Chapitre 87: Syarat Pengampunan

Apartemen Soho, Kota X.

Kalimat kesal yang sudah disiapkan tiba-tiba hilang begitu saja, ketika Aliysia melihat senyum sebagai penutup sapaan lembut dari suaminya.

Kalau sudah begini, bagaimana bisa aku kesal dengannya, ck! Menyebalkan sekali, Vian jelek. Curang ih! batin Aliysia kesal.

Ya, kesal kepada diri sendiri tepatnya.

"Kok diam? Jahat sekali, masa sapaanku tidak dijawab."

Aliysia tersadar ketika Vian kembali bersuara, saat ia belum membalas sapaan selamat pagi sang suami. "Selamat pagi," balasnya ketus dan berjalan dengan wajah kesal.

"Ada apa?" tanya Vian pura-pura polos, berjalan ke arah meja sambil meletakan dua cangkir berisi kopi dan ...

"Susu coklat!"

Bola mata seketika berbinar ketika melihat minuman kesukaannya di atas meja. Kemudian ia melihat sang suami, saat suaranya kembali terdengar memanggil.

"Iya, Lysia. Itu susu untuk kamu, aku sengaja buat khusus untukmu," ujar Vian seraya menepuk kepala istrinya lembut.

Deg!