"Tidak ku sangka, yang dia inginkan hanya obrolan manis, seolah kami adalah teman lama satu sama lain yang sudah tak berjumpa dalam waktu lama." Psyce tersenyum tipis ketika ia mengatakannya.
"Jangan lengah! Yang dia inginkan mungkin saja hanya pembicaraan biasa, tapi pasti akan ada sesuatu tujuan di dalamnya. Jangan lupa kita berada di Aurola!" Untuk yang ke sekian kalinya, Tristan memperingati Psyce yang terlampau sangat santai itu, sejak kedatangannnya di Aurola.
"Iya, iya." Untuk kesekian kalinya juga, Psyce menjawab Tristan.
"Psyce...!" Tristan menggeram padanya.
"Aku mengerti maksudmu dan akupun sudah tau apa yang harus kulakukan dengan baik ketika berada di wilayah musuh. Jangan terlihat kau terlalu mencemaskan ku dengan berlebihan." Psyce mulai kesal, berkata dengan mimik wajah serius padanya, membuat Tristan tak berkutik kembali.