"Itu adalah di masa lalu saat kekaisaran Miyako belum terbentuk. Itu sekitar empat puluh tahun lalu saat peperangan antar manusia hewan untuk memperebutkan wilayah masih menjadi hal yang lumrah."
Kejadian itu terjadi setelah beberapa tahun Fu meninggal. Pada saat itu baik Shirayuki maupun Sakuragi terpuruk tetapi mereka tetap berusaha untuk bertahan hidup walau tanpa keluarga.
Pada saat itu juga adalah musim dingin yang merupakan saat-saat dimana sangat sulit untuk mendapatkan makanan.
Pada saat yang sangat dingin di anak lain bahagia akan kehangatan rumah mereka, mereka berdua keluar dan mencari ikan untuk dijual. Walau mereka berdua bisa tahan dalam suhu yang dingin seperti para Beast yang lain, tetapi itu tetap adalah saat-saat terburuk untuk mereka berdua karena beberapa bulan ini jumlah ikan tangkapan mereka berdua semakin sedikit tidak seperti yang biasanya.
Sebelum hari petang, mereka pun kembali ke tempat tinggal dimana sebuah rumah kosong yang terletak tidak jauh dari desa.
"Sakura bagaimana ini? Kalau begini terus kita..."
Memang kalau untuk makanan mereka bisa bertahan selama ada satu atau dua ikan, tetapi tujuan mereka bukanlah sekedar hanya itu.
Demi mendiang Fu juga, mereka akan berusaha menjadi orang-orang yang besar yang bisa menolong orang dan merubah ras Beast ini sehingga kelak tidak ada lagi anak yang menderita.
"Yuki, aku rasa kita harus berpindah dari sini."
Itu usulan yang bisa dimengerti tetapi di dalam musim dingin seperti ini berpindah adalah hal yang sangat buruk.
"Tetapi bukannya itu berbahaya?"
"Aku tahu, tetapi jika seperti ini terus kita tidak akan bisa mewujudkan mimpi kita!"
Musim dingin di sana memang tidak ada bedanya dengan musim dingin biasa, tetapi di saat para ras Beast bermusuhan satu sama lain, tentu mereka juga akan memusuhi beast yang bukan dari jenis yang sama.
Kemungkinan terburuknya mereka akan diburu.
Satu-satunya jalan yang aman adalah melewati hutan tetapi di dalam hutan juga banyak monster maupun hewan yang berbahaya, ditambah dengan kemungkinan adanya badai salju yang membuatnya tidak aman.
"Aku sudah memikirkannya tetapi satu-satunya jalan adalah melewati hutan."
Ya, setidaknya jika mereka melewati hutan mereka tidak akan diburu dan juga tidak ada kekhawatiran untuk bertemu Beast yang lain.
"Te-tetapi kemana tujuan kita?"
Sakuragi pun mengeluarkan sesuatu dari lacinya. Itu adalah sebuah peta yang bahannya terbuat dari kulit hewan.
"Sakura itu?"
"Ehe~ Sebenarnya aku sudah menduga kalau saat-saat seperti ini akan terjadi, karena itu aku menyisihkan uang untuk membeli ini dari pedagang...meskipun setelah itu tabunganku benar-benar habis."
Itu memang sangat disayangkan karena untuk itu dia harus menghabiskan hampir seluruh tabungannya tetapi mengingat akan kegunaannya maka dia tidak ragu untuk membelinya.
"Jangan dipikirkan, lagipula orang yang menjual peta ini sangat baik banget karena dia juga memberikan buku ini kepadaku."
Sakuragi mengeluarkan sebuah buku yang dia dapat dari orang yang menjual peta itu.
"Aku sudah memeriksa apa yang tertulis di dalamnya. Sejujurnya aku bingung kenapa pria itu menjualnya semurah ini kepadaku."
Pria yang ditemui oleh Sakuragi itu memang terkesan aneh dan periang. Sakuragi sudah bertanya kepada orang-orang di desa dan dia tahu kalau pria itu adalah seorang pencerita yang suka berpindah-pindah tempat.
Tentu itu membuat apa yang pria itu tulis bisa dipegang juga isi dari buku itu sangat membantu Sakuragi.
Sakuragi pun membuka peta itu dan meletakkannya di lantai.
Terdapat banyak legenda yang terdapat di peta itu dan untuk penjelasan dari legenda-legenda di peta, semuanya sudah ada penjelasannya di dalam buku.
Di dalam peta itu terlihat gambar-gambar wilayah yang detail mulai dari desa, ras yang mendiami, dan yang lainnya.
"Sebenarnya kemarin malam aku sudah mencaritahu dimana tempat kita akan menuju."
Sakuragi pun menunjuk ke suatu wilayah tepat di pinggiran laut.
Tempat yang Sakuragi tunjuk itu memang sangat jauh dari sini. Jika ditempuh dengan berjalan kaki kira-kira mereka akan membutuhkan sekitar satu minggu perjalanan kesana.
Untuk ras Beast memang berjalan sejauh itu sama sekali bukan masalah tetapi walau bagaimanapun mereka berdua masihlah anak kecil.
"Pada saat itu hari sudah pagi dan kami sudah bersiap untuk pergi."
Shirayuki menggendong barang-barangnya yang sudah dia masukkan ke dalam kain dan dia pun keluar dari tempat tinggalnya yang usang dan rapuh itu.
Sakura pun membuka petanya dan memeriksa sekali lagi agar tidak ada kesalahan.
"Um! Ini sudah sempurna!"
Setelah semuanya benar-benar siap, mereka pun mulai berangkat menuju ke tempat tujuan mereka.
Berbagai halangan memang ditemui mereka selama perjalanan tetapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan sampai mereka sampai di sebuah tempat dimana mereka sudah hampir sampai di tujuan.
Shirayuki masih mengingat masa-masa itu layaknya hari kemarin. Hari-hari itu adalah hari-hari yang sangat sulit sekaligus hari yang sangat penting baginya untuk dia menjadi seperti sekarang.
"Pada saat itu ada sekelompok bandit yang mencegat kami. Pada saat itu kami yang lemah tidak bisa melakukan apapun tetapi saat itulah aku bertemu dengan salah satu teman terbaikku dan membentuk Shirayuki sang kaisar yang telah menyatukan semua ras Beast."
Shirayuki terlihat sedih mengingat-ingat masa-masa itu.
Edward tahu kalau tidak semua orang memiliki masa lalu yang sedih bisa menerima semuanya yang terjadi sehingga mengingatnya saja bisa membuat sakit hati, dia juga memiliki masa lalu yang kurang beruntung dan dia selama ini terus memendam itu sendirian.
"Shirayuki, kalau kau tidak sanggup maka-"
Shirayuki menggelengkan-gelengkan kepalanya.
"Kejadian itu memang membentuk Shirayuki yang hebat, tetapi juga membuat Shirayuki trauma karena semua teman terbaik Shirayuki telah tiada. Tetapi Shirayuki setelah bertemu dengan tuan dan semuanya merasakan telah bisa menerima semuanya."
Shirayuki yang pada awalnya adalah seorang yang suka menutup diri kepada orang lain sekarang telah sadar betapa dirinya telah berpaling dari semuanya.
Dia sudah kehilangan teman-teman terbaiknya dulu dan tahu rasa sakit kehilangan tetapi sekarang dia sudah menemukan sesuatu.
"Karena itu kali ini aku Shirayuki pasti akan bisa melindungi orang-orang yang berharga bagiku, Shirayuki!"
Shirayuki menatap Edward.
"Terutama tuan, Shirayuki akan dengan sungguh-sungguh akan melindungi tuan walau apapun yang terjadi."
Mendengar itu Edward tidak tahu apakah dia harus merasa senang atau tidak. Melihat tekad kuat Shirayuki itu mengingatkan akan dirinya dulu yang sangat ingin menjadi pahlawan dan melindungi semua orang sebelum dia disadarkan dari mimpinya itu.
Tentu sebagai laki-laki dirinya juga tidak mau bertumpu tangan saja kepada yang lainnya juga dia tidak mau orang lain sampai mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan Edward sendiri.
"Kurasa yang berada dalam bahaya sekarang bukanlah aku tetapi terima kasih karena telah sampai seperti itu. Tetapi seberapa besar perasaan itu, jangan lupa kalau nyawamu sendiri itu sangat berharga jadi prioritaskan dirimu karena kau adalah kaisar dari negeri ini dan semua rakyatmu perlu kehadiranmu."
"Begitupun dengan tuan. Tuan selalu membahayakan diri sendiri jadi kata-kata itu juga berlaku kepada tuan."
Shirayuki tentu tahu kalau dia dan Edward sangatlah berbeda juga alasan mereka untuk menyelamatkan masing-masing sangatlah berbeda.
Shirayuki pun akhirnya menenangkan dirinya dan dia melanjutkan ceritanya lagi.
"Tolong lepaskan aku!"
Bandit itu memang hanya dua orang, tetapi mereka memiliki badan yang lebih besar juga memiliki pisau di tangannya.
"Serahkan apa yang kau bawa itu!"
Shirayuki yang tidak mau pun berusaha melawan dan bandit itu tidak segan mengayunkan pisaunya.
"Shirayuki!" teriak Sakuragi.
Beruntung Shirayuki tidak terkena tetapi kain yang digendong Shirayuki robek dan isinya pun berceceran keluar.
Diantara isinya itu terdapat uang dan juga baju peninggalan Fu yang merupakan Kimono yang sangat bagus.
Bandit itu pun langsung mengambil uangnya dengan senyuman beringas yang menjijikkan.
"Akhirnya!"
Bandit itu pun membuka kantog yang berisi uang dan memeriksanya.
"Tch! Sudah kuduga kalau bocah memang gak punya uang yang banyak dan juga setelah dilihat-lihat aku bisa menjualmu ke pedagang budak dengan harga yang mahal."
Bandit itu melirik ke arah Kimono peninggalan Fu.
"Mungkin kalau aku jual ini bisa laku banyak."
Bandit yang rakus itu pun mencoba untuk memegang Shirayuki tetapi dengan sigap Shirayuki menggigit tangan bandit itu.
Gigitan Shirayuki bukanlah main-main karena tangan bandit itu sampai berdarah.
"Da-dasar bocah sialan!"
Bandit yang sudah kehabisan kesabaran pun mengeluarkan pisaunya dan berusaha menebas Shirayuki lagi.
Tidak lama-lama Sakuragi menggigit tangan bandit yang menahannya itu.
Bandit yang kesakitan karena gigitan Sakuragi pun melepaskannya dan Sakuragi langsung berlari ke arah Shirayuki dan berdiri di depannya dan melindunginya.
Sakuragi...dia tertebas oleh bandit itu tepat di punggungnya dei untuk melindungi Shirayuki.
"Sakura!"
Darah pun mulai merembes ke pakaian Sakuragi.
Sakuragi setelah menerima itu, dia merasa sangat kesakitan tetapi dia tidak roboh, dia tetap berdiri dan dia berbalik menatap para bandit itu.
Dengan tatapan yang mengancam, Sakuragi benar-benar terlihat seperti mengancam bandit itu jika mereka sampai berani berbuat apapun kepada Shirayuki.
"Jangan pernah sentuh Yuki!"
Sakuragi adalah sosok yang seperti kakak bagi Shirayuki. Dia selalu melindungi dan selalu berusaha demi Shirayuki yang sekarang merupakan satu-satunya keluarga baginya.
"A-apa-apaan bocah-bocah ini!"
Tiba-tiba angin pun datang dengan salju yang menandakan badai salju akan datang.
Satu bandit yang tadi menahan Sakuragi pun berkata, "Kak, lebih baik kita segera peri dari sini sebelum badai salju datang!"
"Tch! Tidak ada pilihan lain!"
Para bandit itu pun pergi meninggalkan Shirayuki dan Sakuragi disana.
Sakuragi yang bersimbah darah pun terjatuh dan mulai untuk tidak sadarkan diri.
Dengan segera Shirayuki pun berusaha membopong Sakuragi untuk menjauh dari tepat itu.
"Aku pasti akan menyelamatkanmu walau apapun itu!"
Shirayuki dengan membopong Sakuragi berjalan dan berjalan. Di dalam musim dingin seperti ini memang sangat mudah untuk kelelahan dan itu sekarang terjadi kepada sakura yang semakin mulai kehilangan kesadarannya.
Sakuragi sadar kalau dirinya memperlambat Shirayuki berjalan.
"Yuki...tinggalkan aku."
"Jangan bodoh!"
Tentu Shirayuki menolak dengan keras itu. Mau bagaimanapun Sakuragi adalah keluarganya dan dia adalah orang yang paling berharga dalam hidupnya. Mau bagaimanapun Shirayuki bertekad tidak akan meninggalkan Sakuragi walau apapun itu.
Shirayuki disana berusaha memutar otak dan mencari apapun yang bisa dia gunakan. Dia benar-benar berusaha dengan sangat keras untuk mencari apapun itu yang bisa untuk menyelamatkan Sakura.
[Tolong...apakah tidak ada sesuatu disini?]
Tidak lama setelah itu Shirayuki menemukan sebuah gua.
"Disana!"
Tanpa lama-lama lagi Shirayuki langsung membopong Sakuragi kesana.
"Sakura, bertahanlah!"
Shirayuki pun langsung meletakkan Sakura dan segera mencari sesuatu yang bisa ia gunakan sekarang.
Beruntung karena nampaknya tempat itu cukup bersih dan juga ada sisa-sisa orang yang berkemah disitu sehingga sudah terdapat beberapa kayu kering.
Dengan tangan kecilnya, Shirayuki mengumpulkan kayu-kayu kering yang ada disana dan dia pun menyalakannya membuat sumber kehangatan di dalam badai salju.
Setelah itu Shirayuki pun menggunakan kain Kimono peninggalan Fu sebagai alas dan menidurkan Sakura disana.
Terlihatlah ekspresi Sakuragi yang tengah kesakitan di dalam ketidaksadarannya yang membuat hati Shirayuki sakit.
"Seandainya aku tidak sebodoh itu...Sakura, maafkan aku!" Bisik Shirayuki dengan berlinang air mata.
"Baiklah sudah cukup bersedihnya, sekarang aku harus melakukan sesuatu."
Shirayuki menguatkan dirinya sendiri.
Segera Shirayuki membersihkan darah dari punggung Sakura dan dia melilit dan menutup pungung Sakuragi dengan kain yang sudah dia keringkan. Setelah itu dia menidurkannya kembali dan dia mengompres dahi Sakuragi dengan kain basah.
"Yu...ki..." Sakuragi mengigau.
Dengan segera Shirayuki menggenggam tangan kecil Sakuragi.
"Sakura!"
Hati Shirayuki yang sakit melihat satu-satunya keluarga yang dia miliki terbaring tidak berdaya dengan dirinya yang tidak tahu harus berbuat apa.
"Kenapa aku selalu tidak berguna?"
Ini merupakan saat-saat yang sangat sulit bagi Shirayuki. Saat-saat yang membuka luka lama akan kepergian Fu, orang yang sudah seperti orang tuanya sendiri.
Shirayuki takut, dia sangat takut jika terjadi sesuatu dengan Sakura sama seperti apa yang terjadi kepada Fu.
Pada saat ini tidak ada yang bisa dia andalkan kecuali dirinya dan dirinya sendiri.
[Aku harus bisa melakukan sesuatu...kalau tidak...]
Dia sangat takut...
[Sakura...]
Seorang gadis rubah kecil yang sendirian dalam ketakutan akan kehilangan. Sendirian di dalam badai salju yang sangat dingin.
[Aku...aku...]
Dia harus melakukan sesuatu atau kalau tidak orang yang paling berharga baginya itu akan tiada.
Shirayuki menatap ke arah Sakuragi yang sudah lebih tenang. Dia pun berdiri dan menuju ke pintu gua.
"Maafkan aku Sakura, aku aka pergi sebentar..."
Di dalam badai salju yang sangat dingin ini dia mulai melangkahkan kakinya. Dia tidak akan membiarkan dunia ini mengambil lagi orang yang dia sayangi, dia tidak akan pernah membiarkannya.
[Mereka sudah mengambil Fu, aku tidak akan membiarkan kejadian ini terulangi lagi!]
Dalam kuatnya angin dingin yang menerjang, Shirayuki terus maju dan maju dengan tekad kuatnya.
"Aku pasti akan menyelamatkanmu, SAKURA!"
Edward adalah kebalikannya Shirayuki