Sejenak Fajar memandangku bahkan nyaris tanpa kedip, aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya sekarang ini. Hanya saja aku merasa dipandang seperti itu benar-benar terasa aneh. Jika mungkin cowok lain yang memandangku, pastilah aku akan biasa saja. Namun ini adalah Fajar, cowok yang paling mesum di kampus dan dia telah memandangku dengan tatapan mengerikannya itu. Tak pernah terbayangkan sama sekali bahkan sampai kapan pun juga, jika kami akan berada dalam situasi yang seperti ini. Situasi di mana semua orang pasti akan berpikir jika semua ini mungkin akan baik-baik saja, dituasi di mana semua orang berpikir jika mungkin hidup ini akan menjadi berbeda ketika dua orang bermusuhan akan sama-sama dalam satu garis yang sama.
"Bisa lo ulangi apa yang elo sampaikan tadi? Sorry, kuping gue budek, gue beneran nggak denger dan nggak paham sama sekali dengan apa yang elo omongin barusan ini," katanya pada akhirnya.