Télécharger l’application
82.92% Trilogi Langgam Amerta Agni-Widhiwasa Akasa Bhumi / Chapter 34: Bab 34-Sekar Wangi Jagad Asih

Chapitre 34: Bab 34-Sekar Wangi Jagad Asih

Bunga-bunga mekar di musim yang belum tuntas

mengikuti aliran air di lekuk lembah yang tertidur pulas

memberikan jejak kepada para penyintas

bagaimana cara menaklukkan amarah badai

dari keinginan yang tak kunjung usai

Sekar Wangi menatap Arya Batara dari ujung kaki hingga kepala. Pangeran dari Pajang itu masih terlihat tampan. Namun sangat kurus. Pandangan matanya nampak kebingungan. Seperti orang yang kehilangan pegangan. Sekar Wangi tersenyum mengejek. Meski dulu pernah sangat mencintai pangeran ini, tapi rasa sakit hati yang luar biasa menguburnya menjadi kebencian tiada tara. Lagipula dia punya cita-cita setinggi langit yang lebih dari sekedar mengejar cinta. Sekarang dia bisa mendapatkan cinta lelaki mana saja.

Pangeran ini hanya akan dijadikannya alat untuk mendapatkan Kebo Lanang di gudang pusaka Kerajaan Pajang. Sekar Wangi hanya perlu memikirkan cara agar si pangeran patuh terhadapnya.

Dan itu mudah saja. Sepanjang perjalanan menuju Ibukota Pajang, Pangeran Arya Batara yang sekian lamanya dijadikan budak cinta oleh Putri Anila dan Putri Aruna, kembali tenggelam dalam kobaran api asmara yang sengaja dibuat oleh Sekar Wangi. Arya Batara serasa hidup kembali setelah dilayani hasratnya oleh Sekar Wangi selama beberapa hari. 

Seperti Unduh Kusuma yang takluk sepenuhnya setelah menikmati kemolekan tubuh Sekar Wangi, Pangeran Arya Batara juga kurang lebih sama. Pemuda budak cinta ini menjadi sangat penurut dan patuh terhadap apapun perintah Sekar Wangi. Gadis yang mengalami perubahan dahsyat ini seperti mempunyai daya pikat alami yang luar biasa. Bisa dibayangkan jika tokoh-tokoh sehebat Unduh Kusuma, Arya Batara, dan bahkan Siluman Lembah Neraka, bisa takluk seutuhnya tanpa mampu sedikitpun membantah apapun yang dikatakan Sekar Wangi, maka sesungguhnya gadis ini punya kemampuan yang melebihi sihir tingkat tinggi.

Meskipun melayani nafsu lelaki dari dua orang nyaris setiap hari dalam perjalanan menuju Ibukota Pajang, namun Sekar Wangi seolah tak mengenal lelah. Satu hal yang aneh juga muncul pada diri gadis putri Ayu Wulan dan Pangeran Bunga itu. Setiap kali selesai berhubungan badan, kekuatan hawa saktinya juga meningkat. Sekar Wangi sendiri akhirnya menyadari keanehan tersebut. Gadis itu gembira bukan main. Dia tidak perlu bersusah payah melakukan samadi atau ritual atau hal semacamnya untuk meningkatkan kemampuan hawa saktinya.

Sekar Wangi melaksanakan rencananya. Dia masuk istana Pajang dan memainkan peran sebagai seorang yang telah menyelamatkan Pangeran Arya Batara yang selama ini menghilang. Gadis itu sudah sangat dikenal di Istana Pajang sehingga orang-orang tidak ada yang menaruh curiga terhadapnya. Apalagi Sekar Wangi membawa serta Pangeran Arya Batara yang sudah lama diculik dalam keadaan tak kurang suatu apa. Istana Pajang menyambut kembali kedatangan pangeran yang dikira telah tewas itu dengan gembira. Sekar Wangi dielu-elukan sebagai pahlawan. Gadis itu dipersilahkan menginap di istana dan dijamu sebagai tamu yang sangat penting.

Unduh Kusuma yang sebelumnya gagal menyatroni gudang pusaka Istana Pajang menunggu di luar istana sambil memantau situasi. Dalam rencana Sekar Wangi, Unduh Kusuma adalah orang yang nantinya seolah bertindak sebagai pencuri pusaka dan melarikan diri. Sementara dia dengan mudah menyimpan Kebo Lanang tanpa dicurigai sehingga hubungannya dengan Pajang tetap terjalin dengan baik.

Sore menjelang petang, Sekar Wangi menjalankan rencana yang telah disusunnya dengan matang. Dia telah meminta Pangeran Arya Batara untuk mengajaknya melihat-lihat gudang pusaka Kerajaan Pajang sebelum besok pagi berpamitan karena harus kembali ke Sumedang Larang. Sekar Wangi tahu persis di mana Kebo Lanang disimpan. Namun agar sandiwaranya tidak kentara, dia sengaja mengajak Pangeran Arya Batara untuk menjelajahi seluruh gudang pusaka istana. Sebagai tamu kehormatan yang dikenal telah menjadi penyelamat pangeran Pajang, tentu saja tidak satupun yang mencurigai keberadaan Sekar Wangi di gudang pusaka. Apalagi saat itu dia ditemani oleh Arya Batara sendiri.

Rencana Sekar Wangi berjalan dengan lancar. Apalagi Arya Batara sama sekali tidak mengira jika gadis yang sangat panas di ranjang itu mempunyai sebuah rencana jahat. Tanpa terlihat oleh Arya Batara, gelang Kebo Lanang sudah berpindah tempat ke saku dalam pakaian Sekar Wangi. Tepat pada saat itu, sesuai dengan perintah Sekar Wangi sebelumnya, terjadi keributan di luar gudang pusaka istana. Sesosok bayangan berlarian dikejar oleh puluhan penjaga istana bersenjata lengkap. 

Sekar Wangi memang meminta Unduh Kusuma menyamar sebagai pencuri yang datang ke gudang pusaka istana lalu melarikan diri. Unduh Kusuma adalah seorang berkepandaian tinggi. Mudah saja baginya melewati penjaga prajurit biasa yang berpatroli di luar dan dalam istana. Akan tetapi rencana yang sepertinya sudah berjalan mulus itu tiba-tiba saja menemui hambatan yang berat saat dua sosok bayangan dengan ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi tahu-tahu berdiri menghadang Unduh Kusuma di samping gudang pusaka. 

Ki Sasmita, tokoh sakti Istana Pajang dan merupakan pengawal khusus Raja Pajang, bersedekap sambil mengamati dengan cermat sosok pencuri yang berani mati menyatroni gudang pusaka Pajang. Ki Sasmita ditemani seorang kakek renta berperawakan tinggi kurus dengan wajah merah dan mata melotot seolah selalu marah. Ki Ageng Merapi.

"Hmmm. Berani sekali kau melanggar kesucian gudang pusaka Pajang." Ki Ageng Merapi yang punya watak pemarah mengebutkan lengan bajunya. Unduh Kusuma yang kepergok dan tidak bisa apa-apa lagi selain melawan, menyambut pukulan itu dengan dorongan kedua telapak tangannya. Maklum bahwa kakek renta yang menyerangnya ini pastilah orang sakti.

Benturan tenaga itu membuat suara ledakan cukup keras. Unduh Kusuma memegangi dadanya yang sesak bukan main setelah terjajar cukup jauh ke belakang. Ki Ageng Merapi hendak melanjutkan serangan. Namun Ki Sasmita mencegahnya. Dia tahu pencuri itu telah terluka parah. Jika sampai Ki Ageng Merapi yang sakti itu lanjut menyerang, pencuri itu pasti langsung menemui ajal. Lagipula mata awas Ki Sasmita tidak melihat barang apapun yang sudah berhasil dicuri. 

"Biarkan dia pergi Kakang. Aku rasa dia belum berhasil mengambil apapun dari gudang pusaka istana." 

Unduh Kusuma menyeringai kesakitan sambil terhuyung-huyung pergi. Untunglah Ki Sasmita melepaskannya. Jika tidak, tentu dia akan tinggal nama di istana ini. Kelegaan Unduh Kusuma tak berlangsung lama. Sebuah bayangan berkelebat dan menyerangnya dengan beberapa totokan aneh di leher, dada, dan keningnya. Unduh Kusuma membeliak tak percaya!

Sekar Wangi tersenyum sinis di hadapannya sambil menahan tubuh Unduh Kusuma yang terjatuh tewas seketika. Totokan di kening membuat nyawa lepas sedangkan totokan di leher membuatnya tidak mempunyai kesempatan bersuara untuk menyerukan nama Sekar Wangi.

Gadis itu merebahkan perlahan tubuh kaku Unduh Kusuma. Dengan kecepatan yang sama sekali tak terlihat oleh siapapun karena tertutupi oleh mayat Unduh Kusuma, Sekar Wangi berhasil menyelipkan sebilah keris kecil di dalam kantong baju bagian dalam si penjahat cabul. Sekar Wangi melompat mundur sambil mendesis marah.

"Ini adalah penjahat cabul yang seringkali merudapeksa wanita! Sudah seharusnya dia mati Paman. Lagipula dia juga hendak melarikan benda pusaka ini dari gudang pusaka istana."

Sekar Wangi membungkukkan tubuhnya sambil menunjuk ke baju Unduh Kusuma yang nampak sedikit menonjol karena terdapat keris kecil di dalamnya.

Ki Sasmita buru-buru memeriksa Unduh Kusuma. Penjahat pemetik bunga itu sudah tewas dengan isi kepala remuk dan benar saja di dalam saku bajunya terdapat Keris Pusaka Kiai Guntur. Ki Sasmita menggeleng-gelengkan kepala dan mengajak Ki Ageng Merapi pergi. Rupanya dia tadi salah mengira. Unduh Kusuma ternyata telah berhasil mencuri salah satu senjata pusaka Pajang.

Sekar Wangi kembali ke arah Pangeran Arya Batara yang hanya berdiri mematung. Gadis itu tersenyum tipis tak kentara. Rencananya berhasil! Orang-orang Pajang pasti tidak akan mengira kalau Kebo Lanang telah lenyap dari gudang pusaka.

---****


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C34
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous