Télécharger l’application
15.68% The Lyminael: Tyra and Noah / Chapter 24: Chalany et Eurixus

Chapitre 24: Chalany et Eurixus

Tyra gusar, was-was, duduk tak nyaman di sebuah kursi kayu usang nan miring nyaris runtuh. Mata gadis itu terkunci pada pria yang terbaring tak sadarkan diri di atas petiduran. Pria itu, yang tadi membawanya ke tempat antah berantah sunyi sepi tanpa satupun tanda kehidupan kecuali bilik tua di tengah ladang tundra.

Memang benar ada kehidupan, datang dari seorang pria tua yang langsung membuka pintu bahkan sebelum Tyra yang susah payah memapah pria itu mengetuknya. Dari pengamatan Tyra, pria tua itu bertindak layaknya tabib; membuat ramuan, meminumkannya, membersihkan, dan membalut luka.

Oh, luka ya.

Kenapa pria itu selalu terluka tanpa Tyra ketahui apa sebabnya?

SWHOOSH!

SWHOOSH!

Tiupan kuat angin dingin terdengar jelas di telinga Tyra. Suaranya lebih mendekati suara badai, cukum mencekam. Entah karena dinding rumah itu yang terlalu tipis, atau memang angin di tempat itu saja yang terlalu kuat. Dugaan Tyra rupanya tak terlalu benar perihal gubuk kecil yang ditunjuk pria itu sebelum Ia pingsan. Karena nyatanya, tempat itu benar-benar sebuah rumah.

Rancangannya saja yang tak umum.

Dinding yang melingkar alih-alih kotak, dan atap berbentuk kerucut alih-alih piramida atau datar. Dinding yang tersusun dari kayu dan akar alih-alih beton dan semen, dan lantai dari tanah lempung dingin berlumut merah alih-alih keramik. Belum lagi perabotan dan perkakas ringkih di rumah itu yang didominasi kayu dan besi warna coklat tua nyaris hitam, pun dipergelap dengan tebalnya debu.

Sangat tak nyaman nuansanya, dan Tyra heran saja, bagaimana bisa seorang pria tua berkacamata rangka emas di hidung dan janggut putih panjang di dagu itu tahan mendiami tempat ini.

SWOOSH!

KRIEET!

KLANG!

Cukupkan pengamatan Tyra akan tempat asing yang ditempatinya, karena gadis itu harus memeluk dirinya sendiri tatkala angin kembali berhembus lebih kencang, bahkan membuka satu jendela di seberang duduknya sana. Engsel dan rangka besinya terbanting membentur dinding akar, membuat bising. Angin itu semakin terasa menerpanya langsung, menusuk tulang.

Pria tua itu lekas menutup kembali jendela, pun memberikan selimut berkain kasar pada Tyra. Gadis itu ragu awalnya, tapi sorot mata dan gestur anjuran pria tua asing itu meyakinkannya, "Terimakasih."

Pria tua itu kembali ke sisi petiduran pria yang belum sadarkan diri itu, meminumkan sedikit demi sedikit ramuan yang tidak terlalu enak di indra pembau.

Tyra penasaran, tapi terlalu canggung dan takut untuk mendekat, hingga sepertinya pria tua itu lebih dulu peka, "Cum l-ati adus aici, domnisoara?" ucapnya, tak didengar dan dimengerti jelas oleh Tyra. Bahasa apa itu?

"Maaf? Aku ... tidak mendengar ..." gumam Tyra, pria itu menoleh, "Oh, am uitat. Nu poti intelege limba mea ..."

Dahi Tyra mengerut, alisnya hampir menyatu, "Apa yang Kau katakan? Kenapa Kau ... berbicara ... seperti itu?" tanyanya terbata. Pria tua itu seolah mengerti; Ia mengangguk, sembari berjalan ke bilik rumah itu, kembali membawa sesuatu di tangannya. Beberapa batang tumbuhan, entah apa itu, dimasukkannya ke dalam cangkir besi tinggi agak berkarat.

Lanjut pria tua itu menuangkan air panas dari ceret, layaknya menyeduh teh, "Te-a adus aici, nu-i asa? Daca este cazul, voi doi v-ati cunoaste deja. Am dreptate?"

Tyra hanya bisa diam, hanya refleks menggeleng begitu si pria tua menoleh padanya dengan ekspresi bertanya.

DDAK! Pria tua itu menaruh kembali ceret usai air panasnya memenuhi cangkir besi. Dibawanya seduhan tumbuhan asing itu, diberikan untuk Tyra selagi asapnya masih mengepul, "Bea-l, caldura nu va dura mult pentru ca aici este atat de frig."

Tyra menatap pria tua itu heran, sambil ragu-ragu menerima cangkir besi panas itu, "Maksudmu ..."

Pria tua itu mengangguk, menunjukkan bahasa isyarat untuk 'minum' yang baru kali ini dimengerti Tyra. Gadis itu lantas mengangguk, "Terima ..."

"Arghh ..." rintih seseorang, rupanya pria itu di petiduran, baru saja membuka mata, seperti kesakitan.

"Ti-ai venit in fire? Ce s-a intamplat?"

"Asshhh! Nu stiu de ce am ramas blocat aici!" jawab pria itu, terdengar geram. Tyra yang tak mengerti itu hanya memperhatikan seadanya, perlahan meminum ramuan hangat yang ternyata tak terlalu buruk.

"Dia yang membawamu kesini, benar begitu?"

Tyra membulatkan matanya terkejut, kenapa pria tua itu kini berbicara bahasa yang dimengertinya? Apa karena ...

Pria itu mendudukkan dirinya, "Hhhh! Aku tak mengerti ..." ujarnya, menatap Tyra dengan mata memicing kesakitan, "Dia sungguh masih disini? Dia tidak macam-macam kan?"

"Tidak, Ia mungkin terkejut atas ulahmu."

"Ck! Itu tak sengaja, Chalany. Aku tiba-tiba terpental kesini. Energiku tak banyak, masih belum pulih sejak perjalanan panjang."

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Tyra usai mendengar namanya disebut, memberanikan dirinya mendekat, "Apa yang terjadi? Kenapa Kau dan Aku bisa disini?"

"Astaga, kenapa Kau selalu bertingkah aneh sih? Selalu saja ada pertanyaan yang muncul dikepalaku setiap Kau muncul," kesal Tyra. Jengah sekali dengan misteriusnya pria bermata biru itu.

Pria tua itu malah tersenyum, memandang mereka bergantian, "Kalian ini belum sempat berbicara rupanya ya? Sungguh sangat kaku."

"Berbicara apa?" tanya Tyra sengit, lupakan dulu rasa penasarannya kenapa sekarang Ia bisa mengerti ucapan pria itu. "Tolonglah ..." Tyra memejamkan matanya frustasi, "Jangan jadikan Aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa! Aku tahu ini sangat tidak normal, Aku juga sedang tidak bermimpi! Dalam sekejap Aku berada di jalan tol, apartemen, dan hutan, tempat antah berantah! Siapa kalian sebenarnya? Apa kalian hantu?!" amuknya, benar-benar frustasi.

"Tenanglah, Nona Elleanor ..." ujar pria tua itu menengahi, membuat Tyra semakin mengerutkan dahinya, "Bagaimana Kau bisa tahu siapa namaku?"

"Tentu saja Aku tahu, semua tentang Kau dan Noah, Aku mengetahuinya."

"No ... Noah? Siapa dia?"

Pria tua itu melirik si pria yang duduk di petiduran, membuat Tyra akhirnya paham, "Ah, rupanya namamu Noah?"

"Ya, Aku. Noah. Noah Clodio. Sudah tidak penasaran?" tantang pria yang baru ketahuan namanya; Noah Clodio.

"Tentu saja tidak cukup. Jelaskan padaku, apa yang terjadi ... dua hari terakhir," pintanya.

"Dua hari? Kukira Kau salah. Satu hari di duniamu, adalah empat puluh hari di dunia ini."

Tyra semakin tidak paham, "Dunia? Apa ..."

Noah menatapnya tajam, menghela nafasnya sejenak, "Aku tak sengaja membawamu kesini, ke Eurixus. Dunia ambang dari ambang batas ..."

Tyra tak mengerti. "Eu ... Eurixus ..."

"Aku akan mengirimmu kembali, Kau tidak semestinya ada disini, terlalu berbahaya untukmu."


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C24
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous