" ] ucapnya memberikan sebuah foto postingan di sosial media salah satu pertemanan miliknya. Cewek ikal itu pun langsung merebut ponselnya dan melihat lebih dekat, tidak hanya itu. Dia juga memperbesar foto cewek itu, takut salah yang dia lihat di video viral tersebut.

Tanpa sadar oleh dua cewek itu, Rian sudah berada di belakang mereka ikut melihat layar ponsel itu. Wajah itu benar-benar cantik jauh dari adegan video itu.

"Iya, benar! Cantik loh, tapi kok dia mau hubungan adegan begitu? Apa itu editan saja video? Dari wajahnya dia polos banget? Masa sih, dia buat hal begituan?" tanya cewek ikal itu lagi.

"Ya, gue juga gak tau, nanti coba gue tanya sama teman gue. Apa benar video viral itu benar cewek itu?" jawabnya lagi.

Namun tidak berapa lama kemudian ponselnya berpindah di tangan Rian, hingga dua cewek itu mulai memaki rebut ponsel tanpa izin. Rian tidak peduli sama dua cewek itu, dia cuma hanya memastikan setelah sudah dia dapat, dia pun kembalikan ponsel itu kepada dua cewek itu. Rian pun beranjak dari kantin setelah pesanannya sudah siap.


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C24
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous