Télécharger l’application
32.71% T.I.M (treasure in murder) / Chapter 70: Chapter 69; Case 2: Perdagangan organ bagian 51

Chapitre 70: Chapter 69; Case 2: Perdagangan organ bagian 51

Sementara itu, Mikha dan Reyna sedang berjalan bersama-sama sambil membawa dua buah kotak berisi kostum yang akan mereka gunakan saat festival nanti. Pakaian-pakaian itu adalah karya Reyna yang di antaranya adalah kostum Elf yang akan di pakai Mikha saat membagikan brosur, kostum maid yang akan di gunakan para anak perempuan yang membuka stand cafe termasuk Aileen dan kostum Reyna yang berupa amor kesatria wanita. Dengan sebegitu banyaknya kostum yang Reyna buat dia tidak tampak letih sama sekali dan dengan santainya membuat semua pakaian itu saat waktu luangnya.

Reyna memang punya hobi menjahit dan karyanya tidak ada yang sama satu sama lain karena itu para anak perempuan ingin Reyna yang membuatkan mereka pakaian dan Reyna dengan senang hati melakukan permintaan teman-temannya, tentu saja itu semua tidak gratis. Dia mendapatkan cukup banyak uang karena hal ini dan hal itu membuat Reyna sangat senang.

"Cie yang bahagia habis dapet uang jajan."

Ujar Mikha yang di balas senyuman lebar oleh Reyna.

"Iya dong~ Eh Aileen kemana ya?"

Mendengar perkataan Reyna Mikha kembali mengingat kejadian saat Aileen pingsan beberapa waktu lalu. Aileen tidak hadir selama dua hari dan ia baru mengabari kalau akan hadir hari ini. Ia menanyakan keadaannya kemarin lewat telpon dan Aileen menjawab kalau ia tidak apa-apa. Setidaknya ia bisa menjawab telponnya saja Mikha sudah merasa lega, ia tidak suka kalau Aileen harus sampai terluka.

"Dia belum dateng, kencan dulu sama Rei kali."

Candanya mengalihkan pembicaraan membuat Reyna yang saat ini ada di sebelahnya tampak menahan tawanya karena ia masih harus jaga image di kampus.

"Pfffttt ada ada aja kamu Mikha, dengan hubungan mereka yang kayak gitu pasti lama banget buat mereka jadian dan bakal lebih lama lagi kita bisa liat Aileen pake gaun pengantin."

Mikha tahu yang di katakan Reyna benar. Keduanya tampak tidak bisa jujur dengan perasaan masing-masing, ia juga melihat kalau Aileen mulai menyukai Rei tapi dia masih ada dalam masa 'penyangkalan' dimana dia berusaha menyangkal perasaannya sendiri kepada Rei sementara Rei bukannya mendekati Aileen juga tampak menyangkalnya. Oh ia sungguh ingin mendekatkan kepala mereka agar mereka segera berciuman saking gemas melihat kelakuan keduanya.

"Kamu bener. Aileen masih keras kepala dengan perasaannya sama kak Rendi sementara Rei gak mau bilang duluan. Hubungan mereka gak ada kemajuannya."

Keduanya menghela nafas, mau bagaimana lagi? Aileen sangat setia dengan Rendi. Tidak mungkin ia menerima laki-laki lain yang tiba-tiba datang kepadanya. Apalagi mereka saling kenal baru sekitar seminggu lebih. Yang berusaha mendekati Aileen selama berbulan-bulan saja tidak berhasil apalagi Rei yang baru kenal hampir dua minggu dengannya. Keduanya pun kembali berjalan sambil mengobrol sebelum kemudian Reyna melihat seseorang yang tadi baru saja mereka bicarakan.

"Eh sebentar Mikha itu bukannya Aileen?"

Mendengar perkataan Reyna Mikhapun menengok ke arah yang sama dengan Reyna. Ia melihat Aileen tampak keluar dari mobil Rei, laki-laki itu tampak sedang menggendong Riku di salah satu tangannya yang tampak asyik memainkan sesuatu di tangannya. Karena jarak mereka tidak terlalu jauh dari tempat di mana Rei memarkirkan mobilnya mereka bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas.

"Mama bantu yang lain dulu. Kamu sama papa dulu ya?"

Mendengar perkataan Aileen Riku yang sedang sibuk dengan game baru di tangannya menengok kepadanya sambil tersenyum lebar.

"Iya mama!"

Melihat senyuman lebar Riku Aileen ikut tersenyum dan mengusap rambut Riku dengan lembut.

"Jangan nakal ya?"

Rei tersenyum melihat interaksi di antara ibu dan anak itu, Mikha untuk memutuskan untuk diam saat melihat mereka. Ketiganya tampak seperti keluarga yang sempurna, kenapa Aileen masih menyangkal perasaannya kepada Rei? Ia berencana untuk membiarkan mereka, tapi sayang temannya yang tidak peka tidak sepemikiran dengannya.

"Aileen!!"

Mendengar suara Reyna perempuan itu tampak langsung menengok dan menghampiri keduanya dengan Rei dan Riku yang mengikutinya dari belakang sementara Mikha menepuk wajahnya sendiri melihat kelakuan Reyna. Kenapa dia harus mengganggu Aileen di saat seperti ini?!!

"Kalian bawa apaan itu?"

Tanyanya dengan wajah penasaran sambil menatap kotak yang di bawa oleh Reyna dan Mikha.

"Kostum buat festival nanti~"

Jawab Reyna dengan Ceria, Aileen baru ingat kalau sebentar lagi festival akan di mulai. Ia akan menjadi salah satu koki di maid cafe sementara Mikha dan Reyna akan menarik perhatian orang lain dengan kostum mereka sambil membagikan brosur.

"Reyna rok kostum aku gak kependekan kan?"

"Ya pendek lah! Yang lain juga roknya pendek-pendek Aileen."

Ujarnya sambil memperlihatkan kostum Aileen. Bagian atasnya adalah pakaian chef yang di modifikasi menjadi lebih imut dan aksen kotak-kotak. Bando dengan topi chef kecil berwarna putih dengan hiasan berbentuk wipcream dan strawberry, sepasang kaos kaki yang panjangnya di atas lutut dengan hiasan renda, juga rok kotak-kotak pendek warna merah dan putih terlihat oleh Aileen. Rei yang juga ikut melihat pakaian itu mulai membayangkan bagaimana penampilan Aileen saat menggunakannya dan ia hanya bisa menelan ludahnya. Ia yakin Aileen akan sangat manis menggunakan pakaian itu tapi ia tidak rela Aileen di perhatikan oleh laki-laki lain!!

"Kenapa aku pake rok sedangkan kalian pake celana?! Ini gak adil!"

"Ini adil Aileen kamu kan tugasnya di dapur, oh aku juga bikin pakaian maid buat kamu kali aja butuh."

"Reyna kamu jahat."

"Aku gak jahat, Kalau kamu gak pake rok yang lain nanti protes Aileen. Nah mending sekarang kamu ikut kita buat nyobain kostumnya siapa tahu ada yang gak bener biar bisa langsung aku benerin."

Aileen memberikan tatapan memelas kepada Rei yang hanya bisa tersenyum pasrah melihat kekasihnya mau di bawa kabur oleh Mikha dan Reyna. Rei pun menarik lengan Aileen membuat perempuan itu menengok padanya dan mencium keningnya secara singkat. Aileen terlihat agak kaget begitu juga Reyna dan Mikha yang melihat kejadian itu.

"Liku juga mau cium mama!!~"

Mendengar suara imut Riku atmosfir romantis tadi tiba-tiba langsung menghilang dan Rei hanya tertawa sambil mendekatkan Riku pada Aileen. Setelah Riku mencium pipi Aileen anak itu tersenyum.

"Hati-hati mama~!"

Aileen mengangguk dan berjalan pergi setelah melirik Rei sekilas. Perempuan itu berjalan bersama kedua temannya sementara Rei mengambil tas laptopnya dari dalam mobil dan berjalan ke arah cafe tempat biasa mereka berlama-lama menunggu Aileen sambil makan dan minum. Keduanya masuk ke dalam cafe, duduk di kursi tempat mereka biasa duduk dan Rei mendudukkan Riku ke atas kursi anak sementara ia mengeluarkan laptopnya dari dalam tasnya.

"Riku kamu belum ketahuankan?"

Tanyanya sambil menatap Riku yang sibuk mengendalikan dua drone mini yang mengikuti Mahesa yang saat ini sedang berada di gudang untuk memastikan tidak ada barang yang hilang. Kedua drone itu mengikuti Mahesa tanpa suara, satu drone bertugas untuk memproyeksikan gambar para korban yang Mahesa bunuh untuk menakutinya sementara satunya lagi bertugas untuk merekam semua yang terjadi. Rei sengaja merekamnya untuk dia perlihatkan kepada Aileen, dia akan tertawa puas saat melihat wajah Mahesa yang gelisah karena roh buatan yang ia program untuk sekedar main-main bersama Riku.

Setelah Aileen memberinya ide akhirnya Rei memutuskan untuk menjadikan Mahesa sebagai kelinci percobaan dari penemuan jahilnya untuk menghilangkan kebosanannya dan Riku yang tertular kejahilannya hanya ikut-ikutan. Riku tahu ayahnya yang dia tahu jahil tidak akan menjahili orang asing tanpa alasan jadi tanpa sepengetahuan ayahnya (Rei) Riku memeriksa Rekaman di hari saat ibunya di gendong ayahnya ke cafe dan di bawa ke rumah sakit setelah mengantarnya dan kedua kakak perempuannya pulang. Setelah menonton apa yang terjadi dia langsung minta penjelasan kepada Rei. Mengetahui orang itu berusaha mencelakai ibunya Riku tentu marah tapi dia tidak memberitahukan hal ini pada saudaranya yang lain. Pada akhirnya keduanya memainkan kedua drone itu secara bergantian dan karena pengendalinya berbentuk mirip PSP tidak ada yang mengira kalau mereka sedang main drone tapi main game lawas.

Di bagian layar pengendalinya juga tidak terlihat seperti sedang mengendalikan drone tapi sebuah game pixel dengan nama Scare People. Game ini terlihat seperti bertujuan untuk menakuti orang-orang yang ada di dalam game tapi sebenarnya orang-orang yang ada di dalam game itu ada di dunia nyata. Keduanya melihat Mahesa yang tampak terkejut melihat salah satu korban wanita yang dia ambil organnya tampak berdiri di dalam gudang dengan pakaian yang tampak bersimbah darah. Mahesa menjatuhkan tablet yang ia bawa dan berlari ke luar gudang. Riku dan Rei tertawa puas melihat hal itu dan mereka langsung tos bersamaan.

"Dia masih belum sadal papa, om itu kulang pintal. "

"Iya kamu benar, ayo berhenti dulu main gamenya. Kamu dapet PR dari papa kan?"

"Udah di keljain! Lagian papa liku masih belum puas bikin om ini mendelita. Siapa suluh belani nyelakain mama huph!"

Rei tertawa kecil mendengar perkataan Riku. Dia tahu Riku di sangat di sayang oleh Aileen karena itu tidak aneh Riku sangat over protective terhadap Aileen. Sebagai anak laki-laki dia pasti merasa kalau ia harus melindungi ibunya, Rei makin menyukai Riku. Ia masih belum memberitahu Aileen tentang otak jenius Riku dan dia berniat memberitahukannya setelah Mahesa tertangkap.

"Kamu boleh ngerjain om itu sampai dia hampir gila tapi jangan bikin dia gila beneran ntar dia gak bisa di penjara ya? Sekarang kamu harus makan dulu kalau gak mama nanti yang bakal ngambek sama papa. Ntar papa di kira gak ngurus kamu lagi."

Ujarnya sambil mengeluarkan kotak makan berisi nasi sop ayam dengan sayuran yang terdiri dari brokoli, kol dan wortel yang di potong kecil-kecil begitu pula ayam tanpa tulang yang di potong kecil agar Riku bisa mudah memakannya sendiri. Kedua mata Riku langsung berbinar-binar melihat makanan dalam kotak bekalnya.

"Yey!! Sop ayam buatan mama!!"

Dia langsung meletakkan pengendali drone berbentuk PSP tadi dan mengambil kotak bekalnya sebelum kemudian memakannya dengan lahap.

"Kamu enak di bawain papa gak."

Gerutu Rei sambil memesan makanan lewat tablet di hadapannya sambil memperlihatkan rekaman mini cam di mana Aileen berada. Gadis itu terlihat berjalan bersama Mikha dan Reyna yang tampak menggodanya tapi kemudian hal yang tidak dia kira terjadi. Mahesa tampak berlari ke arah mereka bertiga.

"Ini buruk..."


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C70
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous