Hingga akhirnya aku terpancing untuk ikut melakukan tindakan iblis yang mereka lakukan. Saat itu, aku diletakkan di depan gadis malang itu. Aku melihat wajahnya yang sudah berderai air mata. Rasanya aku tidak sanggup melihat kedua matanya yang menatapku dengan tatapan yang seakan berteriak agar aku tidak melakukannya. Namun teman-teman di sekelilingku terus saja mendorongku.
Aku berlutut di depan gadis itu. Bahkan celanaku sudah turun hingga di pahaku. Hatiku terus berkata itu salah. Namun aku takut dikatakan pengecut. Aku takut kesenangan yang sudah aku temukan ini menghilang. Aku takut tidak memiliki teman lagi dan berakhir kesepian dan hampa seperti dulu.