Kenapa Billy Li bisa berpikir kalau aku mau? Tanya Shia Tang yang mengumpat dalam hati. Tapi, tubuhnya masih belum pergi meninggalkan ruangan itu.
Ruangan itu sudah sepenuhnya gelap dan hanya diterangi oleh lampu tidur. Shia Tang tahu bahwa langit di luar sudah gelap. Dia tidak menyangka kalau dirinya bisa berbaring di ranjang ini, kemudian tertidur.
"Kalau tidak ingin pergi, bilang saja. Tidak perlu kamu sembunyi, kan?" gumam Billy Li.
"Siapa yang tidak mau pergi? Aku hanya... Hanya..." kata Shia Tang yang marah dan cemas. Sekarang ia malah tidak mampu mencari alasan yang tepat.
Suara Billy Li masih seperti dulu... sangat dingin. Seperti sedang menyalahkan Shia Tang, tapi juga seperti sedang bercanda. Apa memang bercanda? Apa pria yang dingin dan keras ini juga bisa bercanda dengan orang lain? Batin Shia Tang.
"Apalagi, kamu sangat pandai memilih tempat," kata Billy Li menambahkan.