Berbagai pikiran berkecamuk di benak Mischa dan membuat kepalanya yang tadi sudah mulai dingin, kembali menjadi panas.
"Ahh... Vega, kuharap kau akan mengambil keputusan yang terbaik," gumam Mischa pelan.
"Kak Mischa...."
Sontak pria tampan itu membuka matanya saat ia mendengar suara serak Vega di dekatnya. Ia segera menoleh dan menemukan gadis itu berdiri di depannya, sedang menatapnya dengan mata cekung dan ekspresi dipenuhi kesedihan.
"Vega...? Ada apa?" tanya Mischa. Ia segera mengulurkan tangannya dan memegang lengan Vega. Hatinya terasa pedih melihat ekspresi kesedihan di wajah gadis itu.
Rasanya, ingin sekali Mischa memeluknya dan mengusap air matanya, tetapi ia takut dianggap bersikap tidak pantas kepada wanita yang sudah menjadi istri orang. Karenanya ia terpaksa menahan diri.