Télécharger l’application
65% The Fault (By Hyull) / Chapter 13: Part 13

Chapitre 13: Part 13

     Dari raut wajahnya saja sudah jelas terlihat gugup. Debaran jantungnya semakin memburu seiring langkah kakinya yang mendekati apartemen pria itu. Bahkan dicuaca yang sedingin itu keringat berhasil muncul di keningnya, Dan di telapak tangannya yang sedari tadi terus di genggam erat olehnya. Namun anehnya, Yoona sama sekali tak menolak permintaan itu. Ya, Walau Sehun hanya mengatakan untuk pulang ke apartemennya. Tapi perkataan Sehun sukses menghasilkan berbagai asumsi berbisik liar di telinganya.

     Tak sepertinya yang terbakar kegelisahan. Sehun jauh lebih santai bahkan kelewat santai. Di dalam lift saja pria itu masih sempat bersiul padahal tidak pernah begitu sebelumnya. Yoona yang berisik malah bungkam seribu bahasa. Akibat imajinasi liarnya yang tak terkontrol. Mereka keluar dari lift dengan perasaan yang berbanding tebalik. Jika Sehun melangkah santai dan tetap gagah. Berbeda dengan Yoona yang semakin kikuk tatkala kaki semakin bergerak mendekati TKP.

     Bunyi langkah kaki Sehun seakan terdengar seperti bunyi timer bom. Setiap dentumannya mengingatkannya akan bahaya yang akan segera menyerangnya. Keringat yang tak seharusnya muncul semakin membanjiri kening dan telapak tangannya. Bahkan ia berniat membuka coat yang ia gunakan akibat hawa panas yang tengah menggerogoti tubuhnya. Sehun membuka pintu apartemennya! Nafasnya dan detak jantungnya semakin memburu. Hidungnya kempas kempis mengendus gelisah. Kakinya mengetuk lantai tak beraturan. Tangannya semakin basah akan keringat. Bibirnya bergetar pelan hendak berkata. Namun nyatanya terus mengatup rapat. Dan tepat ketika itulah, Pintu apartemen terbuka lebar seakan mempersilahkannya untuk masuk kedalam sana.

     "Heeeeeee????????" Reflek tubuhnya mematung melihat itu. Melihat apa yang kini ada di hadapannya. Apa yang tertangkap oleh matanya. Segala kegelisahan menghilang seketika, Tak berbekas. Yang tertinggal hanya sisa debaran jantungnya yang masih setia memberinya kehidupan.

     "Masuklah." Tegur Sehun yang sudah melangkah masuk. Masih penuh tanya Yoona melangkah masuk mengikuti pria itu. Mengamati kondisi apartemen itu dengan takjub. "Pakai ini." Melempar sebuah celemek ke Yoona. "Dan ini juga." Ditambah sebuah sarung tangan, Masker pelindung wajah, Dan syal penutup kepala. "Kita mulai." Penuh kepasrahan. Yoona menghela panjang tak percaya dengan semua itu.

     Apartemen itu bagaikan kapal pecah yang tak pantas dihuni. Kain gorden terlepas dari sangkutan dan menyisakan sebagiannya di sana. Dinding kaca berubah menjadi white board yang dipenuhi dengan tulisan dan gambar abstrak. Letak sofa berubah 180 derajat, Begitu juga dengan meja. Layar televisi yang tak bersalah itu juga ikut menggantikan peran black board. Lalu lantai, Dipastikan dapat menemukan berbagai macam kemasan dari produk makanan ringan. Lalu apa yang sebenarnya telah terjadi? Ulah siapa semua itu?

     Satu hal yang harus di jawab pertama kali. Semua itu ulah Sora dan teman-temannya. Apa yang terjadi? Tadinya, Sepulang ia dari sekolah. Tanpa mengabari Sehun dan Shindong. Ia langsung meminta bis sekolah mengantarnya kesana beserta teman sekelasnya. Alasannya? Karena teman-temannya terus mendesaknya dan meminta untuk melihat seperti apa tempat tinggalnya. Alias tempat tinggal dari anak seorang mantan petenis terkenal yang kini malah semakin terkenal semenjak merambah ke dunia model. Dan yang pertama kali menangkap aksi mereka adalah Shindong. Yang kebetulan tengah berada di apartemen itu menunggu jam pulang Sora. Sedangkan Sehun masih sibuk dengan kerjaannya.

     Bahkan Shindong yang sebesar itu tidak mampu mengawasi tingkah bocah-bocah itu. Dua orang guru juga ikut dengan mereka, Namun tetap saja, Mereka tak semudah itu. Sora mengeluarkan semua mainannya dari ruang bermainnya. Makanan ringan miliknya yang bersemedi di kulkas habis tuntas. Juga termasuk yang disembunyikan Sehun, Gadis kecil itu berhasil menemukannya dan membagikannya ke semua teman-temannya. Saking kelelahannya, Shindong dan kedua guru mereka sampai terkapar di sudut ruang keluarga. Dan apa yang Yoona lihat kini adalah sisa dari kericuhan yang tadinya terjadi.

     "Sepulangku dari pekerjaanku. Aku mendapatkan kondisi apartemenku yang berubah kacau seperti itu. Aku tidak menemukan Sora dan Shindong hyung. Ketika kuhubungi, Hyung mengatakan bahwa Sora tak berani bertemu denganku. Takut aku memarahinya." Jelas Sehun seraya membuka coatnya. Menggulung lengan sweaternya sebatas siku. "Terlalu menyesakkan untukku. Aku coba menghubungimu. Tapi ponselmu tak dapat dihubungi. Aku hubungi Hyeri, Setelah itu aku langsung menyusul kalian disana."

     "Kau benar-benar akan memarahinya?" Tanya Yoona yang mau tidak mau mulai mengumpulkan sampah.

     "Entahlah." Sahut Sehun yang ikut membantunya mengumpulkan sampah dari sudut berlawanan.

     "Jangan.. Dia hanya mencoba bersenang-senang dengan teman-temannya." Sehun menggangguk sedikit menyetujui itu. "Kau hanya perlu mengingatkannya, bahwa apa yang ia lakukan salah. Katakan baik-baik. Jangan sekali-kali meninggikan suaramu." Mereka terus bergerak santai sambil terus berbincang. "Sora hanya perlu diberikan penjelasan mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Tanpa perlu mendapatkan kekerasan kata maupun fisik." Sejenak Sehun menghentikan aktifitasnya, Mengamati Yoona dengan perasaan bangga. "Wae?" Tanya Yoona yang menyadari tatapannya. Pria itu hanya tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

     Sebenarnya Yoona sudah merasa lelah, Sama seperti Sehun yang juga sangat kelelahan. Menugaskan seorang pekerja untuk membersihkan semua itu sangat Sehun hindari. Ia tidak ingin apartemennya itu dimasuki sama orang yang tidak ia kenal. Dan jika saja tadinya Sora mengabarinya mengenai kedatangan teman-teman putrinya itu. Tentu saja Sehun akan melarang permintaan Sora. Tapi apa mau dikata, Semuanya sudah terlanjur terjadi. Selain Shindong yang tengah melindungi Sora darinya, Hanya Yoona yang bisa ia percaya. Karena itulah ia menculik Yoona kesana.

     Mengerjakan semua itu bersama-sama tetap saja memakan waktu yang sangat lama. Kini waktu menuju dini hari, Yang dimana seharusnya jam tidur sudah berlangsung sedari tadi. Sehun dan Yoona baru saja berselonjor tak bertenaga di sofa. Mengamati layar televisi yang sudah bersih dari coretan tak berseni. Dalam sunyi helaan nafasnya mereka terdengar jelas. Luar biasa melelahkan.

     Ketika itu Sehun mengingat sesuatu dan langsung melangkah cepat menuju dapur. Ia kembali ke samping Yoona dengan tangannya yang sudah membawa sebotol wine beserta gelasnya. Matanya Yoona mendelik terheran melihat Sehun yang kini tengah menuang wine ke gelas. Ia masih tak habis pikir, Apa dia harus bekerja keras seperti itu dulu baru diperbolehkan menyesap minuman itu.

     "Untukmu." Ujar Sehun menyadarkan Yoona yang masih termenung melihat sikapnya.

     "Kau serius?" Sehun terlihat tak sedang bercanda.

     "Jika tidak mau akan aku.."

     "Tentu saja aku mau." Sela Yoona seraya menyambar gelas wine dari tangan Sehun. Buru-buru menyesap minuman itu tanpa putus hingga habis tak tersisa. Bahkan Sehun belum menyicip miliknya. "Lagi " Pintanya diikuti raut memelasnya. Tanpa berpikir Sehun menuangkan kembali wine kedalam gelasnya. "Heol. Ada apa denganmu? Kenapa kau jadi baik seperti ini?" Tak menjawab. Sehun hanya tersenyum dan mulai menikmati winenya. "Kenapa Sora belum pulang?" Tanya Yoona yang baru menyadari itu.

     "Dia tidur dirumah hyung." Dugg! Wine di gelas Yoona kembali habis dalam satu kali teguk. "Mau lagi?" Tawar Sehun membuat Yoona mendadak gugup. Ragu-ragu Yoona menggeleng menolak. Walau sesungguhnya ia masih menginginkan lebih.

     "Maksudmu, hanya ada kita berdua disini? Malam ini?" Tanya Yoona lagi. Seperti bisikan karena terlalu malu untuk menanyakannya.

     "Hmm. Wae?" Sehun masih saja terlihat santai sambil menatapnya tenang.

     "Aniya. Aku hanya bertanya." Dan tak berani membalas tatapan itu. Dugg! Dugg! Dugg!Yoona terlalu repot mengontrol detak jantungnya.

     "Kau lelah?"

     "Tidak." Jawab Yoona asal. Bleppp! Entah mengapa Yoona merasa pertanyaan itu mengisyaratkan sesuatu. Dan dengan bodohnya ia menjawab semudah itu. Hening. Aish.. Kenapa dia diam?!! Ragu-ragu ia mencoba melirik Sehun yang masih setia duduk disampingnya. Dugg! Sehun masih menatapnya. Sedikit menyipitkan mata mengamati raut wajah Yoona, Hendak membaca apa yang gadis itu pikirkan. Yoona rasakan tenggorokannya yang mendadak mengering. Ia terpenjara pada tatapan itu. "Sebenarnya.. Aku lelah." Sungutnya menahan malu. Membuat Sehun tersenyum geli melihat tingkahnya.

     "Arraso. Jamkaman.." Sehun bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju kamarnya.

     "Mwoya.. Kenapa dia kesana? Dia mau apa?" Yoona ikut bangkit dari duduknya. Melangkah mendekati dinding kaca. Mondar mandir disana dengan gelisah. "Apa aku pulang saja? Tapi bagaimana bilangnya?" Ia meringis kesal. Tak lama dari itu Sehun kembali kesana. "Oo?" Dapat Yoona lihat gitar acoustic yang Sehun bawa. Melihat Yoona berdiri disamping dinding kaca, Sehun langsung menghampiri gadis itu disana. Lebih dulu menarik sebuah kursi beroda untuk ikut bersamanya. "Kau bisa main gitar?" Sehun mengangguk seraya mengatur letak kursi tidak jauh dari Yoona lalu duduk disana. Dihadapan Yoona. Disamping dinding kaca.

     "Karena suaraku tidak terlalu bagus. Jadi pahami saja liriknya." Kata Sehun dengan lembut. Yoona mencoba berdiri santai, Bersandar pada dinding kaca. Dan mulai menikmati petikan gitar pria itu.

Your love is bright as ever

(Cintamu tulus apa adanya)

Even in the shadows

(Bahkan dalam bayang-bayang)

Baby kiss me

(Cium aku sayang)

Before the turn the lights out

(Sebelum lampu menyala)

Your heart is glowing

(Hatimu bergejolak)

And i'm crashing into you

(Dan aku menabrak dirimu)

Baby kiss me

(Cium aku sayang)

Before they turn the lights out

(Sebelum lampu menyala)

Baby love me lights out

(Sayang, Keluarkan cintamu untukku)

     Terpana dan tak percaya dengan apa yang ia dengar. Nyanyian itu seperti rayuan baginya. Sehun menyanyikan itu sambil memberikan tatapan terdalamnya untuk Yoona. Tak dipungkiri, Yoona sangat tersentuh hingga tanpa malu memperlihatkan senyuman termanisnya. Membuat Sehun semakin bersemangat dan terus melanjutkan nyanyiannya. Entah apa alasan Sehun memilih lagu Beyonce yang berjudul XO, Menyanyikan lagu itu dengan gayanya John Mayer membuat Sehun terlihat berkarisma.

Your face is all that i see

(Wajahmu adalah semua yang kulihat)

I'll give you everything

(Aku akan memberikan segalanya)

Baby, Love me like XO

(Sayang, Cintai aku seperti XO)

You can turn my light down

( Kamu dapat mengubah cahaya turun kepadaku)

We don't have forever

(Kami tidak bersama selamanya)

Baby daylight's wasting

(Sayang siang hari ini melelahkan)

You better kiss me

(Lebih baik kau menciumku)

Before our time is run out

(Sebelum waktu kita habis)

Nobody sees what we see

(Tidak ada yang melihat apa yang kita lihat)

     Hatinya ikut hangat mendengarnya. Sehun menyudahi nyanyiannya. Pria itu menyandarkan gitarnya pada dinding kaca. Bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Yoona. Yoona merubah posisinya dari bersandar hingga berdiri tegak menghadap Sehun. Senyuman masih tertinggal di wajah keduanya. Sehun tahu itu, Ini pertama kalinya ia bernyanyi selain dihadapan Sora. Ia tidak terlalu percaya diri dengan suaranya. Tapi melihat Yoona tersenyum seperti itu membuatnya merasa puas.

     "Gomawo.." Bisik Yoona masih tersenyum.

     "Kupikir suaraku sangat buruk." Goda Sehun.

     "Tapi aku suka." Membuat Sehun semakin tersenyum lebar.

     "Hingga kini aku tak percaya bahwa kau milikku." Ungkap Sehun lembut. Membuat Senyuman diwajah Yoona berganti dengan raut terpananya.  "Saranghae.." Katanya dengan suara pelan yang membuat tulang punggung Yoona berdesir hangat. Suasana menjadi hening sesaat. "Kau tidak ingin mengatakannya padaku?" Tanya Sehun menegur Yoona yang masih saja diam. "Kau belum pernah menjawab pernyataan cintaku." Bukannya tidak mau menjawab. Tapi Yoona terlalu malu untuk mengatakannya. Tak benar-benar menatap Sehun melainkan mengamati langit malam. Ia masih bungkam dengan senyuman yang malu-malu timbul di paras manisnya. "Jawab aku.." Tapi Yoona masih saja diam. "Yak, Aku tidak menyuruhmu diam." Dan tetap diam. Sedikit frustasi melihat tingkah aneh Yoona. Sehun mendengus lelah. "Arraso, Kau tidak perlu jawab." Wajah tampan itu berubah sendu. Sehun hendak melangkah pergi, Tapi langkahnya terhenti karena tepat ketika itu Yoona memeluknya dari belakang.

     "Nado.." Bisik Yoona menenggelamkan wajahnya di punggung Sehun.

     "Mwoga?" Goda Sehun menginginkan lebih. Yoona mengerucutkan mulutnya. Padahal ia sudah berusaha untuk tidak mengatakan itu. Baginya mengatakan itu sangat memalukan.

     "Nado saranghae.." Bisiknya lagi lebih lirih dari bisikan. Sebenarnya Sehun dapat mendengar itu, Namun saat ini menggoda Yoona terasa nikmat. Dilepasnya tangan Yoona yang melingkar di pingganya. Segera berbalik guna menatap langsung gadis itu.

     "Mwoga?" Ulang Sehun menahan senyuman diwajahnya. Kini giliran Yoona yang mendengus kesal. Mata Sehun seakan tengah menertawainya.

     "Saranghae! Nado.. saranghae..!!!" Teriak gadis itu langsung di hadapan wajah tampannya.

     "Jinjayo?" Yoona mengerang gemas melihat reaksi Sehun. Kesal dipermainkan terus. Ia membuang muka dan segera melangkah menjauhi pria itu. Langkah kesalnya membawanya ke hadapan meja yang terdapat botol wine disana. Bukannya menuang wine tersebut ke gelas, Ia malah menyeruput langsung dari bibir botol. "Yak.. Yak.." Tentu merasa takut dengan efeknya. Lantas Sehun memilih merampas minuman itu sebelum diseruput habis dengan Yoona. Nyaris saja, Masih tersisa setengah botol.

     "Pelit sekali!" Celutuknya menatap Sehun dengan wajah merengutnya.

     "Aku hanya tidak ingin kau kehilangan kesadaran." Kata Sehun lembut seraya menyeka sisa wine yang membasahi bibir Yoona. Walau itu hanya jari, Tapi berhasil membuat Yoona mematung seketika. Ternyata tidak hanya Yoona. Sehun terlihat ikut terdiam setelah menyelesaikan aksi jarinya itu. Suasana kembali hening. Masih dalam posisi berhadapan. Dengan Yoona yang menunduk malu, Dan Sehun tetap menatapnya langsung. Senyapnya keadaan membuat Yoona gelisah ditambah kini debaran jantungnya kembali terdengar. Aish! Kenapa kau harus berdebar hanya karena disentuh jari itu! Erang Yoona dalam hati. Ia mencoba berdehem pelan. Ia tahu itu, Sehun terus menatapnya. Dan ia terlalu malu untuk membalas tatapan itu. Apa yang harus aku katakan?!! Sesaat ia mendapatkan jawaban yang tepat untuk situasinya pada saat itu. Dengan berani ia mendongakan wajahnya guna membalas tatapan itu.

     "Aku mau.." Sehun sudah lebih dulu membungkam mulutnya. Ya, Sehun menciumnya. Tentu tidak mereda, Debaran jantungnya malah semakin kacau. Tak ada penolakan dari Yoona, Dilihat dari kedua tangannya yang perlahan naik lalu melingkar di leher pria itu. Dapat Yoona rasakan pergerakan bibir Sehun di tengah ciuman itu, Menunjukkan bahwa Sehun tengah tersenyum senang.

     Sehun menuntun ciuman itu dengan pelan penuh kelembutan. Menikmati setiap inchi bibir ranum Yoona. Setiap gerakkannya di bibir Yoona seakan menggambarkan betapa ia mencintai gadis itu. Perlahan dan mulai terbakar gairah. Sehun menggelitik bibir Yoona dengan ujung lidahnya. Berusaha membuka mulut Yoona agar ia bisa menjelajahi setiap sudut mulut gadis itu. Walau ragu Yoona tetap mengindahkan keinginan Sehun.

     Keduanya sama-sama menikmati sensasi dari ciuman itu. Bibir sensual Sehun melumat lembut seolah takut merusak. Membuat Yoona terus-terusan berdesir hangat atas perlakuan manisnya itu. Sesekali menggoda Yoona dengan menggigit bibir bawah Yoona, Sedikit menarik pelan lalu melepaskannya. Sehun semakin lihai dengan deru nafas mereka yang juga semakin memburu. Dia memiringkan kepalanya kekiri dan kekanan guna mencuri nafas tanpa harus menghentikan ciuman itu. Yoona sedikit tersentak ketika Sehun menggendongnya tanpa sekalipun melepasakan ciuman itu. Dalam gendongan itu Sehun mulai melangkahkan kakinya menuju kamar. Ya, Kamar. Rasa gugup mendesak Yoona untuk menghentikan ciuman itu. Dengan terpaksa kedua tangannya mendekap wajah Sehun, Sedikit memaksa Sehun untuk menghentikan aksinya itu.

     "Wae?" Tanya Sehun disela deru nafasnya. Tapi tetap saja melangkah santai menuju kamar. Yoona mengamati wajah Sehun sejenak. Ia tidak menemukan hal aneh pada raut wajah pria itu.

     "Bukankah kau harus istirahat untuk kerja besok?" Tanya Yoona luar biasa malu. Blush! Sehun tersenyum tak terbaca dan kini sudah melangkah masuk kedalam kamar.

     "Besok aku libur."

-

-

-

-

-

Continued..

-

-

-

-

-

(Cek cerita baruku ya. Judulnya Snowflakes dan The Blue Moon atau searching aja Hyull. Bakal keluar semua ceritaku.)

-

-

-

-

-

Hi kakak-kakak..

Saya baru saja terbitkan novel.

Judulnya White Romance

Jika ingin tahu, bisa cek di instagram saya @hyull

Murah kok. Rp 78.000

Dan White Romance novel terbaik yang pernah saya buat.

Siapa tahu tertarik, bisa langsung diorder.

Maaci..


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C13
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous