Terry menelan salivanya melihat Lucken yang hanya memakai celana pendek dengan bertelanjang dada.
"Kenapa kamu melepas kemeja kamu?" tanya Terry dengan perasaan gugup menahan debaran jantung di hatinya.
"Aku merasa badanku gerah, sepertinya panas sekali aku rasakan. Mungkin aku sedikit demam." ucap Terry kemudian berbaring di tempat tidur.
Melihat Lucken berbaring di tempat tidur dengan telanjang dada, Terry semakin gugup tidak bisa menahan perasaannya dalam hatinya.
"Ada apa Terry? kenapa kamu hanya berdiri di situ? Bukankah kamu mau mengolesi kedua lututku?" tanya Lucken dengan wajah yang terlihat sayu.
Terry menganggukkan kepalanya. Dengan hati berdebar-debar Terry duduk di samping Lucken kemudian membuka salep yang berubah gel untuk mengolesi kedua lutut Lucken.
"Aku tidak percaya kalau kedua lutut kamu terluka seperti ini Luck? pasti saat itu kamu sangat kesakitan sekali?" ucap Terry sambil mengolesi kedua lutut Lucken dengan sangat hati-hati.