Pada saat Massimo akan melakukan aksinya pada Margin, gadis kedua yang akan melayaninya malam ini tiba-tiba saja Martin muncul di belakangnya.
Martin berdiri didepan pintu yang terbuka dengan kepala tertunduk, ia tak berani mengangkat wajahnya menatap sang tuan yang sedang berada di ranjang yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Meski ranjang itu menggunakan tirai dari kain putih namun siapapun bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan Massimo dengan kedua gadisnya itu, karena itulah Martin tidak berani mengangkat wajahnya.
"Aakkhh Tuannn…"
Martin mengepalkan kedua tangannya saat mendengar suara jeritan Margin yang baru saja Massimo masuki alat bantu sex, suara erangan wanita itu bersahutan dengan suara Vivian yang terlebih dulu Massimo puaskan dengan alat bantu sex.