Télécharger l’application
85.71% TWIT / Chapter 6: Scarlet

Chapitre 6: Scarlet

Tak lama sejak kencan ganda, banyak yang membicarakanku di instagram. Mereka merekam saat aku menyatakan cinta pada pamela.

Berita baiknya, mereka mendukung hubunganku dengan pamela. Tapi tetap saja, hatiku belum bisa berpaling dari jezabel.

Aku belum pernah mencintai siapapun, hanya jezabel. Dialah cinta pertamaku. Yah aku hanya berharap bisa berhenti mencintainya dan menjalani hubungan yang bahagia bersama pamela.

Tadi pagi aku datang menjemput pamela untuk berangkat bersama ke sekolah, betapa terkejutnya aku. Rumah pamela besar sekali, jelas menunjukkan kalau dia berasal dari keluarga yang kaya akan harta.

Tapi dia bicara hal aneh. "Menjauhlah dari dia yang pernah kau pacari!" Itulah yang dia katakan. Dia berkata seperti itu tanpa melihatku.

Yang pernah kupacari? Menyukai gadis saja baru kali ini.

Kalau dipikir-pikir, itu hal wajar. Karena pamela belum tau apapun mengenai privasiku, mungkin pikirnya aku memiliki mantan kekasih yang belum bisa kulupakan.

Dan disekolah, banyak yang melihat serta membicarakan kami saat sedang berjalan bersama dilorong menuju kelas.

Kini aku, pamela, jezabel, dan kiki sedang makan siang bersama. Murid lain bilang kami berempat pasangan yang serasi.

"Astaga... Lagi-lagi aku lupa mengambil yoghurt!" Kata pamela saat dia sadar kalau dia melupakan sesuatu. Dia akhirnya pergi mengambil yoghurt.

"Aku ke toilet!" Kiki terlihat menahan rasa ingin buang air kecil.

"Masih ingat dengan waktu itu?" Tanya jezabel tiba-tiba padaku. Dia berhenti makan dan menatapku menunggu jawaban atas pertanyaannya. Aku yang ditanya tentu saja berhenti makan.

"Yang mana?" Oke, aku bingung.

"Kau sudah temukan penguntitnya?" Ah benar! Bodohnya aku, bagaimana aku bisa lupa mengenai hal penting ini.

"Belum!" Jawabku singkat sambil menggeleng.

"Akhiri hubunganmu dengan pamela!" Titah jezabel dengan polosnya lalu kembali menyantap makan siangnya.

"Hah?! Kenapa?" Tentu saja aku terkejut, ini terlalu tiba-tiba.

"Dia tidak baik untukmu!"

"Lalu siapa yang baik untukku?!" Tanyaku kesal.

"Siapapun! Yang jelas bukan dia!!" Bentak jezabel kemudian berdiri dari duduknya, berniat mengembalikan tempat makan siangnya.

Apa-apaan?! Kenapa dia bersikap menyebalkan seperti itu? Dia jelas tau kalau aku barusaja berpacaran dengan pamela, dan dengan seenaknya dia menyuruhku untuk mengakhirinya!.

"Ada apa? Kenapa kiki dan jezabel tak ada?" Tanya pamela polos begitu dia sampai dan duduk disampingku dengan yoghurt ditangan kanannya.

"Kiki pergi ke toilet!" Jawabku sambil melanjutkan menyantap makan siang.

"Lalu jezabel?"

"Dia sudah selesai!"

"Dia tidak menunggu kiki?"

"Tidak!"

"Kenapa? Apa dia bertengkar dengan kiki?"

"Berhentilah bertanya, pamela! Lanjutkan saja makan siangmu!" Kataku gemas karena pertanyaannya itu tidak penting. Pamela yang sadar hanya tertawa tak merasa bersalah.

"Bella sudah selesai?" Tanya kiki tiba-tiba pada kami. Pamela menjawabnya dengan anggukan.

"Kalau begitu aku juga selesai!" Katanya sambil pergi membawa tempat makannya.

"Sepertinya mereka sedang bertengkar!" Astaga pamela.

"Sudahlah!" Titahku sambil mencubit pipi kirinya dengan gemas. Dia hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ 

Pulang sekolah.

Semenjak kiki dan jezabel bertengkar waktu itu, jezabel jadi sering datang ke kelasku setiap pulang sekolah. Tentu saja bertemu kiki, kuharap mereka putus.

Yah meski hanya pura-pura, tetap saja membuatku cemburu saat mereka berduaan. Pamela sekarang jadi sibuk karena ayahnya mendaftarkan dia dikelas belajar.

"Mau ikut dengan kami?" Tanya jezabel tiba-tiba padaku sebelum ia keluar kelas.

"Kemana?"

"Rumahku!" Singkat jezabel.

"Ayolah kau harus ikut!" Ujar kiki terkesan memaksa. Tak dipaksa pun aku akan ikut kalau itu rumah jezabel, hehehe.

"Oke aku ikut!" Jawabku yang sengaja membuatnya terdengar malas. Pencitraan.

"Ck! Pembohong!" Ujar jezabel pelan dengan sinis. Pembohong? Dia tau aku bohong?.

"Tidak jadi ke rumahku!" Lanjut jezabel sambil melihat layar ponselnya.

"Eh?! Kenapa?" Tanya kiki bingung.

Jezabel memperlihatkan layar ponselnya pada kiki, hanya kiki. Ayolah, sudah cukup berpura-puranya!.

"Ah... begitu ternyata! Lain kali saja tak apa!" Ujar kiki sambil tersenyum.

Jezabel pamit pergi duluan padaku dan kiki. Ah, aku jadi gagal ke rumah jezabel. Memangnya ada apa sampai dia membatalkannya?.

"Ada apa? Kenapa dia membatalkannya?" Tanyaku penasaran pada kiki, dJ ia berbalik memandangku.

"Bukan apa-apa!" Jawabnya dengan memasang wajah meledek.

"Apa-apaan itu?" Tanyaku kesal sambil memukul pelan kepalanya. Kiki hanya tertawa.

Karena tidak jadi pergi ke rumah jezabel, kiki memutuskan untuk bermain dirumahku.

Aku punya PlayStation dirumah. Kiki sering ke rumahku untuk bermain bersama, tapi yah akhir-akhir ini dia menghabiskan waktu dengan jezabel.

⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ 

"Lain kali aku yang akan menang!" Ucap kiki sombong setelah 6 kali kalah bermain denganku.

Hana, grace, dan scarlet sudah dirumah.

Hana dikamarnya mengerjakan tugas. Grace dan scarlet sedang bermain dengan teman mereka diruang tamu.

Malangnya nasib hana yang terganggu suara bising dariku dan yang lain.

"Ah sudah jam 5! Aku harus pergi ke kelas belajar!" Ujar kiki langsung mengambil tasnya dan pergi ke depan.

Aku mengambil minuman kaleng kesukaan kiki dari kulkas dan menyerahkannya. "Bawalah!" Kataku. Kiki menerimanya lalu pamit pergi.

Saat berbalik untuk kembali ke kamarku, pandanganku dan scarlet bertemu. Dia buru-buru memalingkannya.

Apaan itu? Scarlet? Dia menyukai kiki huh?.

Bagus!! Akan kubantu kau scarlet! Kemudian kiki dan jezabel akan putus! Setelahnya akan kukencani jezabel! Tentu saja kuakhiri hubunganku dengan pamela.

"Kakak! Bisa bicara sebentar?" Panggil hana, dia diluar kamarnya.

"Oke!"

⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ 


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C6
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous