(Eriska Rosse)
Hembusan angin malam, belum lagi jalanan yang sepi. Aku dan Noah menaiki motor berdua, tanganku melingkar manis di perut laki-laki itu. Sampai saat ini, aku masih tidak percaya jika aku bisa sedekat ini dengan Noah. Debaran jantung ini tidak berhenti, terus saja berdetak sangat cepat. Yang aku takutkan, aku jatuh pingsan karena senang. Jika aku pingsan, aku akan sangat malu sekali di hadapan Noah.
Ada apa ini? Aku merasakan ada yang mengikuti aku dan Noah di sepanjang jalan. Aku menengok ke belakang, melihat dua motor berukuran besar yang tidak aku kenal. Empat orang berboncengan. Mereka dari tadi mengikuti kami dari belakang.
"Siapa mereka? Orang jahat kah?" Noah menatap kaca spion motornya
Tidak mungkin. Mungkin saja Pak John sudah menghubungi anak buah papa untuk mengawasi ku.
"Bukan. Mereka pengawalnya Papa, mungkin Pak John memerintahkan mereka untuk menjagaku sepanjang perjalanan."