Télécharger l’application
65.02% Tirai Penghalang / Chapter 145: Kepada Tuhan Hati Meminta

Chapitre 145: Kepada Tuhan Hati Meminta

Amia tentu tahu pasti alasan di balik kekagokan sang kekasih, jadi ia tidak ingin meneruskan itu. Bisa-bisa ntar tuh laki-laki merajuk dan memutus sambungan telepon itu, pikirnya.

"Ada kabar apa nih," tanya Amia kemudian. "Malam-malam kek gini nelponin aku? Kangen, ya?"

Rezqi jadi tertawa lagi mendengar hal tersebut. "Yaa, gimana, ya?" ujarnya seraya menggaruk kepala.

"Ouh, gitu?" sahut Amia berpura-pura merajuk. "Jadi kamu nggak kangen aku. Oke."

"Eeh, bu—bukan," sahut Rezqi dengan cepat. "Bukan gitu maksud aku, kok. Sumpah, deh."

"Berarti kangen, nih?"

"I—iya."

"Kok nggak yakin, gitu?"

"Astaga…" lagi-lagi Rezqi tertawa halus karenanya. "Sungguh, aku kangen, kok. Tapi, ada hal lain juga yang sekalian aku mau omongin sama kamu."

"Aah, makasih," sahut Amia. "Paling enggak, kamu udah jujur. Terus, soal apa?"

"Soal besok."


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C145
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous